Bertemu kembali (2)

1.4K 81 4
                                    

12.45 p.m

Seorang gadis berkaca mata berjalan di koridor sekolah. Setumpuk pekerjaan rumah (PR) di angkatnya sendirian. Gadis itu benar-benar sebal, bagaimana tidak? Ia terpaksa membawa tugas-tugas ini ke ruang guru yang seharusnya menjadi tanggung jawab perangkat kelas.

Semua perangkat kelas sedang sibuk dan sarada lah yang ditunjuk sebagai 'ajudan pengantar tugas' oleh teman-temannya.

"haaa menyebalkan" sarada menghela nafas lelah. Tumpukan PR itu cukup berat untuk seukuran gadis seperti sarada. Langkahnya lambat, ia merasa seperti sedang naik gunung .

"Mau ku bantu?" sebuah suara berat nan familiar itu terdengar di telinga sarada. Tentu saja ia tau siapa pemilik suara itu.

"..." Hening, sarada enggan membalas pertanyaan itu. Sarada bahkan tak menoleh ke arah pemilik suara.

"Apa kau masih membenciku?" suara itu kembali terdengar. "..." Lagi, sarada enggan merespon pertanyaan itu.

"Aku...minta maaf, Sarada." suara itu sangat lembut. Suara itu terdengar seperti sebuah penyesalan. Ketika itu sarada menghentikan langkahnya.

Air mata sarada tak dapat terbendung lagi. Ia menangis meluapkan amarah dan rasa rindunya.

"Kenapa?! Kenapa baru sekarang kau katakan itu?!"

"Aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal. Aku tau aku salah. Aku..terlambat menyadari semuanya, Sarada. Aku minta maaf." Sangat jelas tersirat di dalam suara itu bahwa ia menyesal. Boruto, pemilik suara itu menunduk. Ia tak berani menatap gadis yang kini tengah menangis di hadapannya.

Sarada beranjak pergi meninggalkan Boruto. Ia ingin cepat-cepat pergi dari sini. Ia ingin pergi dari kenangan pahit itu.

Sarada meletakkan setumpuk PR itu di atas meja guru. Ruangan itu sepi, tak ada guru di sana. Entah ke mana pafa guru itu pergi, Sarada tak peduli.

Sarada mengambil sapu tangan lalu membersihkan sisa air matanya. Rasanya menyakitkan mengingat kejadian itu.

Ia memang belum tau kebenarannya. Tidak, bukannya Sarada tidak mau tau, hanya saja sarada belum siap. Ia takut jika saja kebenarannya lebih menyakitkan dari apa yang dipikirkannya selama ini.

•-•-•-•

Bel tanda berakhirnya pelajaran berdering nyaring. Seluruh siswa bersorak gembira. Tak lama setelah bel berbunyi, seluruh kelas mulai sepi.

Hari ini cukup menyebalkan bagi sarada. Bertemu dengan masa lalu yang sangat ingin ia lupakan. Terlalu menyakitkan, namun ia tak ingin ambil pusing.

Sarada berjalan sendirian melewati setiap koridor yang ada di sekolahnya. Tujuan utamanya tentu saja gerbang sekolah.

Sebelum langkahnya mencapai gerbang sekolah seseorang dengan suara keras memanggil namanya.

Tentu saja sarada tau siapa pemilik suara keras itu. Chocho, hampir setiap hari ia melakukan hal itu kepada sarada hingga membuat sarada jengkel.

"SAA..RAA..DAA" teriaknya dari kejauhan. "Chocho, bisakah kau pelankan suaramu itu?" ucap sarada kesal.

"Nee.. Sarada ayo kita beli keripik kentang" Ucap Chocho kegirangan.

"Maaf Chocho, aku sedang tidak ingin pergi kemanapun. Aku ingin pulang. Maafkan aku" ucap sarada lesu.

"Hee.. Ada apa denganmu? Tidak biasanya kau galau begini" Chocho bingung, Sarada terlihat sedang Badmood. Sebagai sahabat, Chocho merasa harus menghibur sarada.

Restart (Borusara Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang