Bag.3

17 3 0
                                    

  ****

       Sesampainya di rumah,aku melihat sebuah mobil jazz berwarna merah terparkir di halaman rumah dan saat aku masuk ternyata ada Umi Ira dan kedua anaknya yaitu Firdaus dan Rizki kakaknya aku kenal sekali dengannya karena ia telah bertunangan dengan tanteku, Namira.

"Assalamuallaikum"ucapku sambil mencium punggung tangan bunda yang sedang berbicara dengan Umi Ira.

"Waalaikum salam"ucap semua orang yang berada di ruang tengah dan kini aku lah yang menjadi pusat perhatian mereka.

"Maira kok tumben pulangnya jam segini?kena macet lagi ya?"ucap bunda.

"Hmm iya bun"ucapku sambil meninggalkan ruang tengah masuk ke kamar dan saat menaiki anak tangga tiba2 bunda memanggilku.

"Maira habis ini bunda minta tolong ya,tolong kirimkan kue yang ada di atas meja makan kamu antar ke rumahnya Umi Ira nanti Firdaus juga bantu kamu bawakan kuenya kok"ucap bunda.

"Eh iya bun tapi Maira mandi dulu ya bun?"ucapku.

"Iya kamu mandi aja dulu lalu baru kamu antarkan"ucap bunda lagi lalu berlalu.

Setelah aku selesai bersih2 diri aku mengambil pesanan kue bundaku untuk di antar ke rumah Umi Ira bersama anaknya Firdaus.

Dan dalam perjalanan kami,aku-Firdaus hanya diam dan seketika hening Firdaus membuka percakapan denganku.

"Katanya Tante Aini lo dulu juga pernah tinggal di pesantren ya?

"Eh,iya emang kenapa?" Ucapku yang agak terkejut.

"Ngga papa,berapa tahun?"ucapnya lagi.

"2 tahunan"ucapku.

Dan ia hanya ber oh-ria saja.

Dan setelah beberapa menit kemudian kami telah sampai di depan rumah Umi Ira.

"Masuk yuk"ucap Firdaus sambil membawa kue yang di bawanya tadi begitupun aku.

Kami membawa masing-masing 2 dus besar karena Umi bilang kalo nanti malam ada acara pertemuan keluarga besar dirumahnya yang luas itu.

"Oiyah lo mau minum apa?biar bi'sri yang buatin"ucapnya sambil duduk di kursi meja makan.

"Ngga usah aku langsung pulang aja yah soalnya ini udah mulai malam,assalamualaikum"ucapku sambil melangkah ke pintu keluar dan saat aku hampir sampai di ambang pintu langkahku terhenti karena ia menghalangi jalanku.

"Maira,tunggu!biar gue aja yang nganterin lo lagian kan ini udah malam dan ngga baik buat cewek jalan sendirian apalagi gue yang bawa lo jauh-jauh kesini yang ada gue di marahin abis-abisan sama umi"ucapnya sambil melangkahi ku terlebih dulu.

"I-iya ngga papa"ucapku.

Dan sampai di perjalanan aku tertidur di mobil firdaus karena mungkin kelelahan hingga sampai kami tiba di depan gerbang rumahku.

"Kamu mau ngapain?"ucapku bangun tidur dan kaget karena tangan firdaus mendekatkannya dengan wajahku.

"Ssstttt diem"ucapnya.

Dan secara tiba tiba dia memukul tepat di dahiku.

'Plakkkk' satu tamparan mengenai dahiku.

"Aawww...sakit tau"ucapku meringis kesakitan dan saat aku mengusap dahiku ternyata ada darah nyamuk.

"Itu ada nyamuk makanya gue tabok aja biar ngga gigit lagi"ucapnya.

"Iya makasih untuk tumpangannya"ucapku sambil melepaskan sabuk pengaman yang mencegahku untuk keluar.

Cause All We KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang