08- Gosip Ken

9 4 2
                                    

Sampai dirumah Ken, Jevin mengetuk pintu dan di bukakan oleh Bunda Vani, yaitu bunda Ken.

Bunda ken menyuruh Jevin langsung saja ke dalam kamar Ken.

"Eh, dateng juga rupanya lo" itu suara Vero yang dahulu setelah Jevin masuk.

"Ada apa?" tanya Jevin tanpa basa basi.

"Ini loh kan si Vero dapet kabar, kalau.." ucap Ken menggantung membuat pria dihadapannya menatap tajam.

"Lama lo" ucap Angga kini yang juga penasaran. Ya memang angga belum tau apa berita yang ingin diberitau. Karna kata Ken, tunggu Jevin dateng.

"Ck" Jevin memutar bola matanya kesal.

"Hehehe, penasaran kan? Tetap di siaran kami" ucapnya berlagak host di siaran TV itu.

"Kalau gaada, gue balik. Buang waktu."
"Eh eh, jangan pergi dulu dong. Iya iya, gue serius ini. Lo pasti senang." ucap Ken sambil mencekal tangan Jevin.

Jevin menghela nafas, dan duduk di sofa yang tak jauh dari kasur.
"Cepat." Ken mengangguk dan memberi isyarat pada Vero untuk mengatakannya.

"Gini, bokap gue kan mau pulang ke indo, nah dia tuh yang mau ngajakin kita jalan jalan ke Bali cuy, keren ga. Bokap gue nyuruh ajak temen temen gue, gue udah request sih bakalan ada lo, Angga, Ken. Kalau boleh ajak si Tania tania itu sama temennya. Bokap gue ijinin kok kalau ada cewe, biar ada temen nyokap gue pas disana, gimana?" Jevin tampak berpikir kemudian ia berbicara.

"Kapan?"
"Setelah acara dengan tamu Bandung itu." Jevin mengangguk.
"Nanti gue tanya Tania mau apa engga" Vero mengangguk, lalu ia mengambil ps 4 nya yang menganggur dan mereka bermain bersama.

~♥~~♥~

Biasa sa cinta
Satu sa pinta
Jang terlalu mengekang rasa
Karna kalau sa su bilang
Sa trakan berpindah karna su sayang

Kini lagu itu terdengar di kamar Tania, yang kini dirinya sedang mengerjakan tugas Fisika saat ini.

Tidak ada penerangan total, hanya lampu belajar yang menyala dan ditambah lagi dengan lagu yang di putar lewat ponsel Tania.

Tak lama setelah lagu itu dimainkan, suara telepon Tania berdering, menandakan panggilan masuk.

Ciwi aku.

Tania mengerinyit bingung. Siapa orang yang membuat nama seperti itu di ponselnya? Lalu Tania mengusap layar ponsel, dan mendekati ke arah telinganya.

"Halo?" ucao Tania dahulu.

"taniaaa." ucap orang diseberang sana, dan sepertinya Tania mengenal suaranya.

"Ehm, lo siapa?"

"Lo ga kenal gue, omegat lo jahat beut. Gue Inggrid si cewe yeppen."

Ah! Ini kerjaan sahabatnya yang satu ini, Tania menggeleng heran. "Kenapa nggrid,? " terdengar suara kekehan kecil diseberang sana.

"Hehe, gue minta tolong dong. Pap jawaban Fisika lo nomer 4 sampai 5. Gue ngerti nomor 1 sampai 3 ,tapi yah gitu ragu ragu. "

"Oke, bentar gue kerjain dulu. Gue masih nomor 4. Baru aja mulai."

"hehe, gumawo sayangnya Inggrid." Inggrid menutup panggilannya, dan Tania kembali menghidupkan musik dan mengerjakan soal yang ada di depan matanya.

Baru saja memegang pulpennya, suara dentingan ponselnya berbunyi, menandakan pesan masuk.

Jevin.
Bsk brngkt sama. Sklian w mau blg ssuatu.

Tania yang melihat pesan itu, hanya mengerinyit bingung.

Tania
Ok. Btw bsk Bu Yani mau kita dtg ke ruang musik. Ktnya pengen mlihat perkembangan kita untuk lusa.

Setelah mengirimkan pesan itu, Tania mulai lagi dengan jantungnya yang berdebar. Entah kenapa melihat Jevin lama membalas pesannya, ia merasa bete.

Ting!

Buru buru Tania membuka pesannya.
Jevin
ok. slmt mlm.

Senyuman Tania terbit ketika hanya melihat kalimat singkat yang berada di layar ponselnya.
Ia berdebar kembali. Entah kenapa rasanya.
Kemudia Tania kembali mengerjakan tugasnya dengan semangat.

Segitunya sekali, wkwk.

Diseberang sana Jevin juga tersenyum kecil melihat pesan yang baru ia kirimkan. Biasanya ia tak segitunya untuk perempuan setelah perempuan dimasa lalunya.

Kini kantuk menyerang Jevin, dan ia meletakkan ponselnya diatas nakas, dan membaringkan tubuhnya. Dan terlelap ke alam mimpi.

----------
Tbc.

Jangan lupa vote+comment.

Perfect Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang