TIGA:ternyata?

67 25 11
                                    

HAPPY READING 🙌

🍒
Sampai ke ujung Neptunus pun akan gue kejar.
___________________________________

Jam beker terus berbunyi dengan nyaring, alih alih tangan milik Tamara menyentuh benda berkarakter Hello Kitty, ia memencet tombol paling atas memberhentikan agar tidak berbunyi lagi.
Jam yang terus berputar hingga menunjukkan pukul 06.20 namun, Tamara belum bangun pasalnya semalam mendengarkan Shela curhat hingga larut malam.

Matahari yang menyinari wajahnya membuat dirinya terbangun merasakan kehangatan yang disinarinya. Sontak matanya terbelak melihat jam yang hampir pukul setengah 6.

"Astaga! gue kan sekolah.
dodol banget sih." menepuk jidatnya dan langsung menyambar handuk.

Tamara belum seutuhnya siap, dasi belum ia pasang, sepatu belum terikat, baju masih acak acak an dan ditambah lagi rambut yang tak beraturan. Ia cepat cepat mengambil sandwich di piring dan meneguk segelas susu.

"Ma bang Tirta mana?"

"Bang Tirta nginep tempat temennya." teriak Wenda yang sedang di kamar mandi.

"Yaelah Mama masih lama ngga?"
"Masih dong sayang, namanya mandi ga boleh cepet cepet."

"Yaudah Ara berangkat, Assalamualaikum." pamitnya dan bergegas sekolah.

Sampai di luar rumah dia hanya mematung di tempat, dirinya bingung harus naik apa menuju sekolah, apalagi jarak yang di bilang lumayan jauh.
Mobil merah dari kejauhan hendak lewat ia yakin itu mobil milik Nata, ia langsung berdiri di tengah tengah jalan dengan tangan yang ia rentangkan seperti mau bunuh diri, dan mobil itu berhenti dengan mendadak.
Tanpa aba aba ia langsung nyelonong masuk ke mobil.

"Eh gila ya lo, kalo gue tabrak gimana?" omel Nata.

"Tapi lo ga nabrak gue kan? Cepetan nanti telat." memburu buru Nata serasa supir nya, dan sedikit membenarkan rambut, dan menali sepatunya.

Nata masih sama mengenakan masker dan kacamata hitam, ntah alasan nya apa tapi menurut Tamara itu sangat aneh.

"Gue yakin pasti nih orang bener bener GiTong makanya pake masker terus." ucapnya dalam hati. Fikiran negatif terus menghantuinya.

Nata menyetir dengan kecepatan normal, tapi di jam jam genting seperti ini tidak pas jika hanya bersantai santai.
"Woy cepet dikit napa? Kalo ga bisa bawa mobil biar gue aja." cerocos Tamara membuat Nata pusing mendengar ocehan nya. Dengan cepat Nata menginjak rem.

"Pelan pelan aja gue ga mau mati gegara lo nyetir mobil ugal ugal an." teriak Tamara, entah maunya apa.

Intinya cewek itu ribet pikir Nata.

Akhirnya sampai di halaman sekolah yang sudah banyak kendaraan yang ada disana, Nata memarkirkan mobil dekat dengan lobi, Tamara langsung turun tanpa mengucapkan terimakasih.
Nata dengan cepat mengejar Tamara dan memegang pergelangan tangan miliknya.

Siswa maupun siswi yang berdiri di sekitar lobi hanya bingung melihat dua sejoli yang sehabis turun dari mobil itu.

"Eh Raf itu bukannya Deven ya, ngapa dia pake masker sama kacamata segala. Terus tuh cewek siapa? Gue aja sahabatan sama dia bertahun tahun ga boleh tu naik mobilnya." tanya Vinto kepada Rafa yang kebetulan berada disitu.

"Kayanya kelas sebelas." ujarnya pelan karena Rafa paling pendiam di persahabatan mereka.

"Lepasin gue!" ujarnya karena ia buru buru mengingat jam pertama adalah Bahasa inggris yang gurunya super duper galak.

The Rainbow After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang