these day and the answer

954 143 1
                                    










~happy reading


Dahyun berusaha berpenampilan sopan dan sederhana tentu rapih juga, rambutnya ia kuncir dengan pita.
Sepatu kets yang simpel berwarna ungu muda, jika bukan karena kerumah kim seongsanim ia tak akan seribet ini, Dahyun mencari setelan baju berjam-jam.

"Dahyun turun, ada temanmu yang datang," Dahyun yang sedang berkaca sadar dipanggil Ayahnya,
Setelah Mendengar Panggilan ayahnya, ia mengambil tas selempang, lalu keluar kamar dan menuruni tangga.

Saat semua tangga telah ia turuni,
Taehyung disamping Ayahnya tersenyum, benar pikir Dahyun pasti Taehyung menjemputnya.
Dahyun mendekati keduanya,
"Kau rupanya," Dahyun berseru
bosan,

"kenapa kau terlihat bosan bertemu denganku,"

"Bukan bosan, hanya malas."
Sekarang Dahyun menjadi anak yang menyebalkan menurut Taehyung.

"Ayah aku pergi dulu," izin dahyun sambil memeluk ayahnya kemudian pergi keluar toko,
"Paman aku juga," Taehyung membungkukan badannya pamit,
"Taehyung jaga putriku," Ayah dahyun berpesan, Taehyung mengangguk lalu menyusul Dahyun.

Keduanya masih didepan dinding toko Dahyun,

"Ini sepedamu?" Tanya Dahyun,
Taehyung mengangguk,
"Rumahmu dekat ya?" Taehyung menggeleng.
"Kenapa naik sepeda, kau tidak lelah mengayuh?" Taehyung langsung menaiki sepedanya,
"Naik saja," Dahyun naik diboncengannya menggenggam jok Taehyung.

Dahyun merasa ada yang aneh mengapa Taehyung tak lelah mengayuh sepeda dari kota hingga jalan seperti ini jika diukur jaraknya sangat jauh pasti, dan kecepatannya tak terhitung pada setiap langkah. Mereka melalui jalanan begitu sepi dan banyak pepohonan tinggi.

"Apa ini sebuah desa?" Dahyun bertanya memastikan ia tak diajak ketempat aneh. "Bukan," Taehyung didepannya menjawab.
"Apakah sudah dekat dengan rumahmu?" Dahyun bertanya lagi,
"Sudah," seketika sepedanya berhenti.

"Kenapa berhenti?"

"Sudah sampai,"

"Tapi dimana rumah mu?"
Taehyung turun dari sepedanya,Dahyun mengikuti.
Taehyung menarik tangan Dahyun membawanya ke jalan kecil yang terbuat dari lubang pohon tinggi,melintasi jalan yang disampingnya rumput tinggi dan pohon besar.

"Apa ini hutan?" Batinnya bertanya.
Mata terbelak setelah melihat sebuah rumah besar yang terbuat dari kayu dan kaca di tengah-tengah pohon besar.

Taehyung menekan knop pintu itu, lalu mengajaknya masuk.

"Ini rumahku," ucap Taehyung, Dahyun memperhatikan setiap sudut rumah ini, dan saat itu terjadi kim seongsanim dan saudara-saudari Taehyung menghampiri, ketiganya kompak berkata, "selamat datang!" Dahyun tersenyum lebar hingga giginya terpampang jelas.

Kim seongsanim dan Joohyun kakak Taehyung.
Mengajak Dahyun ke-dapur untuk memasak, makanan yang dibuat hampir matang, kue yang telah Dahyun buat tinggal dipanggang.

"Sudah Dahyun biar aku saja yang memanggangnya," joohyun mengambil loyang kue,

"tapi kak-" baru setengah kata, "Taehyung ajak Dahyun bersama mu,"
Taehyung datang mengajak Dahyun keruang tamu karena perintah joohyun.

Dahyun melihat-lihat bingkai yang berisi poto Taehyung,joohyun,yoongi,kim seongsanim dan pria tua yang diyakini Ayahnya.
Di poto itu mereka semua tersenyum kedepan menghadap kamera,
Dahyun terharu keluarga ini terlihat sangat kompak dan harmonis, bahkan mata Dahyun berkaca-kaca.
Taehyung yang melihat kilap dimata Dahyun,
"ada apa?"

"aku hanya iri."

"Iri kenapa?"

"Kau memiliki saudara yang melindungi mu, ibu yang mendidikmu, Ayah yang mendorong mu semuanya terlihat saling melengkapi."

"Kau juga punya Ayah yang dapat menjadi apapun,"

"Tapi aku tak memiliki ibu.."

"Maaf aku tak tau soal itu,"

"Jangan minta maaf itu bukan salahmu, ibuku meninggal setelah aku digendonganya untuk pertama kali, aku rasa jika aku tak lahir mungkin ibu tetap bersama ayah,"
Dahyun meneteskan air matanya,
Taehyung tau saat ini Dahyun dalam keadaan rapuh,
Ia mendekati Dahyun,membawa Dahyun kedekapannya lagi,mengelus punggungnya pelan.

Sadar pada pelukan yang diberikan, Dahyun melepaskan pelukannya.
Ia mengelap air matanya,

"Ah maaf," setelah Taehyung tau pelukannya dilepas.

"Jangan minta maaf pada apa yang bukan salahmu," ucap Dahyun ia kembali menjelajahi ruangan itu, hingga Taehyung mengajaknya ke-kamar miliknya.
Dahyun berdiri pada balkon, tangannya bergantung dipagarnya ia menikmati hawa sejuk, memandang pepohonan tinggi.

Dahyun berbalik menghampir rak yang berisi buku-buku, Dahyun terlalu penasaran menjadi seorang.
Ia membuka beberapa buku, saat tangannya menaruh buku diary yang dikunci, sesuatu dari lembarannya jatuh.
Ia mengambilnya, itu sebuah foto matanya ia gosokan beberapa kali memastikan ini bukan sebuah ilusi.
Disebuah foto itu mengingatkan jelas dua orang yang selalu ada dimimpinya,
Pikiran Dahyun menampilkan adegan demi adegan dimimpinya, mencocokan objek mimpi dengan objek foto itu.
Itu Taehyung dan dirinya dengan nuansa dan latar dimimpinya.

"Makanan sudah matang,"
Taehyung yang baru membuka pintu kamarnya, ia merebut foto itu setelah tau ada ditangan Dahyun.
"Kau melihatnya?
Kau memimpikannya kan?" Taehyung bertanya dengan suara pelan namun ekspresinya terlihat sedih bahkan air matanya turun.
Dahyun tak mengerti apa kaitan foto itu dengan mimpi dan dirinya, apa hubungannya dengan Taehyung, siapa dirinya sekarang Dahyun diam tak bergerak sama sekali. Ia terus memperhatikan Taehyung yang menangis.

~•~
Hai semuanya bagaimana episode ini?? Seru atau ngebosenin??

Next ato lanjut??

Dari kalian ada yg tau ceritanya tentang apa?

Vote dan komen yah karena saya butuh dukungan seperti itu😳

Dan semangat berpuasa ya:-)
Jangan lemesh okeh^_^

The  Time I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang