Namanya Frank. Lengkapnya? Cukup gue yang tahu. Kalian jangan.
Gue udah naksir dia dari kelas 3 SD waktu dia pertama kali masuk ke kelas gue. Waktu itu dia jadi anak baru. Pindahan dari Surabaya.
Dan kalau dikalkulasiin itu artinya gue udah 6 tahun naksir sama dia. Karena sekarang kita berdua udah sama sama duduk di bangku kelas sepuluh.
Gue inget banget waktu SD dulu, gue yang sedikit bossy pernah mendeklarasikan ke temen temen cewek gue yang lain kalau Frank itu pacar gue dan nggak boleh ada yang deket deket suka sama dia kecuali gue. Kenapa? Karena gue yang lihat Frank duluan, jadi Frank itu pacar gue. Ya sepicik dan sepolos itu gue waktu SD.
Waktu itu gue nggak tahu kalau yang namanya pacar itu harus dua duanya saling suka dan saling buat pengakuan. Karena waktu itu cuma gue yang suka dan dia pun nggak tahu kalau gue suka sama dia.
Sifat nggak tahu malu gue waktu kelas 3 SD berhasil bikin gue sama Frank lumayan akrab. Kita sering berangkat dan pulang ke sekolah bareng. Dimana itu bikin semua cewek cewek di sekolah yang suka sama Frank gigit jari.
Sambil ngelihatin muka iri mereka, gue lempar ekspresi wajah 'kan udah gue bilangin kalau Frank ini pacar gue!' ke mereka semua.
Sampai mimpi buruk itu datang. Gue inget banget waktu itu kelas 6 SD.
Salah satu dari musuh gue ngasih tahu Frank kalau gue suka sama dia. Meski belum terlalu gede, kita sama sama udah tahu gimana maksud dan arti kata suka.
Dan sejak saat itu Frank mulai menjauh dari gue. Iya, cowok kan gitu, kalau mereka tahu ada cewek yang mereka nggak suka atau anggap temen biasa aja suka sama mereka pasti mereka jauhin. Begitupun Frank.
Bahkan ketika kita satu sekolah di SMP dan SMA yang sama, dia masih tetep jauhin gue kayak yang gue tuh virus yang belum ada antivirusnya.
Oke nggak selebay itu sih, dia nggak nunjukin banget kalau dia geli atau jijik sama gue.
Just, dia suka pura pura nggak lihat kalau kita nggak sengaja papasan. Terus tiap ditanya orang lain apakah dia kenal sama gue atau engga, dia jawab engga.
Brengsek emang.
Sialnya gue tetep suka sama dia.
Iya perasaan suka yang menurut gue cuma cinta monyet zaman SD itu masih ada. Sampe sekarang.
Kayaknya bener apa kata temen gue. Gue tuh tipe masokis, yang hobi menyakiti diri sendiri dengan suka sama cowok yang sama sekali nggak peduli sama gue.
Ya bodo amatlah.
Lagian juga, gue udah bertekad kalau di bangku SMA ini gue harus bisa deket lagi sama Frank. Gue harus bisa dapetin Frank!
Apapun caranya!
Cara yang halal tapinya.
Biar berkah.
💜💙💛
ayo bucinnya frank merapaaaat