2

1.6K 220 5
                                    

Hampir dua bulan, (Name) kini menyandang status single nya kembali setelah ia mengakhiri hubungan dengan Akashi secara sepihak. Ia memulai harinya kembali seperti biasanya.

Momoi dan Kise yang mengetahui hubungan (Name) putus dengan Akashi, dan (Name) meminta pada mereka berdua untuk tidak memberitahu teman yang lainnya. Kenapa? Biarkan Akashi yang memberitahu yang lain.

Satu gelas kopi hangat di siang hari benar-benar membuatnya rileks dan pikirannya kembali realistis. Suhu yang minim karena hujan, semakin membuat suasana nyaman baginya.

Rasanya, begitu bebas. Beban semuanya seperti hilang dalam hidupnya. (Name) merasa ia seperti seseorang yang baru lahir.

Tiba-tiba telepon (Name) bergetar, dan ia melihat nama Momoi dilayar ponselnya.

"Moshi, moshi, ada apa, Momoi-chan?"

"(Name)-chan malam ini aku mengadakan pesta makan malam, (Name)-chan mau ikut?"

"Pesta? Ada siapa saja?"

"Semuanya! Teman-teman semasa SMP juga ada."

"Artinya, dia ada 'kan?" tiba-tiba suara (Name) mulai menjadi lebih dingin.

"D-dia? Maksud (Name)-chan Akashi-kun? Tidak, Akashi-kun sedang sibuk dengan pekerjaannya."

"Baiklah, aku ikut. Jam berapa?"

"Pukul 7 malam ke rumah, ya!"

"Oke."

Sambungan telepon diakhiri, setidaknya selama tidak ada Akashi, semuanya akan baik-baik saja.

(Name) berjalan pergi menuju rumah Momoi, ia rasa akan lebih sehat jika berjalan di malam hari. Jalanan yang ia lewati lumayan sepi, dan hanya lampu remang-remang yang menjadi pencahayaannya.

Di depan, (Name) melihat sekumpulan pria yang sedang berbicara, ada rasa takut dalam dirinya, namun ia hanya harus berjalan cepat dari sana maka ia akan sampai di rumah Momoi.

"Hey, kenapa terburu-buru?" salah satu dari mereka menyentuh pundak (Name).

"Jangan sentuh aku!"

"Hooo. Gadis kecil sepertimu membentak, ya," mereka tertawa.

(Name) mendecih lalu ia segera melangkahkan kakinya, namun pria itu menarik tas (Name).

"Kembalikan tasku!" teriak (Name) sambil mencoba mengambil tasnya.

"Banyak uang dan kartu kredit, kita ambil ini, lakukan tugas kalian."

(Name) merasakan firasat buruk soal ini, salah satu dari mereka memegang (Name) dan yang satu lagi mengeluarkan gunting.

"A-apa yang akan kau lakukan?!"

"Kau sudah banyak melihat pekerjaan kami, maka kami akan membutakanmu."

"Apa..?" (Name) terkejut mendengarnya.

"TIDAK! TOLONG!" (Name) berusaha meronta dari genggaman mereka, namun terlambat sudah.

Salah satu mata (Name) terkena tusukan gunting, membuat (Name) mengaduh kesakitan dan menangis.

"Huhuhuhu, mataku."

Setelah beberapa saat, (Name) merasa dirinya kehilangan kesadaran. Yang terakhir ia lihat adalah seseorang yang menolongnya

"Akashi-kun?"

𝐒𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐞 | A. SEIJUUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang