Are you Stalker?

2.1K 269 19
                                    

Suasana didalam mobil tampak sunyi. Tidak ada yang mau membuka obrolan terlebih dahulu, hingga tidak sadar mereka telah sampai di rumah Plan.

"Sudah sampai." ucap Mean.

"Oh iya." jawab Plan kaget. Tadi dia sedang melamun, jadi tidak sadar kalau sudah sampai di depan rumah. Plan segera membuka pintu mobil dan turun.

"Te. . . eh?"

Saat ingin mengucapkan rasa terima kasihnya, mobil Mean sudah melaju kencang meninggalkan Plan tepat di depan rumah Plan. Plan hanya bisa mengamati kepergian Mean.

"Sudahlah." Plan segera masuk ke dalam rumah, namun terhenti ditengah jalan.

-Darimana dia tahu alamat rumahku?- fikir Plan. -Sudahlah.-

Planpun melanjutkan jalannya.

*****

Next Day

Plan masuk ke kelas dengan mata setengah mengantuk. Good yang melihat Plan segera menghampiri Plan.

"Plan." panggil Good.

"Eoh? Good. Wadee." sahut Plan lemas.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Good khawatir.

"Eum. Hanya mengantuk." sahut Plan.

"Kemarin kau kemana?" tanya Good penasaran.

"Kemarin? Kemarin a. . ."

"Plan." tiba-tiba salah satu teman sekelas Plan datang mendekati mereka, memotong percakapan Good dan Plan.

"Khrab." sahut Plan.

"Bisakah kami meminta tolong lagi padamu?"

"Meminta tolong apa?" tanya Plan.

"Berikan ini nanti pada Mean na." ucapnya sambil memberikan sebuah kotak yang dengan ukuran medium ke hadapan Plan.

"Lagi?" tanya Plan balik.

"Kha. Oh, aku lupa menanyakannya kemarin. Apa Mean menerima kue kami?"

Plan otomatis terdiam saat mendengar pertanyaan salah satu temannya itu.

"Eum. . . Mean. . ." Plan tampak berfikir. Plan bisa saja berbohong, tapi dia tidak bisa. Teman-temannya sangat sulit untuk dibohongi. Apalagi yang berbohong Plan.

"Iya. Mean menerimanya?"

"Mean. . ."

Good yang melihat Plan kebingungan, segera menjawab pertanyaan temannya itu.

"Tentu. Tentu Mean menerimanya. Bahkan dia mengucapkan terima kasih." sahut Good.

"Oh? Bagaimana kau bisa tahu, Ai Good?"

"Ai Fern, tentu saja aku tahu. Aku kemarin yang mengantar Plan ke gedung A." sahut Good.

"Benarkah?"

"Tentu. Kau lupa jika aku dan Plan selalu bersama?" tanya Good.

"Ah iya, aku lupa. Oke. Khop chai na." jawab Fern. "Jangan lupa, Ai Plan. Berikan kotak itu pada Mean." lanjutnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan meja Plan.

"Kenapa kau berbohong Good?" tanya Plan.

"Lalu kau mau aku jawab apa? Yang sebenarnya?" tanya Good balik.

"Tidak juga." jawab Plan pelan.

"Lalu mau kau apakan kotak ini? Kembalikan saja pada Fern. Katakan kalau kau tidak bisa memberikan kotak ini ke Mean." saran Good.

Waiting For You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang