HAPPY READING 🙌
Pelangi datang nya lama perginya cepet kaya kamu(¬_¬)
_______________________________________
Tamara sudah berada di meja makan bersama Mamanya dan Tirta-kakaknya yang masih berkuliah di salah satu universitas di Jakarta. Di meja makan sudah tersedia berbagai macam lauk dan sayur yang telah di siapkan Wenda.
"Kaya ada yang kurang Ma." teliti Ara nama panggilan nya dirumah.
"Apa? Oh ya Mama lupa buatin sop kesukaan mu." jawab Wenda yang melihat ke arah makanan di atas meja.
"Bukan itu Ma?"
"Terus apa dong sayang?" Wenda berbalik tanya.
"Papa Ma yang kurang, walaupun udah lama Ara kangen sama Papa." terlihat dari manik mata Tamara ia menahan tangisnya.
"Udah sayang jangan galau galau terus dong tetap senyum," ucap Wenda dengan menarik ujung bibirnya memperlihatkan senyuman. "Udah cepetan sarapan nya terus berangkat sama bang Tirta." lanjutnya.
"Yaudah yuk Ra." ajak Tirta.
"Ma Ara sama bang Tirta berangkat dulu ya." pamit nya dan mencium punggung tangan Wenda, dan begitu juga Tirta."Assalamualaikum Ma." yang sudah naik di atas motor.
"Wallaikumsalam hati hati ya." teriak Wenda dan di beri jempol oleh Tirta.
Wenda menatap punggung kedua anaknya yang sudah menghilang, ia sedikit sedih melihat anak anak nya tumbuh besar tanpa adanya seorang Papa namun, walaupun sudah 10 tahun sendiri Wenda tak berniat untuk menikah lagi, ia yakin bahwa suaminya akan datang dengan senyuman yang selalu di tanamkan oleh kedua anaknya, walaupun itu tidak mungkin.
"Mas liat anak anak kita sudah tumbuh dewasa." ucapnya dan langsung masuk kedalam rumah.
***
Sampailah di depan pagar bercat orange dengan gedung sekolah berwarna hijau tua, Tirta memberhentikan motornya dan Tamara pun langsung turun dari motor, ia mengulurkan helm kepada Tirta dan berpamitan kepada kakaknya itu.
"Bang Ara berangkat dulu ya."
"Oh ya Ra nanti abang ga bisa jemput kamu, lagi banyak tugas di kampus kamu pulang sendiri gapapa ya." pinta Tirta kepada Tamara.
"Iya gapapa ntar Ara bisa naik bus." jawab nya dan meninggalkan Tirta.
Tamara melewati gerbang samping yang masih terbuka lebar pasalnya ia berangkat masih terlalu pagi, ia berjalan melewati jalan setapak yang di pasangi paving untuk menuju kelasnya yang terletak di belakang masjid sekolah. Dilantai bawah terdapat kelas 10 dan kelas 11 sedangkan di lantai atas terdapat kelas 12 dan kantor guru. Ia menggendong tasnya dengan bernyanyi nyanyi tidak jelas memang Tamaralah selalu menunjukkan ekspresi ceria ketika di sekolah beda jika dirumah. Dan tibalah di depan kelasnya yang terdapat Shela dan juga Rintan yang memegang sapu karena sedang piket.
"Pagi bu." sapa Shela sahabatnya kepada Tamara yang sedikit mengejek.
"Apasih lo Shel." jawab Tamara yang melangkah kan kakinya masuk.
"Tam lo tadi bareng abang lo yang ganteng itu ya." tangannya menarik ujung tas Tamara yang hendak masuk sontak ia berbalik menghadap Shela dan juga Rintan.
"Woy kutu jangan narik narik napa, siapa? bang Tirta?" tanyanya dengan memutar kedua bola matanya.
"Iyalah siapa lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainbow After Rain
Fiksi RemajaSetiap waktu ku selau teringat tentang mu, warna warni pelangi di langit menjadi saksi akan kerinduan ku padamu. Aku tanpa mu seperti pelangi tanpa warna, semua terasa hampa. Seiring berjalannya waktu aku di pertemukan oleh seseorang yang mampu memb...