ONE

5.2K 452 180
                                    

WELCOME😊

"Eomma! Hari ini aku ingin berangkat bersama Hyung, boleh kan?" rengek namja tersebut pada eomma-nya saat sarapan. Namanya Lee Jooheon.

"Wae? Kenapa kau ingin berangkat bersama Hyung-mu, kenapa tidak naik bus seperti biasa saja?" tanya nyonya Lee heran.

"Aku malas jika harus menunggu bus datang, jika bersama Hyung naik mobilnya pasti menyenangkan," rengeknya lagi.

Nyonya Lee hanya geleng kepala dengan alasan putranya ini.

"Arraseo, tapi tanyakan pada Hyung-mu saja." Jooheon mengalihkan pandangannya pada sang kakak yang sedari tadi hanya memperhatikan tingkah adiknya yang menurutnya menggemaskan.

"Eotte? Hyung?" tanyanya dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.

Lee Hyunwoo, sang kakak hanya bisa tersenyum mengiyakan jika sang adik sudah bertingkah seperti itu.

"Yes!" soraknya senang.

Di sisi lain masih ada satu namja lagi yang hanya bisa tersenyum mendengar percakapan mereka tanpa berani bergabung dalam percakapan keluarga tersebut.

Ia hanya sesekali tersenyum mendengar ucapan lucu para Hyung-nya. Dan berandai-andai jika saja itu terjadi padanya.

"Bolehkah aku ikut, Hyung?" ujarnya kemudian memberanikan diri.

Jooheon memandang Changkyun dengan tatapan tidak senangnya. Meskipun yang ditatap tidak dapat melihatnya.

"Andwe! Kau naik bus saja!" sergahnya tegas.

"T-tapi, siapa yang akan menunjukkan jalan untukku? Aku tidak bisa sampai ke halte sendirian, ini hari pertamaku masuk sekolah," lanjutnya memohon.

"Terserah!" sahut Jooheon acuh. Masa bodoh dengan apa yang terjadi padanya.

"T-tapi Hyung ...."

"Changkyun-ah, sudah! Jangan merepotkan Hyung-mu seperti itu!" Nyonya Lee memotong ucapan Changkyun dengan nada yang sedikit ditinggikan.

Changkyun sedikit tersentak mendengar ucapan keras dari ibunya. Jika ibunya sudah membela Jooheon, itu berarti sudah tidak bisa dibantah lagi. Ia memilih diam dan menurut.

"Nee, Eomma," sahutnya lirih.

"Lagi pula siapa juga yang mau pergi ke sekolah dengan orang buta sepertimu," lanjut Jooheon sarkas.

Itu cukup untuk membuat hati Changkyun perih. Seharusnya Changkyun tidak mengajukan permintaan bodoh tersebut. Oh ... dirinya memang benar-benar bodoh, runtuk Changkyun dalam hatinya. Kini ia telah membuat ibunya marah dan membuat suasana hati kakaknya memburuk

Jooheon beranjak dari duduknya begitu juga Hyunwoo, bersiap untuk memanaskan mesin mobilnya. Tidak lama berselang, Nyonya Lee juga berdiri.

"Ya! Kenapa makanmu lama sekali? Cepat selesaikan dan bersihkan meja!" bentak Nyonya Lee tidak sabar dengan cara makan Changkyun yang lelet.

"Eoh, nee Eomma," jawabnya takut.

"Dasar tidak berguna," lanjut Nyonya Lee kemudian berlalu membiarkan Changkyun membersihkan meja makan sendiri.

Sebenarnya ia belum menghabiskan makannya, Changkyun segera berdiri dan membersihkan meja makan dengan hati perih mendengar hinaan dari ibunya.

Sebenarnya, dimarahi, dihina, dan dicaci sudah menjadi makanannya sehari-hari. Bukan luka fisik tapi luka hati. Dan itu selalu terasa menyakitkan setiap kali ia merasakannya.

BLIND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang