5.

92 5 0
                                        

"Wonwoo, Jeon Wonwoo."

-WONWOO POV-

Aku tahu kalau gadis bernama Yoo jin ini akan menjadi kelemahan terbesar seungcheol. Aku bisa melihatnya hanya dari tatapan seungcheol padanya. Aku tidak pernah melihat seungcheol dekat atau hanya sekedar menyapa seorang gadis selama ini. Bahkan sudah hampir 300 tahun, aku tidak pernah melihat seungcheol terlibat cinta dengan gadis manapun atau hanya sekedar tersenyum kepada seorang gadis. Namun tidak dengan park Yoo jin.

Aku tahu......



















































Kalau gadis itu akan menjadi kelemahan seungcheol.

"Yoo jin-ssi, apa rumahmu masih jauh?"

"Ne. Memangnya kenapa?"

"Maukah kau ku antar pulang?" Setelah tawaran yang aku ajukan padanya, aku tidak mendengar persetujuan ataupun penolakan darinya. Yang aku lihat hanya matanya yang membulat menatap ku tidak percaya.

-SEUNGCHEOL POV-

Setelah makan siang tadi aku meninggalkan Yoo jin begitu saja di dalam kafe. Entah mengapa langkahku terasa berat meninggalkan gadis itu. Ah! Apa yang kau pikirkan seungcheol! Kau terlalu berlebihan! Apa mungkin perasaan ini muncul karena dialah gadis pertama yang ku kenal di dunia manusia ini? Aah entahlah, aku hanya membuang-buang waktu jika terus memikirkan hal tidak berguna itu.

Aku segera pergi meninggalkan kafe yang sebelumnya masih terpaku di pintu depan. Aku melihat situasi sekitar. Cukup sepi, apa aku bisa melakukannya sekarang?

Aku berjalan sedikit menjauh dari kerumunan manusia yang seolah-olah tak ada hentinya mengisi trotoar jalan, menuju tepi gedung tak terpakai yang sedikit lengah dari pandangan orang. Hanya dibutuhkan beberapa detik. Tubuhku sudah melesat. Melawan angin. Menghilang bagai asap. Terhempas ringan bagai awan. Aku melakukan hal yang mustahil dapat dilakukan manusia.

Selayaknya vampir pada umumnya, aku bisa melakukan teleportasi menembus ruang waktu. Walau tidak semua vampir bisa melakukannya.

Tiba-tiba pikiran itu kembali muncul di kepalaku, aku  ingin menggunakan kemampuan teleportasi ku untuk pergi ke tempat yang indah jauh dari jangkauan manusia.






Dengannya.....

-YOO JIN POV-

"Maukah kau ku antar pulang?"

Wonwoo hanya mengucapkan empat kata, tapi mengapa aku sangat sulit mencerna kalimatnya. Sejujurnya aku ingin menerima tawarannya, namun rasa sangsi terus menggelayuti pikiranku. Selain itu aku sedikit bingung, apakah wonwoo hanya sekedar basa-basi denganku atau memang itu kenyataannya. Apakah harus ku tolak saja tawarannya?

"Ah... Kau tidak perlu repot-repot wonwoo-ya." Tolak ku yang aku yakini akan ku sesali.

"Apakah kau merasa sangsi jika diantar oleh orang yang baru kau kenal?" Tanyanya dengan nada yang kurasa sedikit menyesal mungkin.

"Aku bukanlah ajjusi penculik seperti yang ada di tv-tv yang kau tonton selama ini, lagian mana mungkin orang tampan sepertiku adalah penculik?" Sambung wonwoo dengan memberikan wink padaku.

Ommo! Kenapa namja didepanku ini terus membuat jantungku berolahraga terus menerus?

Aku hanya tertawa mendengar gurauan nya. Sepertinya ia orang yang humoris.

"Apakah aku boleh mengantarmu pulang?" Tanyanya lagi, kurasa aku harus menerimanya kali ini.

"Eum..... Boleh saja jika kau tidak merasa keberat...."

"Tentu saja tidak!" Potongnya dengan cepat.

Sekali lagi ia tersenyum padaku, manis, sangat manis hingga aku meragukan senyuman itu dimiliki oleh seorang pria.

-AUTHOR POV-

Tanpa disadari bus yang mereka tumpangi sudah berhenti di halte ke 9 dari tempat semula. Yoo jin berdiri dari tempat duduknya bersiap turun yang diikuti oleh wonwoo.

Yoo jin terus berjalan mendekati sebuah lift tepat di sudut ruangan.

"Apa kau tinggal sendiri di apartemen sebesar ini?" Tanya wonwoo ketika Yoo jin mengetikkan beberapa kode apartemennya.

"Sepertinya begitu."

Wonwoo memasuki apartemen milik Yoo jin dengan senyum ciri khas nya. Tidak ada yang tahu apa makna di balik senyuman itu.

"Aku akan membuatkanmu minum, kau beristirahat lah dulu anggap seperti rumah sendiri."

Yoo jin pergi meninggalkan wonwoo yang masih memandangi beberapa bingkai foto yang tertata rapih di atas meja. Setelah punggung Yoo jin benar-benar hilang dari balik pintu, wonwoo mengambil salah satu bingkai dengan seorang gadis tengah tersenyum manis sambil memegang beberapa buku kampus.

"Kurasa aku akan sedikit bermain-main denganmu Yoo jin-ssi." Seulas senyuman kembali terukir di bibir tipis wonwoo, bukan senyuman manis, tetapi senyuman yang menyeramkan.

💎💎💎

Annyeong reader's kembaran Jennie Blackpink comeback nih...ada yang mau nitip salam buat Sebong?

Ku membayangkan wonwoo jadi vampir aja udah terhura ululululululu....

Jangan lupa comen and vote nya guys

Saranghae💕

I'm not vampir×S.coupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang