-Yoo JIN POV-
Akrhhh.... Apa yang aku pikirkan? Kenapa wajah seungcheol sangat membekas di ingatan ku? Kau harus fokus nyonya Park, fokus!
Entah mengapa setelah bertemu dengan seungcheol aku menjadi tidak fokus kepada dosen yang tengah mengajar. Pikiranku terus melayang pada seungcheol. Cara bicaranya, gerak bibirnya, raut wajahnya. Ah..... Benar-benar sempurna!
Ani!!!
Apa yang aku pikirkan?!
Aku hampir gila jika terus seperti ini. Apakah aku jatuh cinta padanya? Tidak mungkin! Aku bukanlah orang yang percaya pada cinta pada pandangan pertama. Itu terlalu konyol!
Tapi......
Jika itu terjadi padaku bagaimana?!! Entahlah. Kurasa waktu yang akan menjawabnya. Lagipula aku dan seungcheol baru saja kenal. Tidak memiliki hubungan apapun hanya sebatas seungcheol yang menolongku.
Entah apa yang aku lakukan. Aku mengelus perban yang membenarkan lukaku. Tanpa terasa bibirku menekuk keatas membayangkan hal tadi.
Kurasa aku memang jatuh cinta padanya.
-WONWOO POV-
"Akrhh sial!!! Kenapa lagi-lagi seungcheol sulit untukku singkirkan!"
"Heh! kau saja yang bodoh! Kau terlalu lembek untuk segera menyingkirkannya." Ucap seseorang yang terduduk tepat di belakangku.
Aku membalikan badanku dan menatap orang itu tajam.
"Apa ini yang kau maksud lembek?!"
Aku sudah muak dengannya! Tanpa pikir panjang aku langsung menghantam wajahnya dengan kepalan tanganku. Kulihat di sudut bibirnya mengalir cairan berwarna merah.
Orang itu mengelap darah yang mengalir di ujung bibirnya dengan punggung tangan. Dan jangan lupakan seringainya yang menyempelekanku itu!
"Apa yang kau tahu tentang dunia vampir? Kau hanyalah anak kecil yang masih merengek meminta susu pada ibumu. Ayah sudah salah percaya, jika memberikan tugas ini padamu! Kau hanya bisa memamerkan kekuatanmu yang tidak sebanding denganku. Tapi otakmu? Nol besar! Kau sama sekali tidak menggunakan otakmu JEON WONWOO." ucapnya dengan penekanan saat menyebut namaku.
"Apakah yang kau maksud adalah kau lebih pantas menjadi penerus dibandingkan aku! Cih!! Membayangkannya saja aku sudah tidak sudi." Hinaku.
Aku tau, dia bukan orang yang mudah emosi. Atau bahkan dia seseorang yang sabar terlalu sabar dan lamban menurutku. Namun aku tidak bisa menyepelekan nya. Justru letak kekuatannya ada pada diamnya. Dan sialnya, aku enggan mengakui kalau dia adalah kakakku. Calon penerus kerajaan ini jika aku membiarkannya.
"Jika kau memang merasa lebih pantas menjadi pemimpin kenapa kau hanya diam saja seperti orang bodoh di kursi reyotmu itu!"
"Dan membiarkan tenagaku terbuang cuma-cuma?" Katanya sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Aku tidak sebodoh kau. Kau bahkan tidak bisa membaca keadaan. Apakah kau pikir dalam waktu dekat ini kita bisa merebut kembali kerajaan vampir? lalu jika memang sudah berhasil jatuh ditangan kita pun kau pikir anak dari adik ayah kita akan diam saja. Lebih baik kita bersenang-senang dulu wonwoo-ya, kepalaku hampir pusing karena melihat rencananya yang gagal terus menerus untuk merebut kembali kerajaan kita. Bukan! Bukan kita maksudku kerajaanku! Ya, kerajaanku." Sambungnya.
Keputusanku sudah bulat. Aku pergi meninggalkan kakakku yang selalu terduduk di kursi menyebalkan itu. Aku memang tidak akan menang jika berdebat dengannya. Tapi aku akan membungkamnya dengan kekuatanku.
-AUTHOR POV-
Sudah 4 jam ini seungcheol berada di dalam kelas mengikuti beberapa materi yang dosen sampaikan.
Beberapa menit kemudian jam untuk kelas hari ini sudah habis. Setelah dosen pergi meninggalkan kelas, seungcheol mencangking tasnya ke luar kelas.
"Annyeong"
Sapa seseorang tepat setelah seungcheol keluar dari ruang kelasnya.
"Kau." Seungcheol menatap bingung gadis di depannya.
Gadis itu tertawa menunjukan senyum bodohnya.
"Ada apa kau kesini?" Sambung seungcheol.
"Mencarimu." Jawab Yoo jin.
"Nega?" Seungcheol menunjuk dirinya sendiri bingung. Karena sebelumnya tidak ada orang yang mencarinya kecuali para dosen atau Jun adiknya. Seungcheol memang enggan berhubungan dengan mahasiswa lain atau bahkan sekedar bersosialisasi.
"Ne. Maukah kau makan siang di kafe depan bersamaku?" Tawar Yoo Jin.
Seungcheol memikirkan tawaran Yoo Jin, hingga akhirnya mengangguk setuju. Mungkin tidak ada salahnya meluangkan waktu sebentar daripada harus berdiam diri di rumah memperhatikan ayahnya yang sibuk mengurusi rakyatnya.
*****
Tak sampai dua puluh menit mereka sampai di kafe tepat di depan kampus mereka. Mereka memilih tempat di sebelah air mancur di tengah kampus.
"Kau..." Ucap mereka bersamaan.
"Kau dulu" ucap mereka kembali bersamaan.
"Arra." Yoo Jin mengangguk mengerti.
"Kau mau pesan apa?" Tanya Yoo Jin.
"Samakan saja sepertimu."
Yoo jin mengangguk paham. Ia memanggil pelayan dan memesan makanan yang sama dengan seungcheol karena seungcheol yang meminta untuk disamakan saja dengannya.
Suasana begitu canggung ketika pelayan tadi pergi meninggalkan mereka berdua. Tidak ada satupun dari mereka yang mau memulai pembicaraan. Sebenarnya Yoo jin memiliki banyak bahan yang akan ia bicarakan dengan seungcheol. Namun setelah berhadapan dengan seungcheol, seolah-olah semua hal yang sudah ia pikirkan menguap begitu saja.
"Emm Yoo Jin?" Seungcheol membuka pembicaraan.
Yoo jin yang sedari tadi menunduk memikirkan hal yang akan ia bahas, cukup terkejut mendengar seungcheol yang memulai pembicaraan.
"N..ne?" Jawab Yoo jin gugup.
"Kenapa kau menemui ku?"
"Ahh... Itu...."
Yoo jin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pertanyaan seungcheol benar-benar membuatnya kelimpungan untuk menjawabnya. Yoo jin menggigit bibir bawahnya berusaha mengumpulkan keberanian untuk menjawab pertanyaan seungcheol. Tentu saja Yoo jin akan akan menjawab jujur pertanyaan seungcheol. Cepat atau lambat ia juga pasti akan tau.
"Itu...... Karena aku....."
💎💎💎
T
B
C
See u next time reader's. Btw ada yang tau siapa kakaknya wonwoo??
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not vampir×S.coups
Fanfiction"aku seorang vampir"-csc Masih bingung? Ikuti aja story ke-2 gua.