"heh gin lo nggak ngejenguk tuh orang?" tanyaku saat ginna sedang asik melihat-lihat minuman yang ada didalam lemari pendingain.
"siapa?"tanyanya balik.
"tuh orang yang seminggu lalu lo timpuk pake kaleng botol" paparku.
"oh ya aku lupa" pekiknya dengan nada yang begitu sangat kencang.
"lo gak jenguk?"tanyaku lagi.
"mmm... yah tapi lo ikut ya".
"lah kenapa gue ikut?".
"lo juga salah kali"
"loh ko salah gue sih" ujar akbar sambil menunjuk diriku sendiri.
"ya iyalah, coba aja kalu lo nggak usil waktu itu gue nggak bakal ngejar lo bahakan sampe nimpuk lo tapi yang kena tuh orang" jelasnya dengan nada mengebu-gebu.
"ooh berati lo niat nyelakain saudara lo sendiri?" tanyaku.
"habisnya lo bikin gue kesel tau gak" tandas ginna sambil mengerucutkan biirnya.
"mmm.. yah deh" jawabku sambil tersenyum.
"mmm... bawa apa yah bar?" tanyanya sambil mengetuk-ketuk dagunya.
"terserah lo aja".
"kalu coklat dia suka gak yah?".
"mmm... menurut gue sih jangan coklat, bagaimana kalu buah-buahan aja kan kalau orang sakit butuh vitamin dan serat tuh" paparku dan langsung diangguki oleh nya.
Ginna berjalan menuju ketempat buah-buahan, dian memasukkan beberapa buah-buahan dari mulai apel, anggur, pisang dan yang lainya.
"lah itumah buah-buahan kesukaan lo semua" pekik akbar sambil melihat ke arah keranjang yang terdapat banyak makanan.
"heheh... kan gue gak tau apa kesukaanya, jadi gue beliin buah-buahan yang gue suka aja deh, dan nanti gue tanyain deh dia ska makanan apa" paparnya panjang lebar dan diangguki oleh ku.
Kami berjalan menuju kearah karsir, dan setelah membayar semua makanan yang tadi dibeli kami melanjutkan perjalanan kami menuju kerumah sakit, kami memasuki lift dan menekan tombol 5 dan secara otomatis pintu lift tertutup.
Aku dan ginna berjalan menelusuri koridor menuju ke ruangan sang adik, "hay.... dek?" sapaku setelah memsuki ruangan yang sangat luas.
"hay.. cikaaa" pekik ginna sambil melambaikan tanganya ke arah sepupunya alias adik dari akbar tersebut.
Di ruangan itu di tempati seorang perempuan dengan berperawaka wajah yang sangat cantik, dengan rambut panjang berwarna hitam legam kulitnya yang putih pucat pasi, di tangan kanan-nya terpasang selang infus sedangakan sang gadis tersebut sedang berbaring dengan menghadap kaca jendela yang sangat besar yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit.
Gadis itu masih berbaring menatap kearah jendela, padahal suara sang kakak dan saudaranya bergema di ruangan tersebut yang didominasi berwarna putih da biru langit.
Sang kakak yang mengerti dengan keadaan sang adik mendekat ke bad, menarik kursi dan mendekatkan kearah sang adik, sedangkan ginna dia menaro belanjaanya di nakas samping bad sang saudarnya tersebut, dan mengambil buah-buhan untuk dicuci dan memeotong-motongnya.
Sang gadis yang awalnya diam saja seketika menoleh ke dua orang tersebut, ya dia kenal keduanya, seorang yang duduk di sampingnya ialah sang kakak tercinta sedangkan perempuan yang didekat nakas tersebut sedangkan tanganya yang licah memotong-motong buah-buahanya ialah saudaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mungkin
EspiritualSeorang gadis dengan kebiasaanya yang suka diam membuatnya dalam masalah... Gadis tersebut bahkan dijuluki dengan gelar 'BISU' oleh teman sekolahnya, selalu dibully, di cacimaki bahkan kekerasanpun dia dapatkan, tak ada yang membelanya tak ada yang...