Seperti peniru, Joohyun ikut menunduk disamping gue sambil memegangi kedua lututnya dan menoleh ke arah gue. Lucunya, kacamata bulatnya itu menurun seketika karena hidungnya yang tidak terlalu mancung. Gue hanya bisa tersenyum simpul.
Nyatanya, perempuan disamping gue ini tidak terlihat seperti seseorang yang lebih tua dari Sungwoon Hyung –gue ngga tau jelas umurnya berapa, tapi mendengar Sungwoon Hyung memanggilnya dengan sebutan Nuna, gue bisa tebak bahwa umur Joohyun lah yang paling tua diantara kami berlima. Dia terlihat begitu menggemaskan dengan postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan wajahnya yang kelewat baby face.
Orang-orang yang tidak mengenal kami pasti merasa bahwa gue adalah Oppa dari Joohyun karena wajah gue terlihat lebih tua dari perempuan itu.
"Saya naik taksi saja, Joohyun-ssi." Tukas gue sambil kemudian menegakan tubuh gue.
Lagi, disamping gue, Joohyun ikut menegakan tubuhnya dan menghela nafas panjang.
"Hwaksilhamnikka? (Kau yakin?)" tanyanya seperti tidak mau memaksa keputusan gue.
"Ne (Iya)" Jawab gue dengan jawaban yang mantap dibuat-buat.
Didalem hati gue, gue jelas-jelas ngga bisa berhenti menggerutui si mak lampir itu.
Gue pikir kita bisa pulang bareng, dan nanti sepanjang perjalanan, gue bisa menghafal apa-apa saja yang harus gue naiki dan dimana saja gue harus turun. Bahkan rute berangkat dan pulang pun kayanya beda banget. Gue bisa tebak dari bus yang tadi pagi Alika naiki dan malam ini adalah bus yang berbeda.
Gue mengeluarkan ponsel gue dan mencoba memesan taksi. Joohyun terlihat kebingungan dan akhirnya buka suara,
"Taeksireul tago sippeoyo? (Kau mau naksi taksi?)"
"Ne (Iya)"
"Kenapa naik taksi? Kita satu jalur. Aku bisa mengantarmu."
Gue langsung menghentikan gerakan-gerakan jari gue di layar ponsel. Gue ngga tau juga kalau ternyata kita satu jalur. Awalnya gue merasa sedikit keberatan karena takutnya gue merepotkan perempuan itu. Tapi melihat perempuan itu yang entah kenapa terus-menerus mengajak gue pulang bersama, akhirnya membuat hati keras gue luluh.
"Aku hanya akan menawarimu sekarang." Lanjutnya lagi.
Akhirnya gue mengalah, "Baiklah kalau tidak merepotkan."
Bukan 'mengalah' sih, lebih tepatnya adalah gue emang beneran mau karena setidaknya bisa menghemat uang gue selama di Korea.
Joohyun tersenyum dan geleng-geleng kepala. Dia berkata kecil, "Apanya yang merepotkan~" sambil kemudian berputar arah dan berjalan bersampingan dengan gue menuju kantor.
Bertemu dengan dia, gue jadi tahu satu hal bahwa,
Sehebat apapun masalah yang kita punya, pastiselalu ada jalan keluarnya. Entah ia yang datang sendiri, atau kita yangdiharuskan mencarinya.
Rookie Rookie! · 5
"I even memorized
your number in one try, why?"
ㅡRookie, by Red Velvet."Disini, kan?" tanya Joohyun sambil secara perlahan mulai menghentikan mobil yang ia kendarai tersebut. Entah karena muka gue yang terlihat kelewat bego –serius, gue kagum aja pas sadar gue bisa sampe didepan apartemen dengan selamet– Joohyun terlihat tidak henti-hentinya tertawa pelan melihat segala tingkah gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rookie Rookie!
Fanfiction"Lo pasti mau nebak-nebakin password gue lagi kan supaya bisa masuk?!" Dirga Prasetya (Ong Seongwu) adalah seorang desainer yang dipindah tugaskan ke Korea Selatan untuk 1 bulan lamanya. Sayangnya, hari-hari yang ia lewati tidak semulus yang ia hara...