TBOU [Sequel 3] : Born Form The Pain

3.4K 129 17
                                    

Sebenarnya sesuatu yang paling mengerikan didunia ini bukanlah kegagalan, karena kau bisa berusaha bangkit kembali. Dan bukan juga pula ditinggal orang-orang yang kau cintai, karena cinta isa kau temunkan kembali. Tapi, sesuatu yang sangat mengerikan didunia ini adalah ketika kau dibelenggu rasa kesepian.


"Satoru, Kenapa keadaan desa sangat sepi."

Bocah bersurai hitam legam itu tampak mengedarkan onyx tajamnya menyapu seluruh pemukiman warga. Jika dilihat-lihat memang benar adanya, pemukiman warga tidak ada satupun yang memancarkan pendar cahaya, padahal hari sudah menjelang malam.

"S-Satoru, aku takut." cicit Natsuki.

"Hn, lebih baik kita lekas bergegas kerumah Natsuki. Aku merasa ada yang tidak beres sejak tadi."

"K-Kenapa tadi Ayahmu tidak mengantar langsung kerumah saja sih Satoru, Kalau Ayahmu mengantar sampai rumah pasti tidak seperti ini kan? Ayahmu itu tidak punya khawatir sam-sekali dengamu ya."

Satoru terdiam mendengar ucapan Natsuki, benar. Rasanya Ayahnya begitu berubah, ia seperti sudah tidak peduli dengannya maupun Ibunya.  Tapi ia mencoba mengenyahkan pemikiran itu.

"Aku yakin Ayah melakukan itu bukan tanpa alasan. Mungkin keadaan diluar sana lebih membutuhkan Ayah daripada kita." ujarnya sambil menatap kearah langit yang mulai menghitam."

"Tapi Satoru, apa begitu sulit hanya mengantar sampai rumah lho. Kan kau anaknya, masa lebih mengkhawatirkan orang lain daripada anakanya sendiri, kau yakin dia Ayahmu Satoru?"

Satoru hanya bisa diam mengabaikan, bukan berarti sepenuhnya ia mengabaikan, hanya saja dada kirinya sudah cukup sakit memikirkan itu. Ia hanya tidak mau itu berlanjut dan semakin sakit.


Syuuuuuuuthhhhh!

TRANG!


"Kyaaaa!!!"

"!!!"

"Natsuki kau baik-baik saja!?" tanya Satoru cemas.

Sedang bocah seumuran dengannya yang bernama Natsuki itu hanya terpaku dan masih shock atas kejadian beberapa detik yang lalu. Sungguh tadi ia nyaris tertusuk kunai yang melesat cepat menuju wajahnya, hingga sebuah shuriken lain membentur dan mencegah semua itu terjadi.

"Apa yang sedang kalian lakukan! kenapa berkeliaran ditempat ini! bukankah sudah dihimbau untuk tidak keluar dari pengungsian!"

Satoru menoleh kesumber suara, seorang Jounin rupanya. Ia tampak marah namun ada gurat khawatir disana, laki-laki bersurai panjang dan bermata perak. Hampir saja ia mengira itu adalah wanita.

"Maaf paman, kami tersesat. kami hanya murid akademi yang terpisah dari rombongan." ujar Natsuki yang sudah mulai tenang.

"Astaga, tempat ini berbahaya. Ayo, aku antar kalian kepengungsian."

"Tunggu, Paman Neji, sebenarnya apa yang sedang terjadi?" ujar Satoru yang sudah mulai mengenali Jounin dehadapannya.

Orang yang dipanggil Neji itu menyernyit sesaat. Ia mengamati tubuh mungil Satoru dengan seksama."Kau? Kau putranya Sasuke kan? Ya ampun ternyata benar, kalian sangat mirip sekali."

"Paman jawab pertanyaanku." tegas Satoru.

Sedang Natsuki yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa terus menatap bergantian kearah mereka berdua.

"Akan aku jelaskan, setelah membawa kalian ketempat yang aman terlebih dahulu."

Setelahnya, mereka bergegas pergi menuju kepengungsian terdekat dari wilayah itu. Satoru masih bergelut dengan pikirannya. Ini terlalu tiba-tiba baginya, padahal pagi tadi semua masih baik-baik saja. Sebenarnya apa yang sedang terjadi. Dan Ayahnya juga kembali tanpa mengunjungi  rumah terlebih dahulu dan terlihat buru-buru pergi kembali.

The Blood of UchihaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang