Why?

2.1K 291 40
                                    

"Boleh aku bergabung?"

Tiba-tiba seorang pria tinggi datang mendekati meja Plan dan Good. Plan melihat orang itu sebentar, kemudian melihat sekitar yang ternyata meja kantin penuh semua.

"Hello. . ." panggil orang itu lagi. "Seperti yang kau lihat, meja kantin sudah penuh." lanjutnya.

"Eumh, OK." Ucap Plan memberi ijin.

Akhirnya, mereka bertiga menikmati makan siang bersama dalam keheningan. Hingga orang asing tersebut memecah keheningan diantara mereka.

"Oh iya, aku Chao. Kalian?" ucapnya memperkenalkan diri.

"Ah iya kami lupa. Saya Good. Dan ini teman saya Plan." jawab Good.

"Oke. Kalian berdua tahun berapa?" tanya Chao.

"Kami tahun ke - 4." lagi-lagi Good yang menjawab.

"Oh."

"Good, aku pergi dulu." ucap Plan tiba-tiba. Tanpa memandang sekitar, Plan meninggalkan meja kantin.

****

Di dalam kelas Plan tampak duduk sendiri sambil mengamati luar dari jendela. Hingga pandangan matanya tertuju pada seseorang yang juga tengah menatap ke arahnya. Plan mencoba memalingkan mukanya untuk melihat sekitar, siapa tahu orang tersebut tidak sedang menatapnya. Tapi, saat Plan melihat kedalam kelas, ternyata hanya ada dirinya. Plan kembali melihat keluar. Dan, orang tersebut masih ada disana menatapnya. Plan menjadi salah tingkah. Dengan segera, Plan membalikkan badan dan berlari keluar kelas bermaksud menghampiri orang tersebut.

*****

Sementara itu di tempat lain, Mean yang masih menunggu Saint untuk mengambil beberapa bukunya yang tertinggal di mobil, segera memutuskan pandangannya setelah dilihatnya objek yang menjadi pusat pandangannya berlari pergi.

"Mean, aku sudah selesai. Ayo." ujar Saint tiba-tiba.

"Ok. Perlu bantuan? Sepertinya kau kesulitan membawanya." ucap Mean.

"Ha? Ti. . ."

BRUK

Melihat buku-buku Saint terjatuh, Mean segera membantu membereskan buku-buku Saint.

"See?" ucap Mean.

"Ah sepertinya iya." jawab Saint. "Terima Kasih." lanjut Saint pelan. Tidak sengaja Saint melihat sosok Plan tengah menatap ke arah mereka berdua. Ide briliant pun muncul di kepala Saint.

Tiba-tiba tangan Saint, dia lingkarkan ke tangan kiri Mean. Mean yang merasa aneh dengan sikap Saint segera menghentikan langkahnya. Dengan pandangan bertanya, Mean menatap Saint.

"Plan ada disini. Arah jam 11. Jangan terlalu terlihat kalau kau menatapnya." bisik Saint.

Dengan posisi kepala Saint yang mendekat ke arah telinga Mean dan juga didukung posisi kepala Mean yang tengah melirik Plan, membuat siapapun yang melihat mereka, akan mengira mereka berdua tengah berciuman. Termasuk Plan.

Disisi lain, Plan tanpa sadar mengepalkan tangannya melihat Mean dan Saint. Plan tahu siapa Saint. Karena dia dulu satu sekolah saat Junior High School. Dan, Saint memang selalu menarik perhatian banyak orang. Banyak yang menyukai Saint karena keramahannya, dan juga kecantikannya. Berbeda dengan dirinya. Yang bahkan sejak dulu hanya punya satu teman, yaitu Good.

-Apa-apaan itu? Berciuman di tempat umum. Cih menggelikan.- gumam Plan.
Kemudian pergi meninggalkan Mean dan Saint.

"Bodoh." umpat Plan.

Tidak tahu umpatan itu dia tujukan untuknya atau yang lain.

******

Jam pulang kuliah tiba, Plan segera keluar kelasnya dan segera berlari ke arah halte. Namun ditengah perjalanan, langkahnya berhenti karena dihadang oleh seseorang. Plan otomatis berhenti dan mendongakkan kepalanya, untuk melihat siapa pemilik kaki tersebut.

"Hai. Masih ingat aku?"

"Siapa?" tanya Plan bingung.

"Aku yang duduk disebelahmu saat di kantin tadi." ucap orang tersebut yang ternyata Chao.

"Oh." sahut Plan. Kemudian tanpa mempedulikan Chao, Plan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Chao yang merasa di abaikan, segera mengikuti langkah Plan.

"Kita belum sempat berkenalan tadi." ucap Chao membuka pembicaraan.

"Aku rasa tidak. Kita sudah saling berkenalan tadi." jawab Plan.

"Oh? Benarkah?" tanya Chao.

"Ya. Kau P' Chao. Benar?" tanya Plan.

"Aa benar. Yah, kurasa kita sudah berkenalan." jawab Chao pada akhirnya.

Obrolan mereka terus berlanjut, hingga tidak sadar Plan tiba di halte tempat biasa dia menunggu bus.

"Naik bus?" tanya Chao.

"Ya, P'." jawab Plan.

"Kau tahu, aku kira kau tipe orang yang sulit didekati. Ternyata tidak." beritahu Chao.

"Didekati?" tanya Plan tidak mengerti.

"Ya. Kau seolah memasang dinding disekitarmu. Sehingga orang lain yang ingin mendekat, menjadi segan." ujar Chao.

"Seperti itukah? Tidak, P'. Aku bukan orang seperti itu." sanggah Plan.

"Ya, setelah tahu begini. Aku tahu, kau orang yang hangat." ucap Chao.

Tanpa Plan sadari seseorang mengamatinya dari kejauhan dengan tatapan marah.

"Plan dengan siapa? Apa kau tahu, Mean?" tanya Saint.

"Bukan urusanku." jawab Mean.

"Jangan-jangan orang itu yang membawa Plan pergi kemarin?" tebak Saint.

"Apa maksudmu?" tanya Mean.

"Kau lupa? Kemarin Plan dibawa pergi dengan mobil hitam." jawab Saint.

"Aku pergi dulu." ucap Mean.

"Eh? Tapi tugas. . ." Saint berhenti bicara ketika dilihatnya Mean sudah berjalan cukup jauh dengannya.

****

"Ayo masuk." Mean datang tiba-tiba, langsung menarik tangan Plan.

Plan yang tidak siap dengan keadaan, hanya bisa terbengong sambil melihat ke arah Mean, tangan Mean, dan Chao.

"Eh? Ini tunggu. Mean." panggil Plan.

BLAM

Tanpa perlu berpamitan dengan orang yang tadinya berbicara dengan Plan, Mean masuk ke mobil. Didalam perjalanan, Plan diam. Mobilpun berhenti di suatu taman yang cukup sepi. Mean turun kemudian membuka pintu penumpang.

"Turun." perintah Mean. Plan menuru, kemudian Plan meneliti tempat dia diturunkan. Setelah tahu bahwa, Mean membawanya ke taman, Plan segera berbalik pergi.

"Mau kemana kau?" tanya Mean, dengan menahan tangan Plan.

"Pulang." jawab Plan.

"Siapa pria tadi?" tanya Mean.

"Bukan urusanmu."

". . ."

"Kita tidak saling mengenal dengan baik, jadi bisakah kau membiarkanku pergi?" lanjut Plan.

"Tidak. Sebelum kau memberitahuku siapa pria tadi." jawab Mean.

"Sudah kubilang, bukan urusanmu." mendenhar jawaban Plan, Mean segera menarik tangan Plan dan membawanya ke pohon yang berdiri dipinggir taman, kemudian memenjara Plan dengan kungkungannya.

"SIAPA. PRIA. TADI."

"Bukankah sudah ku. . ."

"Emh."

*****

Hai, maaf baru nongol.
Maaf juga kalau up nya lama.
Karena, aku sibuk di Real Life.
Pekerjaanku menyita waktuku.
Jadi, maafkan aku kalau upnya lama.
Semoga nggak bosen aja sih.
Oh iya, jangan lupa selalu gunakan #2wish dn jgq #กระแสน้ำตา na~ bagi kalian yang mempunyai twitter. . .

thank you. . . 😊🙏

Waiting For You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang