Setelah rapat dan makan siang. Gue kembali ke ruangan gue dengan muka yang sedikit lelah
"Hae, gimana?" Tanya Doyoung. Gue menggeleng. Kayanya hari ini pak Yuta nyuruh gue buat lembur lagi, soalnya dia nggak ada kerjaan habis ini
Doyoung menghela napas berat, kemudian mengangguk dan menepuk pundak gue, "jangan terlalu maksain diri, Hae. Lo juga butuh istirahat" gue mengangguk. Perkataan Doyoung benar, hampir satu kali dua puluh empat jam gue ga bisa melepas ponsel gue. Takut tiba-tiba pak Yuta butuh dan gue nggak tahu
"Haera, kamu ke ruangan saya sekarang" pak Yuta yang lewat depan gue langsung menyuruh gue buat ngikutin dia ke ruangannya
Gue pun mengekori pak Yuta sambil masih membawa dokumen bekas rapat tadi
"Duduk" titah pak Yuta. Gue pun segera duduk
Pak Yuta jalan ke lemari yang isinya berkas-berkas perusahaan. Lalu mengambilnya dan menaruh ke meja dengan sedikit membantingnya
"Periksa berkas itu" ucap pak Yuta. Gue menatapnya sekilas kemudian memajukan sedikit kursi gue
Gue membuka-buka berkas itu dengan teliti. Setelah selesai gue baca dengan teliti, gue menatap pak Yuta
"Kamu hapalkan, besok kita lusa kita ke Jerman. Kamu presentasikan apa yang kamu baca" gue membulatkan mata gue. Dua hari itu waktu yang sedikit untuk menghapal hampir enam ratus lembar kertas. Belum lagi tulisan itu sangat banyak
Gue menatapnya ragu, kemudian dia menghela napas, "pahami saja. Tidak usah sama persis tapi kamu pahami intinya"
"Tapi saya nggak bisa bahasa Jerman pak" kata gue
"You can speak English, right?" Gue mengangguk
"Then use it"
Pak Yuta menyenderkan badannya, setengah bersandar. Kemudian menanggalkan jasnya. Menyisakan kemeja merah dengan dua kancing yang sudah di lepas
"Hapalkan di sofa. Kamu boleh pulang awal. Tapi untuk menghapalkan, bukan buat ke bar" gue meliriknya 'dia nguping gue ya?' batin gue
Gue pun berjalan ke arah sofa. Lalu membaca mulai dari halaman pertama. Kemudian gue pahami dan gue ubah menjadi bahasa Inggris. Nggak sia-sia gue dulu ambil kelas bahasa Inggris waktu kuliah
Gue sesekali melirik pak Yuta yang terlelap di kursinya. Kantung mata yang menghitam. Dahinya yang mengerut, serta bibir merahnya yang sering mengeluarkan kata-kata pedas kini terlihat damai. Coba aja pak Yuta itu ramah, murah senyum, dan humoris, gue pasti dengan senang hati menghabiskan waktu dua puluh empat jam untuk menatap wajah pak Yuta
Pak Yuta sedikit bergerak, membuat gue cepat-cepat mengalihkan pandangan gue kemana saja. Gue berdehem dan membenarkan posisi gue, kemudian melanjutkan kegiatan gue
---
Gue membukakan pintu untuk pak Yuta. Kemudian masuk ke kursi kemudi
Ternyata sore ini pak Yuta ada acara keluarganya. Gue mengantarkan pak Yuta ke arah bandara kecil milik Nakamoto Group.
Selain bergerak di bidang elektronik. Nakamoto Group juga bergerak di bidang penerbangan dan mesin.
Pak Yuta masuk ke dalam jet pribadi dengan logo N dan garis bewarna hitam yang menghiasi badan jet. Gue mengantarkan pak Yuta sampai masuk ke dalam. Lalu kemudian pamit. Namun, saat gue pamit, pak Yuta menahan tangan gue. Gue menoleh ke arah pak Yuta
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret : Nakamoto Yuta
Short StoryKisah klasik. Gue yang ga sengaja tidur bareng bos gue yang dingin dan datar kaya kulkas "Haera saya menggaji kamu bukan untuk menggosip hal yang tidak penting" © jae-niverse