Kesedihan (Revisi)

109K 4.1K 152
                                    


Reynan tersenyum seraya terus memandangi wajah Almira yang sekarang duduk di hadapannya. Ia sangat senang karena ia bisa lebih dekat dengan Almira tanpa ada penolakan dari Almira seperti biasanya.

Almira yang dipandangi oleh Reynan hanya bisa menghembuskan napas panjang lalu menyeruput kopinya, "Aku boleh tanya nggak?" tanya Almira dan diangguki cepat oleh Reynan.

"Dokter Rio itu udah punya pacar ya?" tanya Almira penasaran.

"Kenapa kamu tanya gitu?" tanya Reynan balik.

"Aku nggak sengaja denger gosip dari anak-anak koas dulu tapi lupa nggak tanya sama kamu" jelas Almira dan diangguki oleh Reynan.

Almira memang beda dengan perempuan lain. Ia tidak terlalu suka bergosip dan memilih fokus dengan pekerjaannya. Seperti gosip ini saja, ia baru menanyakannya sekarang.

"Rio udah nikah" pungkas Reynan sontak membuat Almira terkejut sampai membuka mulutnya.

"Nikah?" ulang Almira dan diangguki oleh Reynan.

"Sejak kapan?" tanya Almira kembali dengan mimik wajah yang masih terkejut.

"Udah sekitaran 6 bulanan" jawab Reynan lalu meminum jusnya.

"Kenapa pakek dirahasiain?" tanya Almira dan hanya dijawab gedikan bahu oleh Reynan.

Reynan meletakkan gelasnya kembali lalu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, "Katanya sih belum move on. Tapi secara persisnya, aku kurang tahu. Yang aku pikirin sekarang, Kenapa Rio mabuk kemarin?" jawab Reynan mengingat kejadian kemarin lusa saat ia melihat Rio semabuk itu.

"Mabuk? Dokter Rio mabuk? Kenapa?" tanya Almira sedikit terkejut. Dari dulu ia tak pernah mendengar cerita bahwa Rio suka mabuk-mabukan.

"Ya itu yang aku nggak tau. Mungkin mereka ada masalah" jawab Reynan dan diangguki oleh Almira.

"Tapi anehnya dia ngeracau nyebut nama Shafa terus" pikir Reynan seraya memijat pelipisnya. Jujur saja ia merasa bingung, Vania saja sudah begitu cantik tapi mengapa sahabatnya masih mengharapkan orang lain.

"Sudahlah. Jangan dipikir terus. Mereka sudah dewasa. Mereka pasti bisa cari solusinya sendiri" pungkas Almira dan diangguki oleh Reynan.

----------------

Rio berjalan beriringan dengan Shafa yang mengapit lengannya. Mereka sekarang ada di mall untuk menghabiskan waktu bersama.

Shafa sendiri begitu cantik memakai dress merah selutut dengan rambut tergerai. Sepulang dari bekerja tadi, ia mendapatkan pesan dari Rio bahwa Rio ingin mengajaknya jalan-jalan di mall.

Rio mengajak Shafa ke arah toko yang menjual pakaian perempuan. Ia ingin sekali membelikan pakaian, tas, dan alas kaki untuk Shafa.

"Pilih aja" titah Rio ketika melihat keengganan Shafa.

"Jangan di sini! Ini terlalu mahal" protes Shafa seraya mengedarkan pandangan ke penjuru toko.

Rio terkekeh pelan melihat mimik wajah Shafa, "Tak apa. Aku sudah lama tak membelikanmu. Jadi, pilihlah" ujar Rio lalu melangkahkan kakinya mendahului.

Shafa mencibikkan bibirnya kesal lalu melangkahkan kaki mengikuti Rio. Rio mengambil beberapa helai pakaian yang menurutnya begitu cocok untuk Shafa.

Rio berbalik dan melihat wajah kesal Shafa. Rio tersenyum lalu memberikan pakaian itu pada Shafa untuk dicoba. Shafa yang melihat tatapan paksaan dari Rio hanya bisa menghembuskan napas panjang lalu berjalan ke arah ruang ganti.

Rio tersenyum melihat Shafa yang baru keluar dari ruang ganti dengan memakai dress putih yang begitu cocok dengannya, "Cantik" puji Rio sontak membuat pipi Shafa bersemu.

MY BELOVED DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang