7

31 8 3
                                    

Keesokan harinya, pada jam istirahat pertama, Rembulan berjalan ke arah meja Gerhana. Ia tidak duduk di samping Gerhana, melainkan berdiri di samping mejanya. Ia menghela napas panjang sesaat sebelumnya mengatakan semuanya pada Gerhana.

"Soal pertanyaan tadi malem, aku..." Ucap Rembulan menggantung.

Setelah beberapa saat ia hanya diam. "Aku mau." Katanya kemudian.

"Hah? Beneran?" Gerhana terlonjak kaget. Sampai-sampai ia berdiri dari tempatnya duduk.

Rembulan mengangguk ragu-ragu malu.

"Gua gak nyangka kalo lu bakal jawab secepet ini." Gerhana sumringah.

Setelah aku pikir-pikir, mungkin ini jalan yang terbaik untukku saat ini. Gumam Rembulan pelan.

"Maksudnya?" Tanya Gerhana yang ternyata mendengar gumaman Rembulan.

"Uh, gakpapa." Jawab Rembulan cepat.

"Ehm, btw, nanti kalo mau ke kantin, barengan ya? Sama Mentari-Galaksi juga." Ajak Gerhana.

Sekali lagi, Rembulan hanya mengangguk. Dalam hati, ia masih bingung, apakah keputusan yang diambilnya saat ini memang baik atau tidak. Ia belum bisa memahami dirinya sendiri, ia tak tau apa yang sebenarnya ia inginkan untuk saat ini. Ia pasrah saja menjalaninya, tak tau akan seperti apa kedepannya.

🌛🌜

Singkat cerita, setelah Rembulan memutuskan untuk membiarkan Gerhana mengisi ruang hampa dihatinya, ia merasa sedikit lega. Sebab perlahan ia mulai bisa menerima pernyataan Angkasa pada surat yang diterimanya tiga bulan lalu saat acara purnawiyata.

Hubungan antara Rembulan dan Gerhana berjalan baik-baik saja dan wajar seperti pada umunya. Bahkan diawal pacaran pun kadang Rembulan masih bersikap cuek dan terlihat semacam tidak serius dalam menjalin hubungan ini. Untungnya, Gerhana dianugerahi kesabaran yang tiada tara hingga akhirnya perlahan bisa melunakkan hati Rembulan.

Jangan lupakan juga perjuangan dari Mentari dan Galaksi. Karna merekalah yang sangat berjasa dalam penyatuan Gerhana dan Rembulan. Apalagi Mentari, ialah dalang dari semua rencana ini hingga pada akhirnya berhasil (walaupun pada misi pertama ia gagal).

Setelahnya, mereka berempat sering main bersama. Bahkan tak jarang mereka melakukan double dinner. Satu peningkatan lagi, di kelas, Rembulan pun sudah bisa mulai akrab dengan teman-teman cowok lainnya. Ya meskipun sebelumnya Rembulan memang cuek dan tidak peduli sama sekali dengan kehidupan mereka.

Pernah ada satu momen di mana mereka berempat melakukan double dinner dengan suasana yang berbeda, bahkan mungkin yang teraneh di dunia. Banyangkan saja, mereka dengan bodohnya, sengaja menukarkan pasangan mereka masing-masing dan wajib untuk saling menyuapi satu sama lain pula.

Namun, anehnya mereka malah saling tertawa dan menganggap hal seperti itu hanya bahan bercanda. Tapi, mana ada orang di dunia ini yang mau melakukan hal konyol seperti itu? Sudah dapat dipastikan mungkin orang itu sedikit tidak waras. Dan terbukti mereka memang dua pasangan yang upnormal.

Once again of the moment, tapi ini cuma Gerhana sama Rembulan. Jadi, pernah suatu ketika mereka berdua jalan bareng di tempat keramaian dan ada sebuah band jalanan di sana. Gerhana yang semula berada di samping Rembulan untuk menyaksikan pertunjukan, kini telah berada di antara pemuda band jalanan itu.

"Selamat malam semuanya! Di sini, saya akan mempersembahkan sebuah lagu untuk seseorang yang spesial dihati saya." Ucap Gerhana sembari tersenyum ke arah Rembulan.

Sontak penonton yang ada di situ melihat ke arah di mana mata Gerhana memandang. Sedangkan yang menjadi pusat perhatian—Rembulan, pipinya kini merah merona seperti stroberi yang telah masak.

Music play🎵 [Tap video di atas]

Kau yang terbaik yang pernah aku dapatkan
Dan terbaik yang s'lalu kudengar
Aku tahu kini takkan mudah
'tuk bisa terus bersamamu

Karena malam ini
Saat yang terindah bagi hidupku
Oh, Tuhan jangan hilangkan dia
Dari hidupku selamanya

Sungguh ku tak ingin
Hatiku jadi milik yang lainnya
Ku bersumpah kau sosok yang tak mungkin
Kutemukan lagi

.....

Sekitar 4 menit lebih Gerhana menyanyikan lagu tersebut hingga usai dan terdengar riuh tepuk tangan penonton. Lalu, Gerhana menghampiri sosok yang spesial dihatinya itu. Sosok itu kini hendak meneteskan bulir bening, namun segera diusap oleh Gerhana.

"Jangan menangis! Aku hanya memohon agar Tuhan tidak menghilangkanmu dari hidupku selamanya..." Titah Gerhana tersenyum sembari memegang kedua tangan Rembulan.

"Aku tak tau harus berkata apa. Tapi, apa sebegitu pentingnya aku dihidupmu?" Tanya Rembulan memastikan.

Gerhana mengangguk tulus, lalu menyibakkan sehelai rambut yang telah menutupi sebagian wajah Rembulan yang tengah bersinar terang itu.

🌛🌜

Pagi hari, Rembulan sudah duduk manis dibangkunya. Ia tengah membayangkan hal yang paling berkesan selama 3 bulan ini—saat Gerhana berkata agar ia tetap di sisinya selamanya (seusai menyanyikan lagu di tempat keramaian itu). Rembulan perlahan mulai menaruh seluruh kepercayaannya pada Gerhana. Rembulan juga tersenyum membayangkan Angkasa yang berada jauh darinya. Seandainya kau di sini, aku ingin kau melihat sosok penggantimu dihatiku. Batin Rembulan sembari tersenyum.

"Baaa... Pagi-pagi kok senyum-senyum sendiri!" Kaget Mentari.

"Aduh, apaan si. Kaget tau!"

"Hehe, peace..." Melas Mentari.

"Hmm, btw, ada hal yang pengen aku obrolin sama kamu." Lanjut Mentari.

"Yaudah ngobrol aja."

"Tapi, aku gak enak buat ngomongnya."

"Helehh, biasa aja kali. Bilang aja kalo ada apa-apa, siapa tau aku bisa bantu."

"Masalahnya, ini tentang... Gerhana."

"Ada apa emangnya?"

"Tapi kamu harus janji dulu. Kamu gak bakal marah sama dia setelah aku ceritain ini."

"Hmm, iya, janji."

"Kemarin, waktu jalan sama Galaksi, aku liat... Gerhana... sama... cewek lain."

Deg...

"So? Bisa aja kan itu saudaranya. Kita gak boleh nethink dulu."

"Iya juga sih. Tapi, kenapa mereka pegangan tangan ya? Kayak bahas sesuatu yang serius gitu." Jawab Mentari ragu.

"Hmm, udah lah. Jangan bikin aku badmood."

"Sorry!" Pinta Mentari sembari merangkul bahu Rembulan dari samping.

🌛🌜

On the way ending nih...
Stay tune yakk😋

Selamat tidur...
23.58

Langit Bercerita | MSS 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang