HALO LAGI!!!
nah, bingung ya ini knp authornya dateng lagi:(iyaa jadi aku berubah pikiran. story ini diselesain dulu 1 part lagi setiap member, baru deh abis itu selesaiiiii
thanks ya buat yang udah kasih saran~happy reading.
***
"Mamaa, kenapa papa belum pulang?" tanyanya dengan suara lembut yang membuatmu ingin tersenyum saja mendengarnya.
Kamu yang sedang membereskan mainan-mainan berserakkan di lantai, segera menoleh ke arahnya.
"Papa masih kerja, sayang. Nanti kalo udah pulang, kan pasti diajak main kuda-kudaan," katamu sambil tersenyum dan membelai surai kehitaman milik anakmu.Dan Mark, tentunya.
"Mau susu nggak, sayang?"
Chanyoung hanya menggeleng kuat sambil menatap tajam ke arahku.
"Kamu kenapa lagi, nak..."
Dengan sigap, kamu menggendong Chanyoung dan segera membawanya ke kamar tidur. Kalau lagi begini, Chanyoung pasti bakal ngambek dan berontak sambil teriak manggil-manggil papa."Mama..." isaknya sambil membenamkan wajahnya ke pundakku.
Kok nangis? Heol, tumben- tumbennya Chanyoung nangis. Biasanya dia akan meluapkan emosinya dengan teriak dan marah.Kamu kembali mengelus rambutnya dan membaringkannya di tempat tidur.
Chanyoung masih menangis kecil sambil menutupi matanya.
"Ada apa, nak?" tanyamu lembut, berusaha tidak membuatnya makin menangis."Papa jahat... hiks,"
Kamu duduk di tepi tempat tidur, sambil menggenggam tangan kecilnya.
"Papa nggak inget Chan di umah, papa di panggang telus..."Di- dipanggang?!
"Di panggung, Chan,"
Kamu menghela nafas.
"Chan, papa kerja untuk kita. Kalau papa nggak kerja, kita nggak bisa tidur di tempat ini. Kita nggak akan punya robot- robotan, nggak punya bola, semuanya bergantung sama papa,"
Kamu tersenyum melihat Chanyoung yang masih saja menggerutu.Lee Chanyoung, umurnya 3 tahun. Ia ada disaat kalian benar- benar menginginkannya. Kelahirannya pun sangat lancar. Walaupun beratnya sedikit 'kurang' saat lahir, tapi syukurlah. Chanyoung sehat sampai saat ini.
"Chan bobo aja ya? Sambil nunggu papa pulang," katamu.
Chanyoung langsung dengan cepat menutup matanya dan menggenggam tanganmu kuat- kuat.
"Chan mau main sehalian sama papa.."
Tak lama kemudian, ia tertidur dengan mulut terbuka. Imut sekaliii~"Aku pulang,"
Chanyoung terlebih dahulu membuka mata dan langsung meneriaki papanya.
"Papa!!""Chanyoung, kok nggak bobo? Udah malem tuh," kata Mark sambil menggendong Chanyoung dan menciumi pipinya.
"Chan nungguin papa pulang, papa dipanggang terus, ngga inget Chan di umah,"
"Hah, dipanggang? WKWKWK,"
Tuhkan, receh banget si Mark."Sst! Mark, jangan diketawain," ujarmu sambil mencubit pelan lengan suamimu.
"Eh, iya iya. Panggung maksudnya?"
Chanyoung terdiam sambil memeluk Mark dengan tangan mungilnya.
"Chan mau main sama Papa, sama Mama.. Chan nggak pelnah main sama Papa, Mama," isak Chan, ia kembali menangis.
Mark yang baru saja tertawa terbahak- bahak, malah terlihat sedih mendengar perkataan Chan.Kamu juga tersadar, bahwa selama ini jarang sekali kalian mendapatkan momen bersama. Kamu menatap Mark yang sedang bengong sambil mengelus pipi Chanyoung.
"Maaf ya, papa sibuk banget.."
Tampaknya Chanyoung malah tidur di dekapan Mark, dan ia pun langsung membaringkan Chanyoung di tempat tidur.Mark langsung melepas jaket bulunya dan memelukmu tiba- tiba.
"K-kenapa, chagiya?"
Mark membenamkan mukanya di pundakmu, sambil menahan punggungmu."Maaf, aku minta maaf," ucapnya kecil.
Kamu tersenyum mendengarnya.
"Buat apa minta maaf? Kamu kerja kan penting juga buat kita. Chanyoung kan masih kecil, nggak apa- apa."Mark kembali dari posisinya dan menatapmu lekat.
"Besok jalan ya? Bareng Chanyoung ya? Hm?" tanyanya sambil memegang kedua pipimu.
"Loh, nggak ke stage?"
"Nggak, hehe, hari ini terakhir untuk minggu ini."Kamu senang mendengarnya. Kebahagiaan yang muncul benar- benar langka. Kamu berharap Mark akan sering di rumah dan menghabiskan waktunya bersamamu dan Chanyoung.
***
"Papa, papa nggak ke tempat kelja?" tanya Chanyoung saat kamu memakaikan baju untuknya.
Mark mendekati Chanyoung dan menciuminya dengan gemas.
"Nggak, Chan sayang. Papa libur, kamu mau main seharian kan?" tanya Mark sambil mengedipkan mata."Ih, genit banget sih," timpalmu yang memperhatikan mereka daritadi.
"Yeuu, iri ya?" Mark langsung mendekatimu dan bersiap untuk mengecupmu juga, namun segera kamu hindari.
"Chan ngeliatin, apaan sih Mark Lee!" katamu sambil menutupi wajahmu yang merah.Chanyoung yang sedaritadi diam, segera menghentakkan kakinya.
"Mama, Papa, Chan belum pake paku,"Kamu dan Mark saling menoleh dan menahan tawa.
Paku?!
"Sepatu, sayang." Dan kalian berdua pun memakaikan sepasang sepatu Chan dan segera pergi meninggalkan rumah, menuju taman bermain yang ada di pusat kota.
Chan senang sekali, begitu juga dengan kau dan Mark.♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
marriage life - with nct dream
Romancemarriage life with nct dream?! yang bener aja, thor! bener kok, disini kalian dapet peran jadi istrinya para cowo cowo nct dream :))