#6 - Kulturtag

98 16 3
                                    

Mei 2016

- Jeffa -

"Bapak mana?"

Sekarang menunjukan pukul empat lebih tiga puluh menit, Enam Hari ada jadwal manggung di acara Kultur Tag, kalo mau tau itu artinya apa coba tanya sama Dipa, asli gue nggak ngerti bahasa Jerman.

Kita dijadwalin bakal tampil jam setengah lima dan janjian bakal ngumpul di FBS jam empat, tapi sampe sekarang si Aksa belom keliatan batang idungnya.

"Coba chat dip" Kata Brian.

Dipa yang lagi menyeruput teh poci dingin melirik layar handphonenya "Udah daritadi, belom dibales"

"Bapak udah gaada kuliah kan?" Tanya dodo.

"Enggak, tinggal TA doang dia" Jawab gue singkat.

Nggak lama suara nada dering handphone Dipa membuat kita berempat nengok ke arah handphonenya

Incoming Call
Bapak Aksa

Dipa langsung menyabar handphonenya dan menekan pilihan answer.

"Hallo pak dimana?"

"Sorry tadi gue abis bimbingan, dosen gue lama banget. Ini gue mau jalan ke FBS"

"Ohh yaudah santai bos, kita tampil jam lima"

"Iya ini gue lagi jalan turun, udah yak salamualaikum"

"Kumsalam"

Dipa-pun menutup telfonya lalu memasukan handphonenya di saku celananya, "Lagi jalan katanya dia abis bimbingan dosennya lama" Lanjutnya.

"Pantesan" Kata Dodo sambil memainkan stick drum kesayangnya ini.

"Makanya aneh banget bapak negara itu telat, biasanya dateng paling pertama" Sahut Brian.

Emang aneh kalo liat Bapak telat, karena yang biasa telat itu kalo nggak gue ya Brian. Bapak itu yang selalu ngoceh di grup kalo kita mau ngumpul dan kita datengnya telat. Sampe kadang - kadang dia bikin anceman.

"Yang dateng terakhir bawa es teh lima gamau tau gua"

"Pada dimana? yang telat bayar studio ya bodoamat"

Tapi anceman dia ini yang bikin gue sama Brian kalo dateng ya nggak telat - telat banget lah. Telat dikit. Ya namanya manusia punya kekurangan dan kelebihan.

"Eh gue ke temen gue dulu ya" Kata Dipa yang tiba - tiba berdiri dan menyodornya teh pocinya ke Brian. "Abisin aja bang"

Brian yang dari tadi cuma bengong langsung menyambar teh poci Dipa yang tinggal setengah ini, "Alhamdu rejeki anak mamah".

"Mau ikut gak ke temen gue? Sekalian nonton yang tampil" Tanya Dipa yang udah setengah jalan kearah pintu gedung FBS ini. Daritadi emang gue, Brian, Dodo, sama Dipa emang lagi ngadem di dalem gedung FBS karna di luar lagi gerah - gerahnya.

"Ayok dah daripada bengong disini" Ujar Dodo sambil berdiri dan menyusul Dipa di depan pintu.

"Yaudah ayok dah" Sambung gue.

Calon GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang