I know everything

1.5K 131 14
                                    

Hari ini setelah menjalani kuliah jam pertama dan kedua, Plan mengirim pesan kepada Mean. Bermaksud menanyakan apakah dirinya ada kelas setelah jam makan siang. Dan beruntung, Mean mengatakan bahwa kelas terakhirnya baru saja selesai. Plan segera menutup aplikasi pesannya, dan berjalan menuju gedung A.

Tidak lama kemudian, Plan sampai dan sedikit berkeliling untuk mencari keberadaan seseorang. Setelah cukup lama mencari, Plan melihat sosok tersebut sedang berjalan menuju ke suatu tempat. Planpun secara diam-diam mengikuti orang tersebut yang ternyata menuju ke arah kantin. Setelah dirasa sudah cukup lama menunggu, Plan berjalan kembali mendekati meja tersebut.

"Boleh aku duduk disini?" tanya Plan.

Penghuni pertama meja tersebut langsung kaget saat mendengar suara Plan.

"Plan? Apa yang kau lakukan disini?" tanya orang tersebut bingung.

"Saint. Boleh aku bertanya sesuatu? Oh tapi sebelum itu, aku ingin meminta maaf padamu. Jika perlakuanku kepadamu di gedung C waktu itu sedikit tidak sopan padamu." ujar Plan.

Orang yang ternyata Saint tersebut tersenyum lembut.

-Ck. Fake.- ucap Plan dalam hati.

"Tidak apa-apa. Aku merasa wajar dengan hal itu. Kau memang sangat peduli dengan teman-temanmu. Itulah sifatmu. Aku dengar kau terjatuh dari tangga?" ucap Saint.

"Ya. Tapi sudah tidak apa-apa. Tidak ada masalah." jawab Plan.

"Lalu ingatanmu?" tanya Saint tidak sadar.

"Ingatan? Apa maksudmu?" tanya Plan.

"Oh. Itu. . . tidak. Bukan. Maksudku. . . Ingatan seseorang ada yang hilang kalau kepalanya terbentur benda keras." alih Saint cepat.

"Oh. Tidak ada masalah dengan ingatanku."

"Syukurlah. Aku senang kau baik-baik saja. Maaf aku belum bisa menjengukmu." ucap Saint.

"Tidak masalah." jawab Plan.

"Ada apa kau menemuiku?" tanya Saint.

"Aku ingin kau menceritakan semua yang kau tahu tentangku."

"Untuk apa?" tanya Saint.

"Kau terlihat sangat mengenalku. Maka dari itu, aku ingin kau membantuku mengingat semua tentangku di masa lalu. Apa kau keberatan?" tanya Plan.

"Tidak. Hanya. . ."

"Hanya?" pinta Plan.

"Tidak. Baiklah, kau mau dimulai yang darimana? Aku akan menceritakan semuanya." ucap Saint.

"Bagaimana kita bisa bertemu?" tanya Plan.

"Oh, itu. Kita bertemu karena kita satu kelas semasa high school. Kita selalu sekelas. Dan, karena kau murid beasiswa, banyak yang melakukan bullying terhadapmu. Aku rasa, kita mulai dekat dari sini. Aku yang selalu diam saja menatapmu ketika sedang di bully. Akhirnya, dengan penuh keberanian. Aku mencoba untuk menolongmu. Sejak saat itu kita dekat. Bullying tentu masih terjadi, malah semakin parah. Tapi, kau hebat tidak pernah gentar. Kau bahkan masih berani untuk masuk ke sekolah." ujar Saint.

"Apa yang menyebabkan mereka membullyku? Apakah aku membuat kesalahan?" tanya Plan.

"Tidak. . . Ya. . . Eh tidak. Ah aku rasa kau memang membuat sedikit kesalahan." jawab Saint ragu.

"Benarkah? Apa itu?" tanya Plan.

"Eum, kau tahu. Pada awalnya, kau menerima bullying itu karena kau murid beasiswa. Dan semakin menjadi semenjak kau dekat dengan seseorang." jawab Saint.

Waiting For You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang