Dahyun and she in the past

602 89 7
                                    

Hi semua!
Ni bab baru udah aku publish, semoga suka ya sama bab ini. Oh iya Taehyung gak akan muncul dibab ini. Jadi aku harap kalian tetap baca walaupun g ada Taehyung...

~Happy Reading~

Dahyun bersandar pada pintu kamar yang baru ia tutup. Rasanya terlalu dingin berlama-lama di taman, maka dari itu dia memutuskan untuk kembali ke kamar. Masa bodo dengan Eunwoo yang tiba-tiba marah terhadapnya.

Dahyun juga butuh waktu untuk merencanakan pelariannya. Dan dia juga perlu waktu untuk mendengar semua masa-lalunya dengan Eunwoo dari Rena.

Dimana Rena sekarang? Tadi dia ada dikamar dengan dua dayang.
Karena Dahyun tau, Rena bekerja sebagai salah satu pelayan.
Dia memilih ke luar lagi dari kamar untuk ke dapur, pikirnya pasti Rena disana.

Dia agak bingung dimana letak Dapur, tapi seorang prajurit dengan senang hati memberitahu letaknya. Dahyun senang Eunwoo mendengarkan permintaan dia, membebaskan Dahyun untuk mengelilingi penjuru kerajaan.

Saat sampai, matanya memperhatikan semua pelayan tak ada Rena sama sekali disana.
"Maaf apa Rena ada disini??" Tanya nya pada siapapun yang didapur.

"Oh Rena sedang mengantar makanan untuk Yang Mulia Raja," jawab salah satu pelayan wanita yang sepertinya terlihat sudah tua. Dahyun mengangguk mengerti, dia mendekat pada alat-alat masak.

"Apa yang sedang kalian buat? Aku ingin membantu.."

"Jangan tuan putri, ini hal berat." Cegah pelayan itu,
"Kau mengatakan ini hal berat bagiku? Aku tau aku terlahir sebagai manusia sekarang, tapi bukan berarti aku lemah." Dahyun memaksa.

"Bukan maksud saya begitu, tapi nanti saya akan dihukum karena membiarkan tuan putri melakukan tugas seorang pelayan." Si pelayan memberikan alasan, Dahyun kesal. Kenapa Eunwoo proktetif begitu terhadapnya. Mahluk imorttal yang terlihat tua ini bekerja sebagai pelayan dan dihukum jika memperbolehkan Dahyun membantunya?

"Aku yang meminta, jadi Eunwoo tak punya hak menghukummu, jika dia melakukannya aku akan melawannya," tegas Dahyun begitu yakin. Dahyun mulai mengaduk makanan di panci yang beruap panas, rasa makanannya amis.

"Ini makanan untuk siapa?"

"Untuk yang mulia Raja, Penasehat dan Para Menteri kerajaan., Kenapa? Amis ya? Tentu tuan putri mereka mahluk imorttal sama sepertiku hanya saja mereka memiliki darah bangsawan." Iya Dahyun tau mereka mahluk imorttal, penyuka Darah.
Tanpa rasa jijik sedikitpun Dahyun terus mengaduknya. "Tenang tuan putri ini darah hewan.." Dahyun merasa sangat lega mendengarnya, "itu bagus, tapi bisakah anda berhenti memanggilku tuan putri. Itu terdengar tak nyaman dikupingku, panggil aku Dahyun saja.." pelayan itu terdiam, "kenapa?"

"Apa yang kau lakukan disini???"

Rena tiba-tiba datang membawa nampan, sambil terkejut melihat Dahyun didapur dengan tangannya bekerja mengaduk masakan.
"mencari mu... Ingin menagih sebuah janji," Rena menghela nafasnya. Ia harap hal buruk tak terjadi apapun pada Dahyun, dia menaruh nampannya disebuah meja kosong.
"Ayo! Tapi jangan disini," ajak Rena, tangannya terulur menarik tangan Dahyun agar mengikutinya.

Rena mengajaknya menaiki tangga demi tangga dengan langkah berjinjit. Takut langkah suara nya terdengar, setelah itu dia masuk ke sebuah ruangan gelap, kemudian terang saat Rena menyalakan lilin.
Ada sebuah jendela di sudut sana, Dahyun menghampiri, memandangi pemandangan kerajaan dari balik kaca. Sungguh luas.

"Dimana ini??" Tanya Dahyun antusias, "di loteng, di tempatku tidur.." Dahyun jadi merasa bersalah, bagaimana bisa Rena begitu nyaman tidur di loteng, Dahyun tau meski di sini dapat melihat pemandangan. Tapi tempat ini terlalu pengap, gelap, kecil dan banyak debu.

The  Time I Loved YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang