06

1.2K 230 50
                                    

Elena langsung dibawa ke ruang IGD begitu sampai di rumah sakit, rheon masih setia menemaninya. Dokter jaga langsung memeriksa kondisi elena yang sebenarnya masih sadar hanya saja matanya berat untuk membuka.

Setelah selesai memeriksa keadaan elena, dokter itu memanggil rheon untuk berbicara. Sedangkan seorang suster dengan sigap langsung membersihkan luka elena.

"silahkan duduk." ujar dokter itu.

"baik dok.." jawab rheon kemudian duduk.

Dokter wanita paruh baya itu, membenarkan posisi kacamatanya kemudian mengamati wajah rheon dengan seksama tak lama ia langsung dapat mengenali rheon. Sekilas ia tersenyum kemudian kembali menjelaskan hasil diagnosa.

"mas ini keluarga pasien?" tanya dokter itu.

"bukan dok, saya temannya." jawab rheon singkat.

"baik.. Begini mas. Setelah kami lakukan pemeriksaan, luka di pelipis pasien cukup dalam dan itu yang membuat banyak darah keluar jadi kami harus melakukan tindakan penjahitan luka." jelas dokter itu.

"lakukan saja dok.." seru rheon yakin.

"baik.. mas bisa menunggu diruang tunggu terlebih dahulu. Apabila sudah selesai nanti akan kami informasikan." ujar dokter itu kemudian berdiri.

Rheon pun ikut berdiri kemudian menatap iba ke arah elena yang masih terbaring lemas.

setelah mendapatkan instruksi dari dokter, suster mendorong brankar menuju ruangan lain kemudian dokter mengekor dibelakang.

Rheon keluar ruang igd menuruti perintah dokter untuk ke ruang tunggu dengan perasaan sedikit cemas.

Selagi menunggu, rheon menelepon andre dan memerintahkannya untuk segera mengusut siapa orang yang dengan sengaja melukai elena.

Rheon tidak mau melibatkan polisi karena ia merasa bahwa kejadian ini ada kaitannya dengan kehidupan pribadinya. Dan tidak mau memperkeruh keadaan, walaupun sebagai public figur tetapi ia tidak ingin kehidupan pribadinya terekspose.

Beberapa saat kemudian seorang suster menghampiri rheon yang tengah sibuk dengan smartphonenya.

"permisi mas rheon, tindakan sudah selesai. Pasien sudah bisa ditemani." ucap suster dengan ramah.

"terima kasih suster.." jawab rheon kemudian berdiri, ia sedikit merasa lega mendengar informasi tersebut.

"mari mas, saya antar ke ruang perawatan." suster itu lalu berjalan mengarahkan rheon tempat dimana elena berada.

Sesampainya di ruangan, walaupun baru sampai di pintu masuk rheon sudah dapat melihat elena yang sudah sadar walaupun masih terlihat pucat dan lemah.

"silahkan.. Saya permisi dulu." suster berpamitan.

"terima kasih suster.." jawab rheon.

Suster langsung bergegas keluar kamar dan rheon perlahan menghampiri elena.

"gimana el, masih pusing?" tanya rheon sambil menggeser kursi tepat disebelah kanan dimana elena terbaring.

Elena tersenyum tipis kemudian menjawab pertanyaan rheon dengan suara parau.
"sedikit.. "

"yaudah kamu istirahat dulu aja." ucap rheon sambil membenarkan posisi selimut elena yg sedikit tersibak.

Elena mengangguk pelan kemudian kembali berbicara.
"rhe.. kamu harus cari orang itu. Dia mau mencelakai hana dan yang aku takut. . . . ."

Elena belum belum sempat menyelesaikan kalimatnya namun diinterupsi oleh rheon.

"apa? Jadi maksud kamu. Orang itu sebenernya mau celakain hana trus kamu. . . ." seru rheon sedikit meninggikan nada suaranya.

Love RingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang