09

4.9K 537 120
                                    

Gue menatap diri gue di cermin kamar

"Huh, kamu bisa, Hae. Semangat" gue mengikat rambut gue dan mengambil tas yang ada di kursi

Gue menggeleng saat melihat pintu gue yang masih dalam perbaikan itu. Terkekeh geli mengingat bagaimana bar-barnya Nakamoto Yuta

Gue melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kanan gue. Segera gue berlari turun mengejar bus terakhir pagi ini

Langkah kaki gue berhenti saat melihat sosok tinggi dengan setelan jas bewarna hitam sedang menatap ke arah gue

Laki-laki itu berdiri, tersenyum kemudian mengacak rambut gue lembut

"Saya takut kamu ingkar janji, makanya saya datang jemput kamu" pak Yuta tersenyum manis. Membuat gue terbengong

"Yuk berangkat" pak Yuta menarik tangan gue dan menuntun gue ke mobilnya. Pak Yuta membukakan pintu dan mempersilahkan gue untuk masuk

"Kamu sudah sarapan?" tanya pak Yuta. Gue menggeleng

Pak Yuta melirik jam yang ada di pergelangan tangannya

"Kalau mau sarapan sekarang, mungkin nggak akan sempat. Nanti kita sarapan di kantor saja. Saya suruh Hyeoyeon untuk menyiapkan" jelasnya

"Eh pak, s-saya gapapa kok. Nanti saya siapkan sarapan untuk bapak"

Pak Yuta menggeleng, "kamu juga belum sarapan 'kan. Kita sarapan sekalian saja" gue menatapnya. Pak Yuta melirik gue sesekali

"Kenapa? Kamu tidak nyaman?"

"B-bukan gitu, Pak"

Gue bukan nggak nyaman atau gimana. Tapi pelan-pelan, jangan langsung gas pol begini bapak. Saya belum siap

"Ya sudah, nanti kalau kamu nggak nyaman kamu saja yang sarapan"

"Bapak gimana?"

"Saya yang suapin kamu"

"Paakkk" gue memukul lengan pak Yuta. Pak Yuta terkekeh geli

Mungkin maksud pak Yuta baik, mau mengembalikan gue yang dulu. Tapi gue yang merasa setelah kejadian itu, semua nggak bakal sama. Pasti semua bakal berubah. Terutama hubungan gue dan pak Yuta

Gue menghela nafas, membuat pak Yuta melirik gue

"Maaf, saya bikin kamu ga nyaman ya?"

"Tidak, Pak. Saya yang seharusnya meminta maaf. Saya seharusnya tidak lancang. Sa-"

"Haera, stop. Ini bukan sepenuhnya salah kamu. Kamu tahu itu kan?"

"Saya banyak memikirkan kemungkinan yang akan terjadi kalau saya melakukannya malam itu. Termasuk kemungkinan yang satu ini"

"Saya tahu hubungan kita bakal kaya gini. Tidak seperti sebelumnya. Tapi saya berusaha memperbaiki kesalahan saya. Karena saya tahu  hal kaya gini pasti susah diperbaiki" pak Yuta menarik tangan gue, menggenggamnya kemudian mengusapnya lembut

"Saya tidak tahu sejak kapan. Tapi selama seminggu kamu tidak masuk, bukan cuma Hyeoyeon dan Doyoung yang panik, tapi saya juga. Beberapa rapat yang saya hadiri berujung saya hentikan ditengah-tengah. Karena saya merasa ada sesuatu yang kurang lengkap. Kamu tidak disana. Saya sadar, saya butuh kamu. Saya ingin kamu selalu ada buat saya. Bukan sebagai sekretaris, tetapi sebagai wanita. Sosok yang selalu jadi tumpuan saya ketika saya lelah"

"Saya tahu mungkin ini terlalu cepat untuk kita berdua. Tapi selama kita jalani perlahan, saya yakin kita bisa" mobil pak Yuta berhenti di basement. Pak Yuta memutar tubuhnya mengahadap ke arah gue

"Haera, saya benar-benar minta maaf atas semua yang terjadi selama ini. Saya sering merepotkan kamu, membuat kamu kesal. Tapi saya benar-benar butuh kamu"

Gue menatap dia, kemudian mengusap tangannya

"Kalau bapak terus seperti ini, saya makin merasa bersalah sama bapak. Bapak tahu kan saya masih di fase berantakan? Saya baru saja ditinggal pacar saya pak, saya bahkan tidur dengan atasan saya sendiri. Beberapa hari ini hidup saya sedang hancur. Saya tidak yakin bisa memulainya lagi"

"Tapi bapak datang, bapak yang membuat saya mau untuk memulai hidup saya yang baru. Dan saya sangat berterima kasih untuk hal itu. Saya belum yakin, apa bisa hidup saya diperbaiki" gue menatap dia dalam, menguatkan diri supaya semua kembali seperti biasanya

"Let's fix it together" ucap pak Yuta

"Ayo perbaiki semuanya bersama. Saya bantu kamu, tugas kamu cukup bertahan selama saya memperbaiki hidup kamu" Pak Yuta menarik gue ke dalam pelukannya. Gue terpaku. Entah, gue sendiri masih bimbang dengan diri sendiri. Gue belum bisa menerima diri sendiri, apalagi menerima orang baru

"Perlahan, saya tidak akan memaksa kamu. Ya?"

Gue mengangguk, kemudian membalas pelukannya hangat

Cekrek

"Udah gue duga, pasti mereka ada sesuatu" gumam seseorang yang melihat keduanya. Kemudian berjalan masuk ke dalam setelah mengumpulkan bukti

Pak Yuta melepas pelukannya, kemudian gue dan dia berjalan keluar dari mobil

Gue nggak mungkin berhenti disini aja. Hidup terus berjalan, semoga kali ini lebih baik

~tbc~

hallo?

yutuber bang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Secret : Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang