"Yoo jin!"
Seseorang yang bernama Yoo jin memalingkan wajahnya mencari orang yang baru saja memanggil namanya.
Dari kejauhan tampak seorang pria mengenakan kemeja putih polos dan celana jeans tengah mendekati Yoo jin dengan tas yang menyelempang di pundak kanannya.
"Ah~ wonwoo, wae?"
Beberapa minggu terakhir setelah kejadian bertemu secara tak sengaja di dalam bus, wonwoo dan yoo jin menjadi sering bertemu. Entah itu di universitas atau wonwoo sendiri yang datang ke apartemen Yoo jin.
"Ah.... Tidak ada apa-apa." Wonwoo tersenyum menampilkan susunan giginya yang sangat rapih.
Yoo jin mengatupkan bibirnya, sedikit mengerucut dan mengangguk pertanda mengerti.
Wonwoo dan yoo jin berjalan beriringan menyusuri lapangan yang saat ini dipenuhi oleh mahasiswa karena saat ini kebetulan saatnya jeda dari beberapa mata kuliah.
Hening. Tidak ada satupun diantara mereka yang membuka pembicaraan, hanya suara sepakan rumput saja yang terdengar.
Wonwoo memikirkan sesuatu, begitu juga dengan Yoo jin. Namun, yang mereka pikirkan adalah dua hal yang sangat bertolak belakang.
Yoo jin menganggap wonwoo sebagai teman barunya yang sangat berharga. Yoo jin mengakui, setelah sosok wonwoo datang di kehidupannya, hari-harinya kini terasa sedikit berbeda. Lebih berwarna dibandingkan dengan sebelum pria bermarga Jeon itu datang ke kehidupannya.
Dan kalau boleh jujur, Yoo jin bersyukur karena Tuhan sudah mengirimkan teman sesempurna wonwoo. Dia pengertian, penyabar, baik, murah senyum dan wonwoo juga adalah sosok pendorong dan penghibur yang baik, ya.... Walau terkadang wonwoo sedikit menyebalkan bagi Yoo jin. Yoo jin menerima wonwoo apa adanya. Ia sangat menyayangi wonwoo... Sebagai seorang teman.
Bagaimana dengan wonwoo?
Jika kalian bertanya bagaimana perasaan wonwoo terhadap Yoo jin, jawabannya hanya ada satu. Kepalsuan. Semua yang ia lakukan pada Yoo jin adalah palsu. Senyum yang ia berikan pada Yoo jin palsu. Perhatian yang selama ini wonwoo curahkan juga palsu. Semuanya palsu. Yoo jin sama sekali tidak mengetahui itu karena wonwoo sangat pandai menyimpan kebohongan di balik topeng manis yang ia kenakan.
Wonwoo hanya menganggap Yoo jin sebagai gadis bodoh. Yoo jin terlalu mudah jatuh dalam perangkapnya. Yoo jin tidak tahu kalau dibalik sikap wonwoo yang manis kepadanya, tersimpan beribu siasat yang menjadikannya sebagai kambing hitam untuk menggapai apa yang ia impi-impikan selama ini.
Wonwoo berusaha mengambil hati gadis itu secara perlahan. Perlahan namun pasti. Wonwoo yakin saat ini Yoo jin sudah sepenuhnya berada di genggamannya. Sekarang saatnya menggerakkan bidak ke-2 untuk menyusun puzzle rencana yang sudah ia susun.
Hanya menunggu waktu. Rencananya akan berjalan sempurna.
'kau akan hancur seungcheol!' jww.
"Apa kau akan pulang setelah ini?" Tanya wonwoo membuka percakapan.
"Ne."
"Apa aku boleh mengantarmu pulang?"
"Aniya, kau tidak perlu repot-repot aku akan pulang sendiri, annyeong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not vampir×S.coups
Fanfic"aku seorang vampir"-csc Masih bingung? Ikuti aja story ke-2 gua.