Bu Gita menemui Wati yang sedang memasak untuk makan siang. Humaira sedang tertidur di kamarnya. Lintang sudah pergi bekerja sejak tadi. Sementara Jaka ke tempat service electronicknya.
"Wati, marahlah! Caci makilah Lintang! Jangan diam saja!" Pinta bu Gita.
"Wati tidak bisa seperti itu Bu."
"Lihat kejadian tadi malam? Ibu tau betul anak Ibu. Ibu tidak mau dia merusak rumah tanggamu." Kesal bu Gita. "Percuma kalau Ibu saja yang mencaci makinya. Dia sudah kebal dengan semua cacian dari Ibu. Usir kami dari sini Wati. Ibu mohon!" Bu Gita menggenggam tangan Wati.
"Wati serba salah Bu. Humaira sangat ingin dekat dengan bang Jaka."
"Humaira bukan anak Jaka, Kalian tidak punya tanggung jawab sama sekali atas Humaira. Sudah terlalu banyak kebaikanmu kepada kami."
"Apa di usianya seperti ini Humaira bisa mengerti kalau keluarganya tidak utuh? Apa itu tidak akan memperburuk keadaannya Bu?"
"Ntah lah Wati. Tapi pikirkan dirimu dan keluargamu!"
Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Bu Gita dan Wati menghentikan pembicaraannya. Aditya membukakan pintu.
"Ma'af, Om cari siapa?" Tanya Aditya.
"Ibumu ada?" Tanya laki-laki itu.
"Ada Om. Silakan masuk dulu!" Aditya menyuruh laki-laki itu masuk. Kemudia dia menuju dapur menghampiri ibunya.
"Siapa sayang?" Tanya Wati.
"Tidak tau Mah. Katanya cari Mamah. Laki-laki Mah." Wati saling pandang dengan bu Gita. Mereka memiliki pemikiran yang sama.
"Nanti mamah keluar." Ucap Wati. Aditya pun kembali ke ruang tengah bermain bersama Habibi.
"Apa itu Dito?" Tebak bu Gita.
"Sepertinya begitu Bu."
"Biar Ibu yang menemuinya Wati. Ibu akan mengusirnya."
"Kita temui sama-sama Bu."
Wati dan bu Gita beranjak ke ruang tamu. Wati membawa segelas teh hangat untuk disuguhkan kepada tamu tak diundang yang duduk di sofa ruang tamunya.
"Silakan diminum!" Ucap Wati datar. Dito langsung meraih gelas di atas meja di hadapannya. Diseruputnya teh hangat tersebut. Dia tersenyum.
"Aku jadi semakin ingin menaklukkanmu Wati." Ucap Dito sembari menatap Wati.
"Berhenti kurang ajar Dito!" Bentak bu Gita.
"Setidaknya Wati tidak seperti anakmu Bu."
"Katakan saja apa maumu?!" Kesal bu Gita.
"Ya seperti sebelumnya. Aku beri waktu sampai besok!"
"Berikan nomer rekeningmu!" Ucap Wati.
"Tidak Wati! Jangan turuti bajingan ini!" Sela bu Gita.
"Aku ingin Kamu yang mengantarnya sendiri kehadapanku Wati! Aku tidak pernah menerima transferan. Kamu bisa tanyakan pada Lintang!"
"Kami tidak akan menuruti kemauanmu Dito!!!" Bu Gita sangat marah.
"Terserah Bu. Jangan sampai kalian menyesal hanya karena uang lima juta! Aku rasa lima juta tidak sebanding dengan nyawa Humaira."
"Ayah macam apa Kamu ini Dito?!" Bu Gita beranjak dari tempat duduknya dan menarik kerah kemeja Dito.
"Hahahaha... Tanyakan pada anakmu nenek tua. Siapa yang minta dihamili?" Jawaban Dito membuat bu Gita shock. Perlahan bu Gita melepas kerah Dito dan menjauh dari Dito. "Karena Jaka tidak mau menyentuhnya, dia minta Aku menghamilinya untuk menjerat Jaka. Kasian sekali anakmu itu. Untuk mendapat belaian suaminya saja dia harus bersusah payah merayu."
"Cukup Dito!" Bu Gita tidak kuat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Dito. Air mata beliau meleleh mendengar sifat anaknya begitu buruk.
Wati terhenyak mendengar ucapan Dito. "Apa segila itu Lintang?" Batin Wati.
"Temui Aku besok, dan bawa uangnya! Aku akan kirim alamatnya besok." Ucap Dito sambil beranjak dari tempat duduknya, kemudian berlalu keluar rumah meninggalkan bu Gita dan Wati yang terlihat shock.
*****
Dito menemui Lintang di tempat kerjanya. Lintang terkejut Dito mendatanginya. Dia duduk di salah satu meja pelanggan dan meminta dipanggilkan Lintang.
"Mau apa Kamu Mas?" Ketus Lintang yang duduk berseberangan dengan Dito.
"Santailah sedikit sang mantan." Goda Dito.
"Kamu mau uang? Jangan konyol Mas! Dengan pekerjaan seperti ini mana mungkin Aku bisa memberimu uang sebanyak itu."
"Hahahaha... " Dito menertawakan Lintang. "Tanpa Kamu bilang pun Aku tau Lintang. Mana mungkin Aku minta uang pada gelandangan seperti Kamu. Menyentuh tubuhmu pun Aku sudah tidak berminat." Hina Dito.
"Lalu apa mau Kamu?!!!" Tanya Lintang kesal.
"Wati." Jawab Dito singkat.
"Maksud Kamu?" Lintang mengernyitkan dahinya.
"Aku rasa Wanita itu akan jadi tambang emasku."
"Apa yang mau Kamu lakukan?"
"Aku ingin menidurinya." Bisik Dito mendekatkan kepalanya ke telinga Lintang yang ada di hadapannya.
"Kamu gila."
"Hei, ini akan menguntungkan buatmu Lintang."
"Apa maksudmu?" Kesal Lintang.
"Aku yakin Jaka tidak akan mau menyentuh Wati lagi setelah Wati Aku tiduri."
"Mas Jaka tidak akan mebiarkanmu hidup!"
"Ini antara Kita Lintang. Aku ingin Kamu membantuku."
"Apa maksudmu ingin melibatkanku?!!!" Lintang terdengar sangat kesal.
"Ayolah Lintang. Ini akan menguntungkanmu." Lintang beranjak dari tempat duduknya. Buru-buru Dito menarik tangan Lintang. "Kamu bisa memiliki Jaka lagi!" Bujuk Dito.
"Aku tidak mau dipenjara Mas."
"Aku akan menyiapkan semuanya besok Lintang. Aku akan mengatur semuanya."
"Aku tidak mau bersekongkol denganmu Mas." Tegas Lintang.
"Hei iblis betina. Iblis tetaplah iblis." Ucap Dito kasar sambil mempererat genggaman tangannya di lengan Lintang. "Pikirkanlah baik-baik Lintang. Ini kesempatanmu untuk memiliki Jaka kembali. Apa Kamu akan menyia-nyiakannya?" Dito melepas genggamannya. Dia berlalu dari hadapan Lintang meninggalkan Lintang yang bimbang.
Pikiran Lintang kacau mengingat ucapan dari Dito. Dia memikirkan keuntungan dan kerugian yang akan dia dapat kalau dia menuruti kata-kata Dito.
"Apa rencana mas Dito? Sungguh Aku ingin sekali kembali bersama mas Jaka. Aku lelah hidup seperti ini. Menjadi pelayan yang dipandang sebelah mata. Aku ingin menjadi istri mas Jaka lagi, tidak perlu bersusah payah membersihkan meja kotor. Tidak perlu mendapat cacian dari pelanggan kalau Aku melakukan kesalahan." Gerutu Lintang.
*****
Mohon votenya ya readers
Mohon kritik dan sarannya
Terima kasih sdh mau mampir untuk membaca
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAIRA (Tamat d channel Youtube : Mitha MDN Channel)
RomanceGadis kecil berusia enam tahun, yang harus menerima akibat dari permasalahan yang dihadapi orang tuanya. Permasalah antara Jaka dan Lintang. Humaira kehilangan kasih sayang Jaka ayahnya karena ulah Lintang bundanya. Humaira kecil sangat menyayangi...