02-deg deg ser

31 5 3
                                    

"Nah, sudah paham anak anak?", tanya pak DT setelah menyelesaikan ceritanya di depan kelas.

Apanya yang paham, dari tadi dia seperti berbicara sendiri, curhat.

Semua pada mendengus kesal karna membosankan.

Sudahlah siang hari, pelajaran terakhir matematika pula.

Itulah yang dipikirkan kelas XI IPA 1 saat ini.

"Mendingan kita pulang kalau begini, ya ga?" tanya Inggrid pada Tania

"Dia ngomong apa coba, ini guru cocok jadi pengarang aja dah. Kyaknya yang dikatakannya bullshit tau gak." kini Tania perpendapat setelah beliau selesain dengan ceritanya.

Teettt..

"Alhamdulillah!"

"Puji Tuhan!"

"Horeyyy!"

Begitulah para sorak seluruh siswa saat ini.
Merasa lega telah pulang untuk ke rumah masing masing.

"Tan,, lo pulang sama siapa hari ini?"

"Naik angkutan umum, soalnya bokap gue lagi tugas luar, nyokap kagak ada dirumah. Dan lo tau lah kagak ada yang jemput gue." ucap Tania sambil menyimpan seluruh perlengkapannya.

"Oh, kalau gitu gue duluan ya. Soalnya gue dijemput. Bye! " ucap Inggrid sambil meninggalkan kelas.

"Hm.."

Di koridor sekolah, Tania berjalan mau keluar gerbang sekolah. Namun saat itu ada yang menghalanginya.

Tin

Karna menyadarinya, Tania mendongak dan terkejut karna yang dia lihat kali ini.

"Lo?" tunjuknya pada Jevin.
Ya, yang dilihatnya adalah Jevin.

"Naik." empat huruf yang diucapkannya membuat si pendengar, tak lain Tania mengerinyit bingung.

"Buat?"

"Lo lupa hari ini kalau kita latihan?"

Ting!

Ia baru ingat latihan buat apa, tapi kenapa harus hari ini, dia tidak ada menhubunginya.

"Tapi lo kagak tanya gue dulu, main ambil keputusan aja lo." ucap Tania sambil memalingkan muka, lama lama ia sebal dengan laki laki ini.

"Gue ga punya waktu lain lagi, sekarang naik, kita ke rumah gue?" ucapnya dengan muka datar, tapi terkesan tegas.

"Yaudah, tapi ke rumah gue dulu. Mau ganti baju." ucapnya final.

Jevin mengangguk paham. Dan Tania menaiki motor ninja Jevin. Agak takut sebenarnya, tapi apalah boleh buat.

Jevin melajukan motornya, dan keheningan ada bersama mereka. Ia tak tau harus topik apa yang ia bicarakan.

10 menit kemudian, mereka telah sampai di perkarangan rumah Tania.

"Lo ga mau masuk dulu, biar ga capek nunggu di luar. Gue buatin minum."

"Boleh." ucap Jevin masih dengan muka datarnya.

Tania mengangguk dan mereka berjalan ke rumah Tania.

"Lo dirumah sendiri?" tanya Jevin saat ia melihat Tania mengambil kunci rumahnya dari dalam tas.

"Hooh, nyokap sama bokap kagak ada. Pembantu gue lagi cuti."ucap Tania sambil memutar kunci dan membuka pintu rumah.

"Duduk disini dulu, gue mau buatin minum. Lo mau minum apa?"

Perfect Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang