PROLOG

165 35 42
                                    

Perempuan mungil berusia 7 tahun yang duduk di dekat jendela berbentuk persegi, tangan kananya menopang dagu nya sedangkan tangan kirinya ia lipat, ia termenung memandangi seorang lelaki seusianya bermain bola di tengah derasnya hujan dengan Papanya. Dilihatnya lelaki itu terlihat sangat bahagia tak disadari air matanya jatuh dengan sendirinya,kenyataan pahit yang menerpa dirinya.
ya, Papa kesayangannya, Papa yang mengenal kan nya tentang indah nya pelangi kini sudah tiada, sekitar berapa bulan yang lalu Papanya ada di antara penumpang jatuhnya pesawat di pegunungan namun, sampai sekarang Papanya belum di temukan.

"Ma?" panggil nya masih menatap kearah luar jendela.

"Iya Ara kenapa?" jawab wanita setengah baya yang duduk di sofa sambil meminum teh.

"Ara kangen Ma sama Papa, Ara pengen bermain kaya cowok itu sama Papa, terus liat pelangi." tunjuknya dengan tangan mungil miliknya.

"Doa in aja Ara semoga Papa tenang sayang." tiba tiba air mata Wenda-Mama cewek yang memanggil Ara menetes mengingat suaminya.

"Ara yakin Ma, Papa baik baik aja, jadi jangan berfikir seperti itu terus." sergah Ara, cewek pemilik nama asli Tamara itu.

Tak terasa hujan mulai mereda ia melangkahkan kakinya keluar, dengan sedikit berlari.

"Ara jangan lari lari sayang, mau kemana?" tanya Wenda yang melihat putrinya.

"Ara mau liat pelangi Ma,Ara kangen Papa." jawabnya, ya setiap kali Ara melihat pelangi rasa rindunya dengan Papa nya sedikit hilang.

"Pelangi ga selalu ada sayang." teriak Wenda namun Ara tetap berlari menuju halaman depan.

Tamara hanya berdiri memandangi langit yang sedikit gelap sehabis hujan, ia menunggu sampai pelangi itu ada namun, tidak ada tanda tanda pelangi akan memperlihatkan warna cantik nya yang terlihat di langit hanya lah langit yang sedikit berwarna jingga menandakan senja akan datang.

"Kenapa masih di situ sayang? Masuk udah sore." ajak Wenda yang menghampiri putri kesayangannya yang tetap berdiri memandangi langit.

"Ara mau liat pelangi Ma, kenapa ga ada?" tanya Ara karena belum terlalu mengerti terbentuknya pelangi.

"Sayang, pelangi itu terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Ketika sinar matahari melalui tetesan air, cahaya itu akan jadi pelangi, kalau sinar matahari ngga melalui tetesan air ga akan ada pelangi. Udah ngerti kan sekarang? Ayo masuk." jelas Wenda panjang lebar, namun Ara tetap diam di tempat.

"Tapi Ma--"

"Udah ayo masuk." akhirnya Ara menuruti kata Wenda dan masuk kedalam dengan muka yang muram.

10 tahun kemudian...

Dan hingga sekarang Tamara sudah menginjak umur 17 tahun ia belum melihat kedatangan pelangi yang ia nanti nanti kan, akan kah Tamara bisa melihat nya di kemudian hari?

___

Ken🍒

The Rainbow After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang