-mark-

28.7K 1.8K 53
                                    

pip pip.

Suara alarm yang daritadi berbunyi tampaknya belum bisa membuatmu terbangun.

Tak memperdulikan suara alarm tersebut, kamu berguling ke arah kiri dan memeluk seseorang yang ada di sampingmu.

Hangat dan nyaman.
Tanpa sadar, sebuah senyuman terlukis di wajahmu.

Melihat wajahmu yang tersenyum, Mark mengusap rambutmu pelan.

Melihat wajahmu yang tersenyum, Mark mengusap rambutmu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun, chagi-ya." Suara lembutnya membuatmu semakin tenang, malah membuatmu semakin ngantuk.

"H-hmm? Ah, udah pagi?" Kamu mengucek mata, mengintip dari celah matamu sendiri. Mark tersenyum manis sambil mengecup keningmu.

"Selamat pagi,"
Mark mulai mengangkat tubuhmu, mengubah posisi tidurmu menjadi duduk.

Kalian saling bertatap muka.
Setelah itu, tertawa karena saking awkwardnya.

"Mandi sana," suruhmu terhadap Mark, laki-laki itu masih belum beranjak dari kasurnya.

Kamu yang udah berdiri di samping kasur, langsung tahu apa arti dari ekspresi wajahnya itu.

Dengan langkah cepat, kamu langsung memeluknya erat.
"Hehe, kau nggak lupa ya." Mark tertawa pelan, membalas pelukanmu.

"Setiap hari kan, kamu yang nunjukkin muka kaya gitu. Gimana aku nggak lupa?"
Kamu mengerucutkan bibirmu, lalu beranjak ke kamar mandi.

"Mau mandi?" tanyanya.

Kamu berbalik sebentar, lalu menatap lekat lekat suami-mu itu.

"Iya, lagian kamu lama banget disuruh mandi. Aku duluan a-"

"Bareng aja." Dengan kekehan pelan, Mark mendekatimu.

Kamu yang kebingungan, mulai berjalan mundur. Kok tumben lelaki manis ini bertingkah nakal?

"Ya! Chagi-ya, kau kenapa?" tanyamu sambil jinjit dan meletakkan punggung tanganmu di dahinya.

"Kau nggak sakit kan?"

Mark menggeleng sambil terus tertawa pelan.
"Nggak, sayang. Aku bercanda doang, kok." katanya sambil mulai melepas kancing piyamanya.

Belum selesai membuka kancing ketiga, mukamu langsung otomatis memerah.

"B-buka bajunya di dalem aja! Jangan disini," katamu sambil mendorong Mark ke dalam kamar mandi.

"Masih pagi udah disuguhin yang kaya gitu, huft." gumammu dalam hati.

"Kenapa sih? Apa aku nggak boleh nunjukkin ke istri--"

"MASIH PAGI, MARK-YA. AKU GAMAU JANTUNGKU KENAPA-NAPA." Dengan langkah cepat, kamu langsung keluar dari kamar dan menyiapkan sarapan untuk kalian berdua.

Kamu mengambil roti di atas meja, dan mengolesinya dengan mentega. Lalu, menumpuknya denga selai cokelat dan kacang, kesukaan Mark.

Setelah itu, membakarnya di atas wajan.
Sambil menunggu, kamu menyiapkan susu vanilla hangat yang kamu tuangkan di mug kesayangan kalian berdua.

"Chagi-yaa~" Suara lembut yang kamu dengar membuatmu tersenyum lagi.

"Hm?" Kamu masih fokus sama masakan, jadi cuma bisa jawab seadanya.

Mark memelukmu dari belakang.
Jantungmu berdebar debar lagi sekarang.

"Makasih ya, istriku." bisiknya pelan dengan suara rendahnya, tepat di telingamu.

Kamu bisa merasakan ketulusan hatinya saat Ia mengucapkan hal itu.

"Tiba-tiba, ada apa sih?" Kamu mulai curiga sama tingkah Mark. Hari ini, dia bersikap manis kebangetan.

"Gasuka kalo aku kaya gini? Yaudah aku jadi cuek aja ya," katanya sambil duduk di kursi meja makan, dengan sok swag-nya.

Kamu tertawa geli melihat kelakuannya. Nggak cocok banget kalo Mark yang mukanya imut, lucu, tapi gayanya malah kaya gitu.

"Nggak, sayang. Cuma.. biasanya kamu nggak kaya gini,"
Kamu menyodorkan piring berisi roti sandwich dan gelas mug berisi susu hangat.

 biasanya kamu nggak kaya gini,"Kamu menyodorkan piring berisi roti sandwich dan gelas mug berisi susu hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark menyeruput susu hangat itu pelan, lalu kembali menatapmu.

"Aku mau bersikap lebih manis aja. Biar kamu tambah sayang, dan tambah bersyukur punya suami ganteng imut kaya aku,"

Kamu hanya menggeleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Aku cinta kamu, apa adanya. Nggak perlu kamu ubah sikap, aku udah sayang sama kamu sejak awal. Walaupun kamu lagi badmood, aku tetep ada di samping kamu." katamu sambil duduk di kursi meja makan. Letaknya tepat di depan Mark.

"Jangan pernah lupa, kalo aku juga cinta kamu apa adanya. Jangan pernah berubah, hm?"
Mark mencubit pipi kananmu, kamu merasakan sakit namun itu semua hanya terasa sebentar. Karena cubitan Mark malah meninggalkan kesan manis yang terasa hangat.

Kalian saling tatap, lagi-lagi.

Setelah itu, kembali tertawa awkward seperti sebelumnya.

****

Yah, begitulah kira-kira kehidupan kalian bersama Mark. Momen manis yang bejibun nggak akan terlupakan satupun, dari memori kalian.

Mungkin pertengkaran memang ada, tapi semua akan kembali manis di akhir.

****

marriage life - with nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang