"Yak! Im Changkyun apa yang kau lakukan?!"
.
.
.
.
.
.
Changkyun berdiri di bawah shower yang menyala. Seragam yang tadi dikenakannya masih melekat ditubuhnya dan dalam posisi basah.
Ia bahkan sama sekali tak bergerak. Hanya diam di bawah guyuran air shower yang terus mengalir.
Jooheon sontak menarik tubuh Changkyun mendekatinya kemudian mematikan shower.
"Ya! Apa yang kau lakukan bodoh?! Aku menyuruhmu membersihkan diri, bukan melamun!" bentaknya yang bahkan tak direspon oleh namja itu.
Jooheon menepuk pipi gembul Changkyun beberapa kali, berusaha menyadarkan bocah itu dari lamunannya.
"Yak! Sadarlah! Apa yang kau pikirkan hah?!"
Changkyun tak menyahut, namun cairan bening kembali membasahi pipi mulusnya. Dan itu sukses Jooheon mendesah frustasi.
"Hei.. apa yang terjadi? Katakanlah, jangan hanya diam dan menangis seperti ini," bujuknya dengan suara yang berubah halus. Seingatnya, ini adalah kali pertama ia berucap sehalus ini pada Changkyun.
Bocah itu mengusap air matanya dengan kasar.
"Hyung... ahjusshi itu.. dia... hiks..."
Oh.. apa dia masih shock? Pikir Jooheon.
"A-apa? Ahjusshi? Apa maksudmu? Katakanlah dengan jelas," kedua tangannya kini memegang bahu Changkyun yang bergetar.
Namja itu membuka dua kancing teratas seragam sekolahnya dan hal itu membuat Jooheon membelalakan mata sipitnya.
"Di sini sakit, hyung. Ahjusshi itu... dia menggigitnya," ujarnya dengan suara bergetar sambil menunjukkan bekas, eww kiss mark yang tercetak jelas di lehernya. Ada dua yang terlihat jelas di situ.
Sial! Apa yang telah dilakukan para berandal itu pada bocah polos ini? Lagi-lagi Jooheon hanya bisa bermonolog dalam pikirannya.
"Hiks.. aku dapat merasakan ada sesuatu yang membekas di sini. Eottokke?" lanjutnya frustasi sembari terus menggosok lehernya dengan kasar, agar bekas itu hilang mungkin.
Tentu saja itu tidak akan hilang dalam sekejab. Perbuatan Changkyun justru membuat kulit lehernya memerah.
Jooheon yang menyaksikan hal itu tentu tak tinggal diam. Ia segera menahan gerakan namja tersebut dan mencoba menenangkannya.
"Ya! Ya! Ya! Apa yang kau lakukan? Hentikan, kau bisa melukai dirimu sendiri."
"Tapi hyung. Ini menjijikan! Aku malu.. hiks..." sahut Changkyun masih bersikeras menghilangkan kiss mark di lehernya.
"Ya! Hajima!"
Jooheon segera menarik tubuh mungil Changkyun ke dalam pelukannya, bermaksud menghentikan aksi melukai diri sendiri itu.
Hal itu memang berhasil mengingat tubuh Jooheon yang lebih besar darinya, Changkyun berakhir terisak di dalam pelukan Jooheon. Hah.. sebenarnya Jooheon kesal karena bajunya jadi ikutan basah.
"Hiks.. eottokkae..." gumamnya di sela isakan.
Ragu-ragu Jooheon menggerakan tangannya untuk mengusap puncak surai legam milik Changkyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND [END]
Fanfiction[FANFICTIONS, SAD, BROTHERSHIP, SCHOOL LIFE, FAMILY, FRIENDSHIP, ANGST] 🔒𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🔒 . . Siapa juga yang mau jadi orang buta? Jika boleh memilih, tentu saja Changkyun akan lebih memilih menjadi manusia sempurna. Pun...