Bunyi tapak kaki menutupi gegendang telingku .
Tuk tak tuk tak...
Dan disusuli dengan bunyi geseran sesuatu yang ditarik dan bunyi seakan- akan mahu menjerit tetapi ditutupi dengan sesuatu.
" Kakak!! "
Aku terdengar suara yang kedengaran seperti suara adik aku, Damia yang memanggilku berulang kali. Tetapi kali ini suara itu datang dari bawah , bawah tanah !
" Damia? Damia?! "
Aku menunduk ke bawah dan telinga dirapatkan ke lantai. Aku cuba mendapatkan suara itu kembali.
" Kakak ! Tolong mia "
Suara itu memang suara Damia !
" Mia , tunggu kakak bawa mia keluar.. "
Aku mula meraba raba sekeliling lantai untuk mencari jalan membawanya keluar. Airmata mula menitik satu persatu , nafas dihembus laju dan jantung berdegup laju . Perasaan takut menyelubungi diri . Takut adik aku diapa - apakan.
" Mia tunggu kakak mia, nanti kakak datang, tunggu kejap! "
Sedang aku menjerit jerit, seorang perempuan berkain putih muncul di depanku . Aku menoleh dari bawah ke atas . Alangkah terkejutnya aku apabila melihat seorang perempuan berambut panjang mengurai dengan muka yang tidak jelas , darah dan nanah menutupi wajahnya, matanya terbeliak memandangku sambil memegang kapak dan sebelah lagi tangannya mengheret kepala ayah aku!
Dia mencampak kepala ayahku disisi ku dan mengangkat kapak dengan dua belah tangannya lalu...
Arrrghhhhhh!!
"
" Astaghfirullahallazim "
Aku terjaga dari tidur. Mukaku berpeluh dan badanku panas . Aku memegang dada dengan kedua belah tangan . Aku menarik nafas 4 , 5 kali dan bangun.
" Mimpi buruk lagi ke Rose? "
Tanya ibu yang sedang menuang air teh ke dalam cawan ayah .
Aku memandang mereka berdua.
" Hari nii kita semua terlepas subuh, ibu kamu lah tak kejut "
" Eh, saya pulak yang dipersalahkan. Saya penat semalam layan adik awak. . Bukan nak bagitau awal kalau datang tuu, boleh laa saya sediakan makanan awal awal.. "
Balas ibu tak nak kalah apabila ayah bercakap begitu.
Aku melihat adik pula yang sedang makan biskut sambil bermain dengan anak patungnya. Aku menghembus nafas lega, keluargaku selamat. Mimpi tadi masih terasa seperti betul betul terjadi.
Aku memandang ke siling rumahku dengan muka marah.
" Nii mesti kau yang kacau aku . Siaplah kau, aku akan cari jalan macam mana nak halau kau, tengok je laa nanti! "