" Bila kau sampai sini? "
Tanya aku pada Jiwa setelah dia selesai solat.
" Petang tadi ... "
" Apa yang jadi kat aku tadi? "
" Better kau tanya ibu kau , aku nak turun bawah kejap makan "
Aku melihat ibu dan ibu menceritakan apa yang berlaku awal tadi . Entah kenapa aku tiba-tiba rasa malu , malu sebab Jiwa yang berjaya mengeluarkan jin itu.
Jiwa kemudiannya masuk ke wad semula . Aku terus berpaling ke arah bertentangan , aku tidak mahu bertentang mata dengannya. Bahang malu ini masih terasa.
" Wei, kau okay tak? Nak apa apa ke aku belikan kat bawah? "
" Aku okay, aku tak nak .."
Balasku, yang berpura - pura mengantuk.
" Ok , tak nak sudah. By the way, kau ada tetamu "
" Tetamu ? Siapa?! "
Aku terus bangun dari tidur ayam . Alangkah terkejutnya aku apabila melihat Jiwa berdiri dekat denganku. Muka dia sangat hampir denganku . Matanya melihat aku.
" Kau dah kenapa! "
Aku menolaknya .
" Aku check kau tidur ke apa tadi "
Balasnya dengan muka berkerut.
" Assalamualaikum.. "
Seseorang memberi salam. Pak Long datang bersama isteri dan anaknya.
" Waalaikumsalam .."
Balasku lalu mencium tangan pak long dan mak long.
" Macam mana? Dah okay? Ibu dengan ayah mana? "
Tanya Mak long
" Ibu dengan ayah turun makan jap.. "
" Jadi nii laa budak yang ayah kamu ceritakan tu?! "
Tanya Pak Long apabila melihat Jiwa menghulur tangan untuk salam dengannya.
Aku mengangguk .
" Kau nii betul boleh bantu? Kau bantu guna apa? Saka?! "
Aku terdiam mendengar kata-kata Pak long. Aku pandang Jiwa, dia menunduk tidak terkata.
-Skip -
Keesokkan harinya, aku dibenarkan keluar.
Ayah dan Pak Long sedang berbincang di ruang tamu rumah.
" Betul ke ini budaknya yang kau cerita kat aku umar? "
" Iye, nii laa budaknya. Kenapa long?"