"Lo ngapain deh?" tanya Lilly waktu gue ambil tangannya buat digandeng. "Mau nyebrang lo pake gandeng tangan gue segala?"
Senyum lebar nggak berhenti gue lemparin ke Lilly. Alhasil Lilly noyor kepala gue sampai ke belakang.
Gue ngelepas tangan Lilly.
"Kalau cewek sama cowok gandengan tangan. Artinya apa, Lis?" tanya gue mancing-mancing.
"Zina!" jawab Lilly asal.
Bikin gue merengut.
Please deh, jangan sampe gara-gara Lilly kisah percintaan gue berubah jadi genre dari romansa jadi 'bagaimana cara mendapatkan hidayah?'
"Serius, Ly!" kata gue lagi.
Gue nih mau cerita. Tapi nggak mau yang langsung ke inti. Maunya mulai dari orientasi dulu kayak yang sering diajarin Bu Alice, guru Bahasa gue di kelas yang selalu bilang,
"Inget 3 hal! Orientasi, Komplikasi, Resolusi!"
"Ya nggak ada arti apa-apa. Emang lo mau gue artiin apaan?"
"Suka?"
"Hah? Maksud lo apa sih? To the point coba!" kata Lilly sambil balikin badan jadi hadap ke gue.
Lilly yang tadinya mau panen gandum di game Township jadi berhenti dulu.
Bukannya jawab. Gue malah nyengir lagi ke Lilly.
Bikin Lilly makin jengkel.
"Nggak takut gigi lo kering karena nyengir mulu, Tal?"
"Ah lo mah ngerusak suasana!" protes gue lagi.
Lilly berdecak.
"Nggak gue kasih tahu lagi nih cara buat dapetin Frank-"
"LILLY NGGAK BOLEH GITU SAMA TALIA!" teriak gue bikin Lilly langsung tutup telinga.
"Berisik Tal????"
"Hehehe," gue nyengir lagi.
"Jangan nyengir mulu lo, kalau mau cerita buruan! Gue mau panen gandum nih!" kata Lilly lagi.
Nggak mau bikin Lilly makin jengkel, akhirnya gue mutusin langsung cerita.
"Oke, oke gue cerita. Jadi...."
Gue mulai ceritain kejadian di UKS tadi. Dimana gue coba pijitin kepala Frank sampe Franknya mulai merem.
Dan ketika gue udah yakin kalau Frank tidur, gue ambil fotonya.
Biasa, buat koleksi pribadi.
Tenang, nanti gue izin sama Frank kalau Frank udah bangun. Tapi itu juga kalau inget.