#10. jadian

11 2 0
                                    

"jika kamu berbuat baik, kebaikan itu adalah (kembali) untuk dirimu sendiri"

(Al_Isra:7)

***

dengan sedikit cepat, ku terlusuru koridor sekolah, agak cepat untuk sampai ke mushol, tapi tiba-tiba langkah ku terhenti, "kak..." ujar seseorang menghelangi langkah ku.

"iya?"

"di panggil sama pak muhit."

"dimana?" tanyaku.

"diruang guru, kak."

"oh ya, makasih," ujarku lantas dia melangkah menjauh, aku kembali melangkahkan kakiku menuju mushola mungkin setelah solat sebentar aku akan keruangan pak muhit ujarku dalam hati.

***

Dengan sedikit memburu aku mengaitkan tali sepatuku, dan berdiri melangkah. belum sempat aku meninggalkan pelataran mushola, kiniku kembali berhenti, mangambil ponsel yang bergetar yang kusimpan disaku baju, dan disana terdapat sebuh pesan dari kak fais 'assalamu'alaikum kei, cepatlah datang keruangan pak muhit'.

Setelah membaca pesan singkat tersebut, dengan cepat ku berjalan menuju ruang guru, ada perasaan tidak enak yang mengganjal pikiranku saat ini 'apa aku membut kesalah yang sangat fatal?' tanyaku dalam hati, dan setelah samapi di depan kantor guru, sungguh aku sangat takut,

bissmillah..

gumamku dan melangkah masuk kedalam ruang guru yang pintunya sudah terbuka, dan saatku sudah masuk kedalam ruang guru tersebut, para guru berlalu-lalang sesekali ku menjawab pertanyaan saat seorang guru melontarkan pertanyaan.

"kei, kamu sudah ditunggu diruangan pak muhit," ujar seorang guru dan ku balas dengan anggukan, lantas berjalan ketempat pak muhit yang berada diujung ruangan.

"assalamu'alaikum." Ucapku.

"wa'alaikumussalam." Jawab pak muhit dan kak fais dengan kompak.

Segera aku mendududkan diriku disofa yang bersampingan dengan kak fais sedangkan pak muhit duduk didepan kami.

"khmmm." Dehem pak muhit memecah keheningan.

"siapa dulu nih?" tanya pak muhit, sedangkan aku hanya diam tak mengerti. "kamu dulu is" lanjutnya.

"mmm." Gumamnya, "bagaimana kalu pak muhit dulu," tawar kak fais.

"sudah kamu dulu" paksa pak muhit, dan aku melihat kak fais mengangguk, lantas dia melirikku yang sedang meliriknya dan aku langsung menundukan pandanganku.

"khmmm.." dehemnya canggung, " jadi gini pak, key. Sebenarnya aku mau mengundurkan diri sebagai ketua ekskul seni bela diri tapak suci." Paparnya yang membutku mengerutkan dahi tak mengerti sekaligus tak percaya dengan ungkapan kak fais sekaligus ketua ekskul seni bela dari tapak suci yang aku geluti.

"kamu yakin?" tanya pak muhit canggung dan aku menggungguk setuju dengan pertanyaan yang dilontarkan beliau.

"jadi gini, berhubung saya sudah menginjak kelas XII dan kegiatan semakin padat jadi saya mengundurkan diri sebagai ketua ekskul," paparnya.

"terus siapa yang akan menggantikan jabatanmu?" tanya pak muhit dan lagi-lagi aku mengngguk setuju.

"saya sudah menunjuk seseorang supaya menggantikan jabatan saya."

"siapa?" tanyaku mulai penasaran, lantas kedua pria tersebut menatapku, da aku meliht pak muhit menganggguk.

"saya menujuk ANINDITA KEISHA AZZAHRA." Uangkapnya yang membutku terkesiap sekaligus terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MungkinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang