Dia (2)

19 1 0
                                    

Menikmati senja diatas gedung fakultas adalah hal yang seringkali dilakukan Davi saat merasa bosan . Ia harus menaiki ratusan anak tangga agar bisa sampai diatas sana. Tetapi ia tak pernah merasa kelelahan, ia hanya ingin berjumpa dengan senja hingga dapat menikmati hangatnya penghujung hari itu. Ia duduk ditempat biasa ia menikmati senja.

Hikks hiksss hiksss terdengar suara tangisan yang begitu sendu diujung atap fakultas. Davi tak begitu memperhatikan sekitarnya saat ingin duduk diatas sana. Ia mencoba menghiraukan suara itu tetapi hal itu membuatnya sangat risih. Dicarinya sumber suara itu hingga ia berada didepan ruangan semacam gudang diatas gedung itu. Tempat itu ia anggap sebagai sumber dari suara tangisan itu. Davi mulai mengira yang aneh aneh saat hendak membuka pintu gudang. Ia membayangkan hal yang seharusnya menjadi tabu untuk dipikirkan. Tetapi ia juga merasa penasaran siapa yang berada didalam sana. Dan mungkin dia membutuhkan pertolongan Davi.

Dibukanya pintu secara perlahan. Apa yang dilihat Davi tak lain dan tak bukan adalah seorang gadis yang menangis histeris diujung gudang. Ia merasa sangat lemah tak berdaya kehabisan tenaga karena begitu lama menangis. Kalian tau apa yang dilakukan Davi?. Ini tak seperti yang kalian bayangkan. Ia segera membopong gadis itu dan membawanya keruang kesehatan difakultasnya. Beruntung masih ada perawat yang berjaga disana sehingga gadis itu masih bisa diberi perawatan.

Davi menatap wajah gadis itu. Dia begitu hangat menurut Davi. Dia cantik. Itu yang dapat Davi definisikan. Badannya terbujur lemah lunglai, tetapi wajahnya begitu hangat untuk dilihat. Dia tetap cantik meski dalam keadaan seperti itu. Dia gadis perpustakaan itu.

"Kamu pacarnya?" Tanya perawat itu kepada Davi. "Bukan. Dia bukan siapa siapa. Saya menemukannya di gudang atap fakultas dengan keadaan seperti itu. Jadi saya langsung membawanya kesini." Jelas Davi panjang lebar. "Dia depresi. Mungkin sesuatu terjadi pada dirinya. Dia tak bisa melampiaskannya sehingga membuat nya merasa terpukul. Dia butuh istirahat dan perhatian yang banyak agar bisa pulih kembali.". Perawat itu memberikan penjelasan mengenai kondisi gadis itu. Davi hanya mengangguk angguk pertanda mengerti kondisi gadis itu sekarang.

Drrrtt drttt drrrtt. Suara ponsel berbunyi. Tetapi itu bukan suara dari ponsel Davi. Suara itu berasal dari dalam tas gadis itu. Davi segera membuka tas tersebut. "Honeyy" tulisan yang tertera diponsel gadis itu. Davi tak mengangkatnya ia merasa tak berhak. Sekalipun ia mengangkat nya pasti pemikiran yang tidak tidak dari si penelpon. Suara panggilan  berhenti berbunyi. Dilayar ponsel itu terdapat 20 panggilan tak terjawab dari "honey". Drrrtt drrrttt drrtt. Ponsel itu kembali berbunyi. Davi pun yang tidak ingin gadis itu terganggu dengan bunyi ponselnya mengangkat telpon gadis itu. "Semua bisa aku jelasin honey ini ngga seperti yang kamu kira aku....." Tut Tut Tut. Gadis itu meraih ponselnya yang berada digenggaman tangan Davi dan segera memutuskan panggilan telpon tersebut.

"Jangan.. aku mohon jangan...". Davi tak mengerti apa yang dimaksud gadis itu. "Kenapa? Pacarmu menelpon.". Jawab Davi heran. Gadis itu menangis tanpa menjawab pertanyaan Davi. Ia menangis sejadi jadinya. Davi tak tau harus berbuat apa agar gadis ini tenang. "I hate this!!! Aku tak ingin seperti ini tuhan" Gadis itu berteriak. Air matanya jatuh dengan deras tak mau berhenti.

Hangat. Davi memeluk gadis itu. Membuat nya berhenti berteriak. "Jika dia mengkhianatimu itu tandanya kamu beruntung karena tak harus disandingkan dengan laki laki seperti itu. Tuhan itu adil. Dia tau apa yang terbaik untukmu dibandingkan dirimu sendiri. Tuhan selalu ada denganmu.". Kata kata Davi manjur. Membuat gadis itu berhenti menangis. Lingkar tangan memeluk tubuh Davi. Gadis itu membalas pelukan Davi. "Aku ada untukmu" Davi berbisik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PayungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang