Manis (Revisi)

108K 4.4K 59
                                    

Rio memakirkan mobilnya di salah tempat makan favoritnya. Ia berencana ingin membelikan Vania ikan bakar kesukaannya sesuai dengan apa yang diberitahukan oleh Nafis. Jujur saja ia merasa bersalah pada Vania karena telah memarahinya tadi.

"Mau pesan apa, Kak?" tanya seorang kasir perempuan menatap Rio terpesona.

Rio membaca buku menu yang tersedia mencari apa yang menjadi favorit Vania, "Gurame bakarnya dua sama gurame asam manis satu" pesan Rio yang langsung ditulis.

"Makan di sini atau take away, Kak"

"Take away" jawab Rio lalu dipersilahkan untuk menunggu.

Rio tersenyum membawa dua kantong plastik berisi pesanannya tadi. Sesampainya di depan pintu, Rio mengambil kartunya lalu menscannya.

Rio memasuki apartemen lalu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Vania. Ia melepaskan sepatunya lalu melangkahkan kakinya ke arah kamar mencari Vania.

Rio meletakkan pesanannya di meja sebelum ia membuka pintu kamar secara perlahan. Ia bernapas lega melihat Vania yang tertidur di kamar dengan buku yang masih ada dalam genggamannya.

Rio menutup pintu kamar secara perlahan agar tak membangunkan Vania. Ia berjalan mendekatinya lalu mencoba mengambil buku yang berada di tangan Vania secara perlahan.

"Ehmm" gumam Vania yang tidurnya terusik.

Rio yang mendengarnya sontak mengurungkan niatnya lalu melangkahkan kakinya cepat ke arah lemari seolah ia baru saja memasuki kamar, "Kakak udah pulang?" tanya Vania yang menyadari keberadaan Rio.

"Iya, saya baru pulang" jawab Rio seraya mengambil pakaian gantinya.

"Oh ya, tadi saya beli ikan bakar. Saya taruh di meja" pungkas Rio lalu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi mencoba untuk menghindari percakapan.

Vania yang mendengar kata 'ikan bakar' sontak langsung beranjak dari rebahannya. Vania tersenyum senang melihat dua kantong plastik di atas meja. Ia mendekatinya lalu membukanya.

"Wih enak juga nih" ujar Vania senang.

"Dia kok tau ya aku suka ikan bakar?" gumam Vania berpikir.

"Ah tak apalah" ujar Vania seraya mengendikkan bahunya.

Suasana hening menyelimuti acara makan mereka. Rio sedikit melirik ke arah Vania yang begitu lahap menyantap ikan bakar.

"Maaf untuk masalah tadi" ujar Rio melihat ke arah Vania.

Vania menghentikan gerakannya lalu mengarahkan pandangannya pada Rio, "Tak apa. Saya yang perlu minta maaf. Saya yang salah" balas Vania.

"Oh ya, terima kasih ikan bakarnya. Dokter tahu dari mana saya suka ikan bakar" pungkas Vania mengalihkan pembicaraan.

Rio membeku mencoba mencari jawaban. Ia tidak mungkin mengatakan jika ia yang mencari tahu, "Oh..... Itu saya pengen ikan bakar tadi. Jadi, ya sudah saya juga belikan untukmu" alibi Rio dan diangguki paham oleh Vania.

Rio melirik ke arah Vania yang begitu sibuk dengan laptopnya. Ia melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan malam.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang