Cookies!

988 197 26
                                    

"Njun, gege sama Yuta pulangnya agak malem, gak apa-apa?" Kun mengusap rambut adiknya dengan sayang. Sejujurnya, ia tidak tega membiarkan adiknya menikmati liburan musim dinginnya sendiri. Ia sedikit sedih melihat adiknya mendirikan pohon natal seorang diri. Ia merasa bersalah karena tidak bisa menemaninya.

Padahal, dia tidak tahu kenyataannya.

"I'm totally fine, ge.. Udah gak apa-apa kok.. Gak pulang sekalian juga gak apa-apa.. Hehe.." Kekeh Renjun.

"Wah, gege jadi curiga.." Yuta angkat bicara.

"Kenapa?"

"Jangan-jangan, kamu ngundang pacar kamu main di sini ya?"

"Pacar apaan?!" Seketika rona merah mewarnai pipi gembil Renjun.

"Ohohohoo.. Oke oke.." Yuta tertawa sambil membuat simbol 'ok' dengan tangannya.

"Udah udah.. Sana berangkat! Husss!!" Renjun merangkul kakaknya dan pacar Winwin itu dan mendorongnya perlahan agar segera pergi.

"Dadah, Njuniee!!"

"Dadah, Injun!! Jangan gelap-gelapan yaa!!"

"Nggak kok, Yuta ge! Hati-hati di jalan!!"

•••••

"Kok bosen??" Renjun berguling-guling di atas lantai dingin. Kemarin memang hari yang menyenangkan, tetapi rasanya membosankan sekali saat Jeno sudah pulang.

"Ngapain yaa??"

"Ah, hiasin pohon lagi kali ya?" Renjun bangkit berdiri dan beranjak ke kamarnya, mengambil kantung yang berisi hiasan-hiasan pohon. Ia memasang semua hiasan itu seorang diri.

Sayangnya, ia masih merasa bosan.

Kembali tubuhnya dibaringkan di atas lantai. Renjun mengulang kegiatannya yang sebelumnya lagi, berguling-guling.

Ting!

Tiba-tiba sebuah bohlam imajiner muncul di atas kepalanya. Bagaimana dengan...

"...masak sesuatu asik nih."

•••••

"Chocolate chip... Chocolate chip... Ooh! Hershey's Kisses!" Renjun segera meraih produk cokelat itu dari rak dan memasukkannya ke dalam troli kecilnya. Ia ke supermarket bukan hanya untuk berbelanja bahan membuat kue, tapi juga berbelanja kebutuhannya yang lain.

Iya, kebutuhan yang lain.

Seperti...

"Cheese Balls!"

"Ooh! KitKat!!"

"Cheetos!!"

Yeah, kebutuhan Renjun adalah makanan ringan yang banyak. Tenang saja, kebutuhan membuat kuenya sudah ia masukkan ke dalam troli lebih awal.

"Cemilan adalah kebutuhan utama untuk hidup!"

"Nilai IPS mu berapa?" Suara itu membuat Renjun menoleh. Wajah seorang familiar baginya.

"Hyunjin ssi? Oh, halo!"

"Yeah, halo, Injunie.. Omong-omong kamu belum jawab pertanyaanku lho.." Hyunjin terkekeh lalu memasukkan sebungkus makanan ringan ke dalam keranjang belanjaannya.

"Um well—

Bruk!

"Aw!"

"Maafkan temanku dan kesarkasannya, Njun ah.."

Christmas with NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang