Tetesan hujan terus membasahi seluruh area rumahnya. Dia membuka jendela kamar, sehingga membuat rintik hujan membasahi kamarnya. Bukan hanya kamarnya saja yang basah tetapi juga dirinya. Entah apa yang ada dipikiran lelaki itu untuk terus melakukan hal yang sama setiap hujan turun. Membiarkan dirinya basah terkena hujan beserta kenangannya.
"Hey,tutup jendelanya!!" Kata seseorang dari pintu kamarnya.
"Kamu itu sudah sering sekali dibilangin. Liat tuh kamarmu basah semua!!" Kata perempuan paruh baya itu sembari menutup pintu jendela.
Dia hanya diam sambil memeluk wanita itu. Wanita itu sering dipanggil bunda olehnya, yang pastinya dia adalah orang yang melahirkan dia. Ya dia adalah bunda lelaki itu. "Kamu kenapa sih?" Tanya bunda. "Tidak apa apa bunda. Sebentar saja. Aku hanya rindu" jawabnya hangat.----------------
" Jika kamu rindu. Nikmatilah hujan, karena disaat yang bersamaan aku titipkan rinduku dengan hujan hingga bertemu dengan rindumu". Kata kata yang terus terngiang di kepalanya saat menikmati hujan. Hujan menjadi temannya dikala rindu. Mungkin terkesan romantis tetapi tidak menurutnya. Dia hanya menjadikan hujan tempat pengiriman rindu seperti yang "dia" bilang,yang entah disampai atau tidak oleh hujan kepada yang bersangkutan.
2 tahun menjadi waktu yang panjang baginya menahan rindu tanpa kabar apapun. Baginya hujan adalah kabar dari "dia". Saat hujan turun, berarti "dia" sedang rindu dengannya. Dia selalu meyakini dalam hatinya seperti itu hingga ia bisa melewati masa panjang itu dengan semestinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payungku
Teen FictionDisaat yang bersamaan kau datang menggantikan dirinya membuatkan "payung" baru untukku berteduh. Berteduh padamu.