Rio membenahi meja kerjanya setelah jam kerjanya telah usai. Ia mengalihkan pandangannya ketika seorang perempuan memakai celana hitam panjang berdiri di hadapannya dengan tersenyum manis.
"Ada apa, Citra?" tanya Rio seraya tetap menata mejanya.
Citra tersenyum manis lalu menyodorkan sebuah paperbag ke arahnya. Rio mengernyitkan dahinya bingung seraya memperhatikan paperbag yang berada di tangan Citra.
"Ini hadiah dari mama saya buat Dokter. Mama saya baru pulang dari Prancis kemarin" jelas Citra seraya tersenyum lebar.
Rio menghela napas lalu mengarahkan pandangannya pada Citra, "Hadiah untuk apa?"
"Karena Dokter sudah membantu koas saya" jawabnya seraya tersenyum.
"Itu sudah tugas saya" jawab Rio singkat lalu kembali menata mejanya.
Citra sedikit memajukan bibirnya kesal, "Please, terima ya, Dok. Dosa loh nerima rezeki" pinta Citra menghentikan gerakan Rio. Rio kembali mengarahkan pandangannya pada Citra seraya tersenyum datar.
Rio menerima paperbag darinya sontak membuat Citra tersenyum lebar, "Dokter pasti cocok banget pakai ini" pungkas Citra seraya melirik ke arah paperbag yang dipegang Rio.
"Terima kasih" ujar Rio seraya meletakkan paperbag di atas meja. Citra menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.
---------------
Baru saja Rio akan masuk ke dalam mobil, seseorang dengan beraninya menghentikan gerakannya dengan napas terengah-engah. Rio yang melihatnya hanya bisa menghela napas panjang.
Reynan meringis kecil melihat tatapan tajam sahabatnya. Ia menyipitkan matanya memohon pada Rio untuk mau memberikan tumpangan padanya.
Rio fokus pada kemudi dengan Reynan yang duduk di sampingnya, "Eh Yo, gimana ya gue bisa dapetin tuh Almira?" tanya Reynan menatapnya lesu.
"Nggak tau" jawab Rio singkat.
Reynan berdecak kesal mendengarkan jawaban sahabatnya, "Ya menurut lo, gue harus gimana supaya si Almira bisa deket sama gue?" seru Reynan dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Semua cewek itu sama. Jelas dia tertarik sama lelaki berduit" jawab Rio dengan santainya.
Reynan memutar matanya jengah mendengarnya, "Dari dulu gue juga tau" seru Reynan menatap kesal ke arah Rio.
"Maksud gue itu, gue harus gimana?" tanya Reynan kembali dengan nada sedikit memelan.
"Doa yang banyak" jawab Rio kembali membuat Reynan menahan rasa kesal sampai mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali ia memukul sahabatnya kali ini. Reynan menghembuskan napas perlahan lalu mengendurkan kepalannya.
"Gue tanya lo sama aja kayak gue ngomong sama patung" sindir Reynan dan hanya dibalas deheman oleh Rio. Reynan menghembuskan napasnya kembali lalu tersenyum datar menahan rasa kesalnya.
-----------------
Rio membuka pintu apartemennya dan mendapati Vania yang sedang sibuk menonton film di siaran televisi. Vania yang menyadari kedatangan suaminya hanya diam tanpa menyambutnya sontak membuat Rio heran.
"Sudah nyaman begini. Males berdiri" celetuk Vania dengan nada malasnya seraya tetap memperhatikan drama Korea yang ia tonton sontak menghentikan gerakan Rio yang melangkahkan kakinya ke arah kamar.
Rio hanya berdehem pelan lalu kembali melangkahkan kakinya tanpa peduli apa yang dilakukan istrinya. Setelah menyegarkan tubuhnya, Rio berjalan ke arah dapur mencari makanan yang akan ia makan sore ini.
"Van, masakannya mana?" teriak Rio seraya membuka lemari es.
"Nggak masak. Masih sakit tau! Bahan juga habis" teriak Vania menghentikan gerakan Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED DOCTOR
RomanceVania Martha Ayu, seorang perempuan yang memiliki wajah cantik dan senyuman yang manis. Rio Satrya Wardhana, seorang dokter yang memiliki wajah yang begitu tampan. Ia dikenal dengan sifatnya yang angkuh dan kaku. Kejadian di masa lalunya membuatnya...