Tigabelas ✈

1.6K 98 22
                                    

~ Happy Reading ^^ ~







"mengapa kau baik sekali padanya oppa? Diakan hanya teman saja, aku tau kau sangat baik kepada siapa saja, tapi yang kau berikan itu padanya rasanya tidak pantas, em maksud ku bukan tidak pantas, tapi terlalu berlebihan sekali, bahkan tak sedikit tabungan mu terkuras karena membantunya, jika bibi tau maka kau akan dimarah habis-habisan oppa, kau sendiri juga sudah pasti tau tau bagaimana ibumu jika mengetahui semua ini" Jujur Nayeon sebenarnya sangat sakit hati dan cemburu, bahkan sangat cemburu sampai-sampai ia rasanya seperti mau menangis saja saat mengatakan kalimat itu tadi pada Chanyeol.

Chanyeol tau gadis itu sedang cemburu, terdengar dari nada bicara nya yang memang tidak suka, tapi ia tak akan marah pada gadis itu, karena ia tahu bagaimana Nayeon pada dirinya.

"Aniyo.. kau ternyata sangat perhatian sekali padaku" Chanyeol mengacak-acak rambut gadis itu gemas. Nayeon sedikit mengelakkan kepalanya dan memasang wajah sedikit masam.

Nayeon hari ini sangat cerewet dari biasanya setelah ia menceritakan bantuannya untuk Rose pada gadis itu.

Chanyeol diam sejenak lalu kembali berbicara "Hm..begini, Apakah yang kulakukan padanya itu benar-benar salah dan tidak pantas?" tanya nya spontan. emosinya tiba-tiba  itu karena terpengaruh emosi nya tadi.

Perkataan Chanyeol sukses membuat Nayeon yang sedang duduk dihadapan nya itu terlihat kaget, karena bagi gadis itu perkataan Chanyeol tadi terdengar seperti menuduhnya. Rasa perih sudah menjalar dihatinya, matanya merah memanas, airmata sudah menggenangi seluruh matanya, bila ia menggerakkan matanya sedikit saja maka airmata itu langsung akan tumpah begitu saja. Hanya mendengar perkataan Chanyeol seperti itu saja sudah membuat hatinya tercabik-cabik penuh luka.

Gadis itu tetap diam dan memandang lurus ke depan, lalu tiba-tiba membuang muka dan menangis tanpa suara. Menyadari kesalahan pada ucapannya, Chanyeol buru-buru berbicara lagi. "Eh, maafkan aku Nay, aku tidak bermaksud bertanya seperti itu, sudahlah tidak usah kita bahas lagi, intinya aku menolong Rose murni karena kasihan padanya, itu saja, sudah ya" Ia mengelus pelan bahu gadis itu, tidak mendapat respon apapun dari Nayeon, Chanyeol dengan paksa membalikkan wajah gadis itu menghadap padanya. Betapa terkejut nya pria itu mendapati wajah Nayeon sudah penuh dibanjiri airmata.

"Hey?! Mengapa kau menangis" Ia mengusap airmata Nayeon dengan ibu jarinya. "Maaf jika perkataan ku sebelumnya menyakiti perasaan mu, aku tidak tau mengapa bisa berkata seperti itu, aku hanya spontan saja Nayeon-ah, uljima, jeongmal mianhae" Ia menarik Nayeon kedalam pelukannya, mengusap pelan punggungnya untuk memberikan ketenangan pada gadis itu. Nayeon tetap diam sambil berurai airmata, tidak membalas pelukan Chanyeol.

"Sudah ya, tidak usah difikirkan, tidak ada maksud untuk menyudutkan mu Nay, hanya saja a-ku..." Ia bingung bagaimana menjelaskan perasaan nya pada gadis itu. "Hhh sudahlah tidak usah kita bahas lagi, aku minta maaf ya, tolong jangan menangis lagi" Ucapnya tanpa melepaskan pelukannya pada Nayeon.

🍃🌹🍃🌹🍃


Sudah satu tahun berlalu, kini Rose sudah sukses dengan usaha toko kue dan rotinya. Ia juga sering mendapat pesanan dalam jumlah besar tapi untungnya ia memiliki teman untuk membantunya mengurus usaha nya tersebut. Namanya Wendy, ia sangat baik hati, Rose sangat nyaman bekerja sama dengannya, Rose benar-benar beruntung, bisa bertemu dan berkenalan dengan orang sebaik Chanyeol dan teman-temannya, dan kini ia juga memiliki Wendy, teman wanita satu-satunya yang ia miliki dan pada saat tertentu Wendy bisa menjadi kakak yang dewasa dan perhatian untuknya.

Rose sudah menceritakan seluruh kisah hidup nya pada Wendy, bahkan gadis itu sampai menitikkan airmata saat Rose menceritakan seluruh kisah hidupnya pada Wendy, kecuali mengenai perasaannya pada Chanyeol, ia masih malu untuk mengatakan nya pada Wendy mungkin suatu hari nanti Rose akan jujur mengenai hal itu.

Until The End of Time 🕊 [ChanRosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang