Slinger!

935 207 9
                                    

"Jenn... Ayo bangun.."

"Sebentaar.." Jeno menutup kepalanya dengan bantal kursi, tidak ingin mendengar ocehan Renjun untuk sebentar saja. Renjun sudah menggoyang-goyangkan tubuhnya berulang kali, berusaha membangunkannya dari tidurnya.

"Jenoooo..."

"Sebentar... Pinggangku masih sakit.."

Renjun membaringkan kepalanya di atas punggung Jeno. "Berapa menit, Jen?"

"Enam puluh."

"Kelamaan ihhh..."

"Tiga puluh." Akhirnya Renjun bangkit berdiri dan beranjak ke kamarnya. Ia membuka kuncinya, mengambil sebuah kantung belanja, lalu mengunci kamarnya lagi. Ia membongkar belanjaannya, menaruh kotak-kotak plastik berisi hiasan ke lantai.

"Ih, ya ampun! Aku lupa beli slinger masa?!" Keluh Renjun.

"Ah ya sudah.. Buat sendiri deh.." Ia beranjak dari sana, menuju ke dapur. Ia membongkar lacinya, mencari-cari sekantung...

"Nah!"

Sekantung berondong jagung.

Renjun akan memasaknya untuk dibuat menjadi slinger. Ia menyiapkan pancinya, mengolesi panci itu dengan mentega, dan memanaskannya di atas kompor. Saat panci itu sudah panas, Renjun memasukkan berondong jagung dan menambahkan mentega lagi. Ia menutup pancinya dan menyalakan timer.

Ia mencari-cari benang bening elastis dan jarum yang nanti akan ia pakai untuk merangkai berondong jagung yang sudah matang atau popcorn menjadi sebuah slinger.

Pop!
Pop!
Pop! Pop! Pop! Pop! Pop!

"Hngggg..." Jeno merapatkan bantal itu ke wajahnya, terganggu dengan bunyi letupan-letupan asing. Tak lama, aroma gurih menyapa penciumannya. Tidurnya semakin terganggu.

Sementara itu, Renjun sudah mematikan kompornya dan membuka tutup panci, mendinginkan makanan tersebut.

Renjun mulai membuat slingernya. Merangkai popcornnya satu persatu dengan benang dan jarum. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan satu rangkai slinger.

"Yayy!" Renjun beranjak dari dapur dan memasang slinger itu di pohonnya. Sesudah ia mengikat ujung-ujungnya, ia kembali ke dapur untuk membuat untaian baru lagi, tanpa menyadari ada sebuah mata yang mengawasinya dari balik tumpukan bantal.

Jeno keluar dari balik bantalnya perlahan, memastikan Renjun benar-benar tidak melihatnya dan bangkit dengan perlahan agar sofa itu tidak berdecit. Sedikit berjingkat, ia mendekati pohon itu sambil matanya terus mengawasi dapur.

Pluk
Pluk
Pluk

Tiga popcorn berhasil ia cabut dari benangnya tanpa memutuskan benangnya. Jeno kembali ke sofa sesegera dan setenang mungkin. Ia kembali menutup kepalanya dengan bantal sesudah melahap tiga butir popcorn itu. Kembali berakting.

'Hm.. Enak..'

"Iiihh?! Kok ada yang ilang?!" Jeno menahan tawanya sekuat mungkin ketika keluhan itu terdengar inderanya.

"Perasaan tadi baik-baik ajaa..." Si manis merengut saat mengetahui hasil karyanya sedikit rusak. "Ah, mungkin aku lupa masang tadi.."

Renjun memasang untaian lain yang baru ia buat. Kemudian ia melepas ikatan slinger yang rusak untuk ia perbaiki nanti dan kembali ke dapur.

Jeno mengangkat bantalnya perlahan, memastikan Renjun sudah di dapur. Ia kembali berjingkat dengan hati-hati ke pohon itu dan mengambil beberapa popcorn lagi lalu kembali ke sofanya. Kembali berpura-pura tidur.

"Iiiihhh.. Apa jangan-jangan ada hantu ya??" Renjun benar-benar lelah membuat untaian itu tanpa henti namun tak kunjung selesai. Selalu saja slinger yang baru ia pasang itu rusak.

Jeno hanya bisa menertawai Renjun di dalam hatinya.

Dari balik bantal, Jeno memperhatikan Renjun yang sedang memasang slinger baru lagi. Ah, Renjun memang manis, pikirnya.

Renjun kembali lagi ke dapur sesudah memasang slinger lain yang baru ia buat.

Lagi, Jeno berjingkat ke pohon itu untuk mengambil beberapa butir popcorn dan hendak kembali ke sofanya, sebelum....

"Jeno?"

"Njun ah.. H-hai.." Jeno berbalik dan menyembunyikan kedua tangannya di belakang tubuhnya. Cengiran lebar ia pamerkan pada Renjun yang berkacak pinggang.

"Kamu ngapain, Jen?"

"Ng-nggak.. I-itu.."

Renjun menghampiri Jeno yang berdiri dengan canggung di dekat pohon natalnya.

"Jeno yang ambil yaaa???" Renjun menyeringai lalu menjepit hidung Jeno dengan jemarinya.

"Hehehehe..." Bukan jawaban yang Renjun harapkan, tapi sudah cukup menjelaskan siapa pelaku perusakan slinger yang ia buat.

"Dasar.." Renjun tertawa kecil. "Udah gak sakit pinggangnya kan? Sekarang bantu aku buat slingernya.."

Renjun menarik tangan Jeno, membawanya ke dapur untuk membantunya membuat slinger lagi.





































"Jeno, jangan dimakanin popcorn nya ihhh!!!!!!"







TBC~

Christmas with NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang