Gue berjalan cepat. Semalam, pak Yuta bilang gue harus datang jam empat pagi. Ada hal penting katanya
Gue segera memasukkan beberapa digit nomor dan menaruh tas gue di sofa sebelum mencari pak Yuta
Gue melirik ke kamarnya. Dia masih tidur. Biasanya dia bakal bangun jam setengah lima buat olahraga sebentar. Terus dia lanjut mandi dan sarapan. Baru pukul enam dia berangkat bareng gue
Gue mendekat ke arah pak Yuta. Kemudian menepuk perlahan pundaknya. Pak Yuta menggeliat, gue menjauhkan sedikit tangan gue, kemudian menepuk pundaknya lagi
Pak Yuta membuka matanya. Kemudian meregangkan otot-ototnya dan duduk perlahan. Gue memberikan segelas air putih yang ada di nakasnya. Pak Yuta meneguk setengah air itu lalu memberikannya ke gue
"Ada apa pak?" Ucap gue
"Semalam kamu pulang tanpa pamit"
"Tapi saya tinggalkan catatan, Pak"
"Apakah itu sopan? Yoo Haera?" Tanya pak Yuta. Gue menunduk dan memainkan kuku-kuku gue
"Saya tanya, apakah itu sopan?"
Gue menggeleng, masih setia menunduk. Nggak berani natap mata pak Yuta
Pak Yuta mengangkat dagu gue. Memaksa gue buat natap wajahnya, "kalau tidak sopan kenapa dilakukan?" Tanyanya sarkas
"Maafkan saya pak" gue pun akhirnya meminta maaf. Pak Yuta melepaskan tangannya dari wajah gue dan bangkit dari ranjangnya. Gue pun membereskan ranjangnya dan berjalan ke arah walk in closet miliknya. Memilihkan baju yang sesuai dengan pak Yuta
Pak Yuta ini pemilih. Jika baju yang gue pilihin nggak sesuai, dia bakal menolak sampai gue memilih baju yang sesuai dengan selera dia
Gue memutuskan memilihkan kemeja bewarna maroon dengan setelan jas bewarna hitam. Gue hari ini memilihkan pakaian dengan kesan yang cukup mewah tanpa dasi
Setelah selesai dengan baju. Gue pun berjalan keluar dan masuk ke ruangan khusus tempat pak Yuta menyimpan koleksi sepatunya. Gue pun sempat melirik pak Yuta yang sibuk dengan treadmill miliknya
Gue berjalan masuk dan memilihkan sepatu serta jam tangan yang senada dengan bajunya. Setelah selesai, gue berjalan ke arah ruangan yang menjadi tempat pak Yuta olahraga sehari-hari
Tok! Tok!
Gue mengetuk pintu, membuat pak Yuta menghentikan kegiatannya dan menatap gue meminta penjelasan
"Hari ini mau mandi pakai air hangat atau dingin pak?" Tanya gue
"Hangat, tambahkan ekstrak mawar dan lilin" pak Yuta melanjutkan kegiatannya. Gue mengangguk paham dan berjalan menuju kamar mandi. Gue mengambil bathrobe baru dan handuk lalu menaruhnya di gantungan dekat dengan bath up. Gue berjalan ke arah lemari kecil dan mengambil ekstrak mawar, tak lupa menghidupkan lilin relaksasi
Gue memutar kran air hangat dan memasukkan satu tutup botol ekstrak mawar. Setelah selesai, gue mengecek suhu dan mematikan kran. Kemudian jalan keluar buat manggil pak Yuta
"Pak airnya sudah selesai" ucap gue. Pak Yuta mengangguk, kemudian melepas kaosnya dan menaruhnya di tepi ranjang
Sumpah, kalo gue nggak ingat Taeyong, pak Yuta udah gue terkam daritadi
Otot perut yang terbentuk dengan sempurna, V line juga tercetak dengan indah. Tak lupa keringat yang menetes melalui dada bidangnya. Gue pun segera berlalu keluar daripada goyah iman gue
Gue akui memang pak Yuta ini ganteng, kaya dan seksi. Tapi sifat dia yang dingin dan pemilih membuat kebanyakan wanita menjauh dari dia. Pak Yuta nggak suka komitmen, dia bakal melakukan apa yang dia mau tanpa terikat suatu hubungan
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret : Nakamoto Yuta
Short StoryKisah klasik. Gue yang ga sengaja tidur bareng bos gue yang dingin dan datar kaya kulkas "Haera saya menggaji kamu bukan untuk menggosip hal yang tidak penting" © jae-niverse