𝓞𝓷 𝓽𝓱𝓮 𝓻𝓸𝓪𝓭 🖋

144 15 1
                                    

" Bila kau sampai sini? "

Tanya aku pada Jiwa setelah dia selesai solat.

" Petang tadi ... "

" Apa yang jadi kat aku tadi? "

" Better kau tanya ibu kau , aku nak turun bawah kejap makan "

Aku melihat ibu dan ibu menceritakan apa yang berlaku awal tadi . Entah kenapa aku tiba-tiba rasa malu , malu sebab Jiwa yang berjaya mengeluarkan jin itu.

Jiwa kemudiannya masuk ke wad semula . Aku terus berpaling ke arah bertentangan , aku tidak mahu bertentang mata dengannya. Bahang malu ini masih terasa.

" Wei, kau okay tak? Nak apa apa ke aku belikan kat bawah? "

" Aku okay, aku tak nak .."

Balasku, yang berpura - pura mengantuk.

" Ok , tak nak sudah. By the way, kau ada tetamu "

" Tetamu ? Siapa?! "

Aku terus bangun dari tidur ayam . Alangkah terkejutnya aku apabila melihat Jiwa berdiri dekat denganku. Muka dia sangat hampir denganku . Matanya melihat aku.

" Kau dah kenapa! "

Aku menolaknya .

" Aku check kau tidur ke apa tadi "

Balasnya dengan muka berkerut.

" Assalamualaikum.. "

Seseorang memberi salam. Pak Long datang bersama isteri dan anaknya.

" Waalaikumsalam .."

Balasku lalu mencium tangan pak long dan mak long.

" Macam mana?  Dah okay? Ibu dengan ayah mana? "

Tanya Mak long

" Ibu dengan ayah turun makan jap.. "

" Jadi nii laa budak yang ayah kamu ceritakan tu?! "

Tanya Pak Long apabila melihat Jiwa menghulur tangan untuk salam dengannya.

Aku mengangguk .

" Kau nii betul boleh bantu? Kau bantu guna apa? Saka?! "

Aku terdiam mendengar kata-kata Pak long. Aku pandang Jiwa, dia  menunduk tidak terkata.

-Skip -

Keesokkan harinya, aku dibenarkan keluar.

Ayah dan Pak Long sedang berbincang di ruang tamu rumah.

" Betul ke ini budaknya yang kau cerita kat aku umar? "

" Iye, nii laa budaknya. Kenapa long?"

Dia Anak IndigoWhere stories live. Discover now