prolog

215 35 11
                                    

Ditempat yang sepi ini ia berada, seorang perempuan kecil yang tengah terduduk disertai dengan air mata yang mengalir di antara kedua pipinya. Ia menangis ter sedu-sedu melihat orang yang ia cintai meninggalkan dirinya, bersamaan dengan ayah nya yang juga meninggalkannya sendirian dan lebih memilih pergi bersama orang yang baru dalam  kehidupannya. Bukankah itu sangat kejam? Seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama harus bisa menjalani hidup tanpa adanya dukungan dari kedua orang tuanya?

Tubuh nya pun bergetar hebat, bahkan langit sudah akan berubah warna menjadi kelabu, ia tidak peduli dan masih tetap meratapi batu nisan itu dan mengelus-ngelusnya secara perlahan. Tanpa ia sadari air pun turun dari langit dirgantara yang mulai gelap di atas sana, melengkapi kesedihan yang di deritanya untuk kali ini.

Dalam hatinya ia berbicara mengapa takdir nya sekejam ini? Apakah ia akan semenderita seperti sekarang ini untuk selamanya? Ntahlah ia juga bingung untuk memikirkan semuanya. Terlebih ia harus terbiasa dengan kehidupan barunya yang akan ia mulai dengan kesendirian dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Sampai adanya seseorang dalam hidupnya, apakah hidupnya akan menjadi lebih baik? Atau tidak sama sekali?

Halo, salam kenal. Vote dan komennya ya kalo suka wkwk. Love you😋😘  Jangan lupa baca lanjutan cerita selanjutnya yaa....

AndrenathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang