6

30 11 4
                                    

Selepas Maghrib, Rembulan hanya mengisi waktunya untuk membaca novel romance fantasy berjudul Claymore yang ditulis oleh seseorang dengan nama pena Ally Jane - AllyParker8. Tapi, tiba-tiba ponselnya berdering karena sebuah panggilan dengan nomor tak dikenal.

"Halo?"

"Bulan. Ini aku. Galaksi."

"Hah? Ada apa?" Sontak Rembulan kaget.

"Mentari..." Jawab Galaksi dengan nada kepanikan.

"Ada apa sama dia?"

"Mentari... Ke-ce-lakaan." Jawab Galaksi terbata.

"Apa? Di mana?" Rembulan langsung khawatir bukan main.

"Kamu jalan dulu aja, ntar aku share loc."

"Heem, aku segera ke sana." Rembulan mengakhiri panggilan.

Beberapa menit selanjutnya, Rembulan sudah tiba di tempat tujuan. Namun, ia merasa sangat heran, entah kenapa lokasi yang dishare Galaksi berada tepat di sebuah cafe. Satu hal lagi yang membuatnya merasa sangat bingung juga, Gerhana sekarang berada di tempat yang sama dengannya. Lebih tepatnya di hadapannya.

"Loh, kok kamu di sini juga?" Tanya Rembulan.

"Aku tadi dikabarin Mentari katanya Galaksi kecelakaan. Terus dia share lokasi, pas gua datengin kok malah tempatnya di sini."

Setelah Gerhana dan Rembulan disibukkan dengan kebingungan mereka masing-masing, Mentari dan Galaksi tiba-tiba muncul entah dari mana. Anjir nih, jangan-jangan gua dikerjain sama mereka. Umpat Gerhana.

"Galaksi! Kamu bohongin aku ya?!" Tanya Rembulan geram sekaligus mewakili apa yang Gerhana pikirkan.

"Ini juga! Mentari baik-baik aja? Kalian bohong ya??!" Lanjutnya.

Justru yang ditanya malah saling melempar isyarat, merutuki diri masing-masing karena tidak bisa memberikan alasan yang tepat. Dan mereka malah menunduk tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.

Lalu, Galaksi berdeham sejenak, mencoba untuk mencairkan suasana. "Mending kita masuk dulu deh."

"Oiya, bener! Nanti kita bakal jelasin di dalam kok, hehe... Tapi kita masuk dulu." Ajak Mentari kikuk.

"Maaf, tapi aku gak bisa. Mau pulang." Tolak Rembulan tegas.

"Eh, jangan dong. Sebentar aja kok, pleaseee..." Pinta Mentari.

Galaksi mengangguk pada Gerhana seolah memberinya kode untuk mengikuti saja rencana ini. Akhirnya, terpaksa Gerhana menurut. Lalu, mereka berempat memasuki cafe secara bersamaan. Lalu, mereka duduk pada sebuah table yang sudah sengaja dipesan oleh Mentari dan Galaksi sebelumnya. Makanan dan minuman pun sudah duduk di singgasananya.

"Ayo dimakan. Sayang kan udah gua pesenin." Galaksi mempersilahkan.

Kini, Mentari dan Galaksi sudah mulai menyatap hidangan mereka masing-masing dan bahkan mereka saling menyuapi satu sama lain. Sedangkan, Rembulan dan Gerhana hanya saling diam satu sama lain sembari menjejalkan hidangan masing-masing dengan malas.

"Hmm, Rembulan..." Panggil Gerhana.

Rembulan tak bersuara, hanya mengangkat sedikit wajahnya.

"Maaf soal kejadian kemarin-kemarin. Maaf juga kalo gua udah bikin lu kesel."

"Iya, gakpapa." Jawab Rembulan singkat.

Tiba-tiba, Gerhana merasakan sebuah injakan dari sisi kanan pada kakinya. Gerhana menoleh, terlihat Galaksi memberinya suatu kode untuk segera menjalankan rencana.

"Bulan!"

Hal yang sama dilakukan Rembulan, hanya mengangkat sedikit wajahnya.

"Aku tau selama ini hubungan kita emang gak baik sebagai teman satu kelas. Untuk itu, gua pengen memperbaiki semuanya dengan mengenal lu lebih dekat."

"Terus? Mau kamu apa?" Tanya Rembulan polos.

"Aku mau... Kamu, jadi cewek aku." Ucap Gerhana sempat berhenti ditengah jalan.

Uhukkk...

Rembulan tersedak oleh makanan yang baru saja dimasukkan ke dalam mulutnya. Mentari yang berada di sampingnya langsung menyodorkan segelas minuman, lalu menepuk pelan punggungnya. Barangkali hal tersebut bisa meredakan kejadian tersedak itu.

"Apa maksud kamu? Kita selama ini kan tidak pernah dekat, kenapa kamu langsung melakukan hal ini?" Tanya Rembulan sesudah reda.

"Aku tidak memintamu untuk menjawab saat ini juga. Namun juga jangan terlalu lama, karena aku cuma manusia biasa yang punya kesabaran dan batasnya."

Rembulan hanya diam menunduk, kembali menghabiskan makanan tersebut.

🌛🌜

Apa maunya? Batin Rembulan. Kini matanya belum terpejam. Masih memikirkan kejadian di cafe tadi. Ia terheran, kenapa Gerhana bisa-bisanya melakukan hal itu, padahal mereka tidak saling dekat selama ini walaupun satu kelas.

Apa ini sudah jalannya aku harus mengubur rasaku pada Angkasa dan menuruti perkataannya untuk mencari pengganti yang lebih baik darinya? Monolog Rembulan. Lama ia merenung, dan akhirnya ia telah menemukan jawabnya. Ia memantapkan hatinya untuk mengubur rasa itu dan menggantikan posisi Angkasa dengan Gerhana dihatinya.

Rembulan tersenyum lepas sesaat sebelumnya memejamkan mata. Berbahagialah Angkasa, dia akan segera menempati posisimu dihatiku. Ia mencoba bertelepati dengan Angkasa walau sampai kapanpun, itu tidak akan pernah bisa.

🌛🌜

Hufttt... Akhirnya dua chapter terselesaikan😌
Kira-kira, Rembulan bakal nolak atau nerima Gerhana yak??

Krikkk... Krikk...

See u dah besok,, wkwk😬

Langit Bercerita | MSS 1 [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang