HAPPY READING 🙌
🍒
Sekesal kesalnya seseorang ia tidak akan melampiaskan kekesalan nya dengan orang terdekat nya._____________________________
Pak Rahmat melihat foto yang ada di
kamera putih milik Deven, dan Deven hanya menggigit bibir bawahnya.
"Tuh kan pak dia tercyduq makannya muka nya pucet gitu." ujar Tamara."Foto apa apa an ini." teriak pak Rahmat.
"Bener kan pak dia ngambil foto aib saya." terlihat senyum kemenangan dari bibir Tamara.
"Ini cuma foto lukisan pelangi yang ada di kelas kamu Tamara, tidak ada foto kamu." tegas pak Rahmat dan Tamara hanya bingung jelas jelas tadi Deven menjepret kan kearahnya.
"Sini pak liat." mengambil kamera dari tangan pak Rahmat."Jadi orang jangan ke gr an." cibir Deven sedangkan Tamara sibuk mencari fotonya di kamera milik Deven.
"Kok ga ada sih." yang terus mencari fotonya namun tetap tidak ada, yang ada ialah foto panorama pelangi.
"Sini," menarik kamera tersebut. "lo cari sampe tangan lo kapalan tetep ga ada."
"Untung ga rusak." mengecek kamera kesayangannya yang sehabis di pegang oleh Tamara."Emang gue tukang ngerusakin barang apa!" ujarnya tidak terima.
"Sudah sudah sekarang kamu Deven, kembali ke kelas, terus kamu Tamara bantuin bapak bawa buku ini ke ruang BK." jelas pak Rahmat dan mereka mengikuti ucapannya.
***
Sehabis menghantarkan buku di ruang BK Tamara kembali ke kelas dengan raut muka kesal, Shela dan juga Rintan melihat Tamara seperti itu hanya diam dari pada kena murkanya Tamara.
Selama jam pelajaran Tamara hanya termenung sambil mencoret coret bukunya dengan pena multi warnanya. Ia tidak memperhatikan pak Wahyu menerangkan fisika yang menurut nya membosankan padahal dirinya masuk IPA.
"Tamara kamu nulis apa?!" tegur pak Wahyu.
"Ini...pak...mencatat apa yang bapak sampaikan." ujarnya berbohong.
"Yasudah perhatikan dulu, jangan sibuk sendiri." tegas pak Wahyu dan melanjutkan menerangkannya.
Kringggg...kringgg....kringgg
"Berhubung sudah waktunya jam pulang kita lanjut besok." pak Wahyu mengakhiri sembari merapikan buku ya ia bawa.
"Assalamualaikum." keluar dari kelas.
"Ahirnya bebas juga dari pelajaran sejarah yang membosankan." Tamara mengangkat tangannya meregangkan otot otot tangannya.
"Aneh ya lo Tam masuk IPA ga suka Fisika." ujar Rintan.
"Berhubungan dengan Fisika buat gue mules."
"Oh ya Rin lo bawa kendaraan sendiri ngga?" tanya Tamara.
"Ngga gue di jemput nyokap kaya biasa, Shela tu tadi bawa motor." menunjuk Shela yang sedang merapikan bukunya.
"Gue bareng lo ya Shel, abang gue sibuk nyokap gue di kantor. Ya Shell."
Rengek Tamara yang seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow After Rain
Ficção AdolescenteSetiap waktu ku selau teringat tentang mu, warna warni pelangi di langit menjadi saksi akan kerinduan ku padamu. Aku tanpa mu seperti pelangi tanpa warna, semua terasa hampa. Seiring berjalannya waktu aku di pertemukan oleh seseorang yang mampu memb...