3

39 11 0
                                    

Setelah kejadian yang menimpa sahabatku tadi—Rembulan, aku menemaninya saat pulang sekolah tiba. Kita memang menaiki motor masing-masing, tapi aku mengikutinya dari belakang. Aku khawatir dengan keadaannya sebab saat hendak pulang tadi ia masih mengeluh pusing. Dan aku tidak bisa menjamin bahwa ia akan baik-baik saja dalam perjalanan, makanya aku berinisiatif untuk mengantarnya hingga ke rumah. Awalnya ia sempat menolak, namun karena paksaan dari si drama queen-aku, akhirnya dia mau.

"Makasih ya udah anterin aku." Katanya lemas.

"Iya, sama-sama. Buruan rehat gih. Kamu keliatan pucet tuh."

"Siap, bu bos! Aku masuk dulu yah.."

Aku mengangguk tersenyum, lalu melajukan motorku kembali untuk pulang ke rumah. Hampir saja sampai rumah, namun suatu panggilan menghentikan perjalananku.

Galaksi💕 calling...

"Iya, ada apa?" Tanyaku singkat.

"Kamu lagi di mana nih? Kok rame gitu."

"Ini aku lagi di jalan, mau pulang."

"Loh, dari tadi kamu belum nyampe rumah? Ke mana aja?"

"Haduh, jangan nethink dulu deh. Aku tadi abis nganter Rembulan, kasian dia kepalanya pusing. Itu tuh, gara-gara temen sialan kamu."

"Hahaha... Gerhana maksud kamu?"

"Kok malah ketawa si? Bikin badmood aja."

"Ee'eh, sorry sorry... Jangan ngambek dong, princess... Ntar aku marahin deh si Gerhana."

"Udah ah... Aku mau lanjut jalan, biar cepet nyampe rumah."

"Tapi, jangan ngambek ya, pleaseee...!!" Pintanya memelas.

Langsung kuputuskan panggilan itu secara sepihak. Haha, sukurin, suruh siapa bikin badmood. Batinku sembari tersenyum membayangkan betapa bingungnya Galaksi saat ini karena takut aku ngambek. Lalu, aku pun melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di rumah. Jalanan tadi memang ramai, tapi tidak terlalu padat. Jadi, tak perlu lama-lama untuk bisa tiba.

🌛🌜

18.15 WIB

Aku baru saja selesai mandi dan sholat Maghrib. Setelahnya, aku hanya memainkan benda kotak putih yang selalu aku bawa ke mana-mana itu. Tiba-tiba saja ada notifikasi whatsapp dan ku scroll layar menuju bawah.

From : Galaksi💕

Incess, gak ngambek kan?😥

Saat itu juga aku berasa ingin terpingkal karena Galaksi masih saja memikirkan hal itu. Padahal, sepertinya dia juga sudah tau kalo aku tidak pernah benar-benar ngambek ataupun marah padanya. Tapi, dia selalu overthinking. Dan itulah yang aku suka. Dia selalu memperhatikan hal-hal kecil yang mungkin menurut orang lain itu tidak penting.

From : Galaksi💕

Yahh, ngambek beneran deh😢

Karena sepertinya aku sudah melihat suatu penyesalan darinya, akhirnya kuputuskan untuk membalas pesannya.

To : Galaksi💕

Idih, apaan si.. Aku tu gak ngambek tauuu, tadi cuma ngetes aja,, wkwk😜

From : Galaksi💕

Alhamdulillah deh😌 Hmm, nanti jalan yuk? Mumpung malming😅

To : Galaksi💕

Baru dibaikin udah ngajak jalan aja😒

From : Galaksi💕

Hehe, peace✌

To : Galaksi💕

Hmm, oke. Tapi aku yang pilih tempatnya, gimana?

From : Galaksi💕

Iya deh, siap, incessku😋

Kami akhirnya memutuskan untuk pergi setelah Isya'. Setengah jam berikutnya, Galaksi menjemputku. Lalu, kita langsung berangkat menuju ke suatu tempat yang dia tak tau. Dia juga sempat bertanya ke mana aku akan membawanya pergi. Namun, aku hanya bilang bahwa dia nanti juga akan tau sendiri. Beberapa menit berikutnya, kami tiba di sebuah rumah sederhana bertingkat dua.

"Ini rumah siapa?" Tanyanya heran.

"Udah, masuk aja. Ayo.." Ajakku.

Kami berjalan memasuki area rumah itu bersama. Kuketuk daun pintu berwarna coklat tua itu dan tak lupa kuucap salam.

"Wa'alaikumsalam, sebentar" Jawab seseorang dari dalam.

"Eh, Mentari. Cari Si Bulan ya? Bentar tante panggilin. Silahkan duduk dulu"

"Iya, tan. Makasih." Jawabku lalu mengajak Galaksi duduk.

Kulihat Galaksi nampak aneh tingkah lakunya. Ia sepertinya sedikit terkaget karena kuajak ke sini. Tapi, ini semua memang kusengaja, biar surprise aja gitu.

"Ssttt.. Kamu kenapa ngajak aku ke sini? Kirain tadi kita mau ke cafe." Bisiknya.

"Siapa bilang? Tadi katanya terserah aku, yaudah dong terima aja." Bisikku balik.

Beberapa menit berikutnya, Rembulan keluar menghampiri kami.

"Eh, kalian. Udah lama?"

"Gak, kita baru aja nyampe kok. Kepala kamu masih pusing gak?"

"Alhamdulillah udah mendingan kok. Makasih ya udah perhatian, kamu pake ke sini lagi. Dengan kamu anter aku pulang tadi udah cukup kok."

"Hehe, gakpapa. Aku tuh khawatir tau."

"Ehem... Btw, gua atas nama sohib gua, minta maaf ya atas kejadian tadi." Kata Galaksi gugup.

"Iya, santai aja." Jawab Rembulan tersenyum.

Lalu, mama Rembulan datang membawakan minuman dan cemilan untuk kami bertiga. Kami saling bercakap satu sama lain, bahkan kadang bercanda. Aku ingin membuat Rembulan supaya lebih mengenal dan tidak kaku lagi dengan teman-teman cowok sekelasnya sendiri. Selama ini, yang kutau, dia hanya dekat dengan Angkasa.

Dua jam aku di sana. Setelah berpuas ngobrol, aku dan Galaksi pamit undur diri. Lalu, Galaksi juga mengantarku kembali pulang ke rumah. Bahkan memastikan hingga aku baik-baik saja ketika memasuki rumah. Sebegitu overnya dia padaku. Aku bersyukur akan hal itu.

🌛🌜

Langit Bercerita | MSS 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang