prelude

3.8K 232 17
                                    

🌑

Bulan telah muncul dari bilik
awan yang kini menggelap.

Di sisi Hutan yang tersembunyi,
seorang perempuan duduk dengan anggunnya dibatang pohon yang tumbang.

Ia menanti kedatangan seseorang.

"Apa kau menunggu lama?" suaranya membuat perempuan itu menoleh.

"Tidak begitu lama" perempuan itu tersenyum,senyum itu terlihat manis,namun dibalik itu ada sesuatu yang serius dari sorot matanya.

Sang pria ikut duduk disampingnya, saling memandang sungai yang ada didepan mereka. Tak tahan dengan kesunyian yang ditemani aliran sungai.

Sang pria kembali membuka suara.
"Ada apa.. kenapa suasananya jadi hening?"

"aku bingung harus darimana.."

"Kau tau bukan aku selalu mencintaimu.." suara perempuan itu parau, "aku selalu tau,begitu juga denganku.." si pria membalasnya dengan nada serius.

Kini semuanya terasa canggung, dan ditambah dengan kalimat yang membingungkan bagi sipria, perempuan itu pun sadar kalau ini terdengar menyedihkan.

"jika ditakdirkan bertemu maka akan bertemu, jika ditakdirkan bersama maka akan bersama.."

"Sekarang aku tak mengerti," si pria berniat mencari makna dari ucapan si perempuan. Bagaimana bisa perempuan yang dikenalnya selalu terlihat ceria dengan lengkung dibibir dan wajah yang terlihat berseri, berubah menjadi begitu murung, sendu, dan takut.

"Kau akan mengerti,sampai disini saja," tak memberi jawaban justru malah mencari alasan untuk pergi. Perempuan itu ingin bangkit, namun pergerakannya berhenti ketika sebelah tangannya ditahan. Digenggam erat olehnya, pria itu benar-benar menunjukkan ekspresi tak mengerti..

"Apa maksudmu, kau takan pergi kan??"

si perempuan berusaha melepaskan genggamannya. Dan setelah terlepas dengan terpaksa, dia bersuara membawa kalimat kalbu.

"Aku tak benar-benar meninggalkanmu, aku selalu ada disana," jari telunjuknya ter-arahkan ke jantung si-pria, yang ditunjuk terdiam. Ia paham tapi menolak untuk mengerti.

"selamat tinggal.."
Ucapnya kemudian pergi begitu saja.


Saat si perempuan pergi melangkah cukup jauh, "Jangan pergi untuk selamanya.."

Sang pria berteriak pada sosok si perempuan yang kian menghilang ditelan kabut yang gelap.


Tubuhnya berkeringat penuh,ia terbangun lagi dari mimpi yang selalu sama..

Mimpi yang terasa nyata,
seperti saat kamu menonton tayang ulang sebuah film dokumenter dari otakmu, dari kenanganmu..

Namun sayangnya dahyun tak pernah melihat jelas wajah kedua orang yang selalu ada dalam mimpinya.

TBC

~•~
Klo ceritan gak seru maklumin ya,soalnya baru nulis cerita. Itupun angot-angotan.


jika kalian menyukai cerita ini tolong vommentnya..

Kritik dan saran yah

Fighting readers!!!

The  Time I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang