Lelaki jenjang memasuki kelas dengan amarah dimatanya. Tanpa pikir panjang langsung dia lontarkan kepalan tinjunya kepada Riko. Ya lelaki yang ditemuinya kemarin disaat panas terik. Riko adalah sepupu"dia". Tentunya Riko tahu kapan "dia" pulang. "Lo mau bohongin gue ya" tanyanya dalam amarah. "Lo bilang dia pulang! Tapi apa?? Gue ga bertemu dengan "dia"". Suasana kelas menjadi kacau dengan perkelahian dua orang laki laki itu. Semua orang mencoba meleraikan mereka berdua.
"Lo jangan main asal asal pukul aja ya!!! Dia emang pulang!! Kalo ga percaya pergi aja Lo kerumahnya!!" jawab Riko sambil membersihkan luka bekas pukulan Davi.
Davi Orlando. Nama lelaki berdada bidang berkaki jenjang itu. Dia mahasiswa semester 4 di fakultas ekonomi di Yogyakarta itu. Dia merupakan mahasiswa terpopuler di fakultas tersebut. Setiap insan yang melihatnya pasti terpesona akan dirinya. Tetapi dia sudah punya dambatan hati, itulah yang membuat cewe cewe di fakultasnya patah hati berkeping keping.
--------------------
Dikayuh sepeda kesayangannya menyusuri jalan. Hujan turun lagi. Kali ini dia berpikir bahwa hujan turun bukan untuk penyampai rindu, tetapi pertanda luka. Ditengah hujan ia menyusuri jalan. Dan akhirnya sampai didepan rumah "dia".
"Minaaaa!!" Panggilnya keras diderasnya suara hujan. Dia terus mengulang memanggil nama "Mina". Ya sudah tertebak. Dia adalah gadis dambatan hati Davi. Mina kuliah di KL dan Hal itulah yang membuat mereka berpisah dan menghasilkan begitu banyak rindu selama ini.
Tak satupun suara sautan terdengar dari dalam rumah. Dia tetap menunggu didepan gerbang rumah Mina. Hujan turun semakin deras. Dia sudah basah kuyup diguyur hujan begitu pula sepedanya."Kamu mungkin begitu menyukai hujan. Sampai sampai terus membasahi diri ditengah derasnya hujan" kata seseorang memayungi dirinya. Davi berdiri dan menatap orang yang memayunginya itu. Dia adalah gadis ditaman yang memberikan payung kepadanya. Gadis itu memberikan payungnya kepada Davi dan kemudian lari ditengah hujan. Seperti yang dia lakukan kemarin. Bodohnya Davi dia hanya menatap kepergian gadis ditengah hujan itu.
Dibalik jendela didalam rumah besar itu, seseorang melihat keluar rumah. Dia melihat lelaki dengan sepedanya sambil memegang payung berdiri di depan rumahnya. Sesekali lelaki itu memanggil namanya. Mina terus melihat Davi didepan rumahnya sambil diguyur hujan. Wanita itu tak berniat keluar untuk membuka pintu rumah agar Davi masuk kerumahnya. Dia hanya melihat dari balik jendela dengan air mata mengalir di pipinya. "Maafkan aku Davi" batinnya lirih
Badan Davi mulai menggigil. Akhirnya melihat kondisi badannya yang tak memungkinkan lagi diguyur hujan,dia mengayuh sepedanya sambil memegang payung dan meninggalkan rumah gadis itu.
---------------------
"Davi ada yang menunggumu diluar" panggil bunda Davi didepan pintu kamar. Davi tak beranjak sedikitpun dari kasurnya badannya tak enak karena kehujanan semalam. Dia tidak memperdulikan siapa yang menemuinya dipagi hari Minggu ini.
"Mina menunggumu Davi". Sontak Davi langsung keluar kamar dan menuju ruang tamu untuk menemui Mina."Hay" sapa Mina kepada Davi. "Hay" jawabnya singkat. Davi sungguh bahagia melihat Mina berada dirumahnya untuk menemuinya. Dia duduk disamping Mina. "Maaf aku tak menemuimu seperti janjiku" mata Mina berkaca kaca. "Apa kamu sengaja melupakan janji itu?" Tanya Davi. "Aku tak melupakan apapun seperti janjiku. Davi, maafkan aku." Air mata Mina jatuh. Air mata Davi tetap berlinang dimatanya.
"Kenapa Mina?? Selama ini aku tak pernah tau kabarmu, kamu bahkan tak pernah lagi membalas pesanku. Aku sempat berpikir bahwa kamu sudah melupakan ku. Tapi aku tak ingin berlarut dalam pikiran bodoh itu. Aku bertahan selama ini menahan rindu sebesar ini tanpa kabar yang jelas karena aku yakin kamu akan kembali dan tak lupakan aku!!" Emosi Davi meluap luap sambil menitikkan air mata. Alasan mereka tak saling bertukar kabar adalah Mina yang tak pernah lagi membalas pesannya. Berulang kali Davi menelpon bahkan mengirim pesan kepadanya tetapi tak pernah dibalas. Selama 2 tahun Davi menderita karena kabar, tetapi karena keyakinannya kepada hujan hal itu dilaluinya sekuat harinya tanpa memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Maafkan aku Davi. Ayo putus." Mina berlari keluar dari rumah Davi tanpa menjelaskan apapun kepada Davi. Davi tak mengejar Mina. Tubuhnya tak sanggup untuk mengejar Mina bahkan berdiripun rasanya lemah sekali. Air mata Davi sedari tadi jatuh tak mau berhenti. Selayaknya laki laki yang rapuh, dia juga mampu menangisi hal yang membuat hari harinya bahagia selama ini. Bukannya lelaki lemah, dia hanya tak kuat menahan beban rindu selama ini tetapi yang ia dapat hanyalah sebuah kata perpisahan. Hujan kembali mengguyur. Hujan turun setiap hari, bersamaan dengan rapuhnya hati. Davi menganggap hujan yang selama ini euforianya untuk melepas rindu, kini hanya tempat kenangan pilu bernostalgia bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payungku
Teen FictionDisaat yang bersamaan kau datang menggantikan dirinya membuatkan "payung" baru untukku berteduh. Berteduh padamu.