"jalan tu hati hati lain kali" kata gadis itu datar kepada Davi yang tak sengaja menabraknya dan membuat buku bukunya berjatuhan. Gadis itu tampak familiar. Dia adalah gadis di perpustakaan waktu itu. Davi melewatkannya dengan berjalan santai. Gadis itu tak memarahinya meskipun Davi tau dia yang membuat buku bukunya jatuh. Davi meninggalkan parkiran dan meneruskan jalannya menuju fakultas.
-------------
Sore nan damai di nikmati Davi diatas gedung fakultas. Itu adalah tempat favoritnya melepas penat saat tugas sedang menggunung. "Boleh duduk disini?" Tanya seseorang yang berdiri di samping Davi. Tak banyak orang yang datang ke atas gedung itu. Mungkin hanya Davi. Kebanyakan orang memilih taman atau cafe fakultas tempat untuk menghilangkan penat. Berbeda dengan Davi yang memilih atap gedung fakultas. "Hm" jawab Davi malas. "Senja itu indah ya. Saat akan berganti dengan malam dia menebarkan pesonanya terlebih dahulu sehingga setiap penikmatnya ingin selalu bertemu dengannya lagi. Dan tak satu perpisahan pun yang indah kecuali dengan senja." Gadis itu menoleh ke arah Davi. Davi hanya diam tak mempedulikan hal itu.
Davi beranjak dari duduknya dan meninggalkan gadis itu tanpa berkata kata. Sejatinya memang itu yang selalu dilakukan Davi. Meninggalkan dan mengabaikan seseorang tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya."Kamu terlalu berlarut dalam kesedihan menurutku. Hingga tak mau membuka celah kebahagiaan lagi bagi dirimu. Dan itu bukanlah dirimu." Kata gadis itu sambil tetap duduk dan menikmati senja. "Itu bukan urusanmu!" Jawab Davi dan pergi meninggalkan gadis itu.
--------------
"Hujan. Aku benci kenangan bersama hujan." Batin Davi. Ia selalu terjebak hujan di fakultasnya. Ia tak pernah mempersiapkan jas hujan sehingga membuat ia harus berteduh di depan gedung fakultas nya. Lagi.
Dilihatnya benda bulat melingkar di tangan kanannya. Waktu menunjukkan pukul 17:20. Itu sudah sangat sore tetapi masih hujan lebat. Bagaimana dia pulang jikalau terus seperti ini. Sekarang hanya tinggal Davi, disaat semua orang tetap menerobos hujan demi pulang kerumah sebelum senja. Dengan terpaksa Davi menerobos hujan. Bruggggg. Dia tergelincir ditangga depan fakultas nya. "Makanya jangan membenci hujan. Karena hujan ga salah, itu salah kamu yang membuat kenangan saat hujan turun". Dia gadis yang sama saat di parkiran maupun diperpustakaan. Gadis itu memegang payung dan menolong Davi berdiri ditengah hujan. "Ini payung untukmu" satu payung lagi ditangan gadis itu diberikan kepada Davi. Gadis itu berjalan tanpa menunggu kata kata keluar dari Davi. " Tunggu!! Sepertinya kamu gadis yang memberikan payung kepadaku waktu berada ditaman. Apa benar itu kamu?". Gadis itu tak menghiraukan perkataan Davi dan terus berjalan meninggalkan Davi sendirian dengan payungnya.------------------
Davi Melihat 2 payung lainnya pemberian gadis itu. Ia tak mengingat jelas wajah gadis itu. Jikapun ia mengingatnya harus mencarinya kemana. Sebenarnya Davi tak bisa melihat dengan jelas saat hujan. Ia harus menyegitkan dahi dan menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas. Pertemuan dengan gadis itu selalu saat hujan, sehingga Davi mengingat nya dengan samar samar. Hujan masih tetap turun hingga membuat malam begitu sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payungku
Teen FictionDisaat yang bersamaan kau datang menggantikan dirinya membuatkan "payung" baru untukku berteduh. Berteduh padamu.